TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Filosofi Hidup Orang Jawa tentang Hidup Sederhana dan Ketenangan

Semua orang bisa menerapkannya!

Ilustrasi para abdi dalem keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)

Orang Jawa terkenal dengan tutur katanya lembut dan penampilan yang sederhana. Mereka juga dikenal sebagai pribadi yang rajin dan memiliki dedikasi tinggi dalam setiap pekerjaannya. Bukan hanya sederhana dalam penampilan, masyarakat Jawa juga memiliki filosofi hidup yang menginspirasi setiap orang untuk tetap hidup rukun, tanpa saling menjatuhkan.

Apa saja filosofi yang bisa kita pelajari? Dalam ulasan ini kita akan membahasnya. Simak terus, ya!

1. Nerima ing pandum

Ilustrasi masyarakat Jawa (Instagram.com/jawade.id)

Nerima ing pandum dalam bahasa Jawa artinya menerima segala pemberian. Filosofi yang mendalam dalam budaya Jawa yang mengajarkan pentingnya sikap menerima segala hal dengan lapang dada.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, sikap ini menuntun orang untuk menghadapi cobaan dengan ketenangan hati serta kesabaran yang tinggi. Filosofi ini juga mengajarkan kita untuk menerima apa yang sudah diberikan oleh Yang Maha Kuasa dan tidak menjadi orang serakah untuk merebut hak yang bukan milik kita.

2. Sugih tanpa bandha

Ilustrasi masyarakat Jawa (instagram.com/wahpoenk)

Sugih tanpa bandha artinya kaya tanpa harta. Dalam konteks filosofi Jawa, ini mengingatkan kita bahwa kekayaan tidak selalu diukur dengan banyaknya uang. Namun tentang besarnya rasa syukur atas nikmat yang telah didapatkan. Lebih dari sekadar harta, kekayaan sesungguhnya dapat ditemukan dalam rasa syukur yang mendalam terhadap berkah yang telah diberikan dalam hidup. 

Baca Juga: Padusan, Bersih Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Budaya Jawa

3. Lamun siro sekti ojo mateni. Lamun siro banter ojo ndhisiki. Lamun siro pinter ojo minteri

Ilustrasi budaya jawa (instagram.com/royalambarrukmo)

Lamun siro sekti ojo mateni, artinya meskipun kamu sakti jangan suka menjatuhkan. Lamun siro banter ojo ndhisiki, meskipun kamu cepat jangan suka mendahului. Dan yang ketiga lamun siro pinter ojo minteri, meskipun kamu pintar jangan sok pintar.

Filosofi tersebut memberikan nasihat bijak dalam kehidupan. Dalam pandangan filosofi Jawa, pesan tersebut menyiratkan bahwa kebijaksanaan, kekuasaan, dan kecerdasan seseorang seharusnya tidak disalahgunakan atau digunakan untuk merendahkan orang lain.

Meskipun memiliki kekuatan, kekuasaan, atau kecerdasan tertentu, seseorang seharusnya tetap menjaga sikap rendah hati dan menghormati orang lain, serta tidak merendahkan orang lain.

4. Urip iku urup

Ilustrasi budaya jawa (instagram.com/royalambarrukmo)

Urip iku urup artinya hidup ini harus menyala. Makna yang lebih jauh tentang kalimat tersebut yakni mengajak kita untuk menjadikan hidup kita sebagai sumber cahaya yang memberikan manfaat bagi orang lain.

Ini merujuk pada pentingnya memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain, menerangi jalan mereka dengan kebaikan serta tolong menolong. Dengan demikian, kita diingatkan untuk tidak hanya hidup untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberikan sinar kebaikan kepada orang lain dan membantu orang di sekitar kita.

Verified Writer

Aisya Kusumawati

Hope you enjoy the articles and find some helpful things alongside the reading🩵

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya