TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Neng Srikandi Manggala Agni, Kartini Tangguh Penjaga Ekosistem Alam

Pernah terperosok ke dalam gambut saat padamkan api

Foto : Gustia Nngsih (tengah) saat berada di lokasi karhutla / IDN Times,Istimewa

SIAK, IDN Times - Raden Ajeng Kartini terkenal sebagai pejuang emansipasi perempuan kala itu. Berkat perjuangan Kartini, perempuan Indonesia terbuka pintu untuk berkarya di segala bidang.

Kesetaraan gender serta berani memperjuangkan hak-hak kaum perempuan tanpa perbedaan menjadi inspirasi tersendiri bagi Gustia Ningsih (37) dalam meniti kehidupan.

Baca Juga: Pemerintah Tapsel Dorong Pengelolaan Gambut Berkelanjutan

1. Neng kagumi sosok Kartini

Foto : Gustia Ningsih saat mengangkat selang dan noozle menuju titik karhutla/ IDN Times, Istimewa

Akrab dipanggil Neng, Ibu 3 anak itu sejak gadis sudah belajar untuk mengangkat marwah seorang perempuan. Dia tak ingin ada perbedaan dan kelas sosial dengan kaum pria.

Kisahnya bermula pada tahun 2005 saat Neng memutuskan bergabung menjadi Srikandi Manggala Agni Daerah Operasional (Daops) Siak.

"Menjadi anggota Manggala Agni itu adalah pilihan saya karna menurut saya banyak hal yang positif bisa dilakukan," kata Gustia Ningsih kepada IDN Times.

Setelah berkeluarga dan berstatus seorang istri pun, Neng tak ingin berpangku tangan hanya mengandalkan suaminya dan bersantai di rumah.

Neng rela berada dibarikade terdepan sebagai seorang Manggala Agni. Ia telah berjuang melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sedari dulu.

Bagi Neng, sosok Kartini memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia, sungguh menginspirasinya.

Kata Neng, selain fitrahnya sebagai ibu dan seorang istri, menurutnya, perempuan sekarang dapat berkiprah dan berkarya untuk memajukan daerah bahkan negara.

2. Cara Neng berbagi waktu antara keluarga dan kerja

Foto : Gustia Ningsih sosialisasi bahaya karhutla kepada masyarakat/ IDN Times, Istimewa

Diceritakan Neng bagaimana Ia membagi waktu antara keluarga dan profesionalitas kerja. Setiap hari Neng harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk anak dan suami, karena, tambah Neng, pukul 08:00 Wib ia harus ikut apel bersama tim merah. Begitu setiap harinya dari Senin hingga Jumat.

"Untuk sabtu dan minggu libur, jadi sisa waktu itu lah saya manfaatkan untuk keluarga," ungkap Neng.

Neng berpandangan, kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian alam dan lingkungan Indonesia.

3. Jadi seorang Manggala Agni sebuah pilihan

Foto : Neng dibarisan terdepan saat padamkan api/ IDN Times, Istimewa

Kata Neng,sebagai Manggala Agni tentu dapat terjun langsung dan berbuat lebih untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman tersebut.

Sebagai Manggala Agni perempuan, ia juga bisa berperan sebagai pemegang nozzle di garis depan yang berhadapan langsung dengan api.

4. Pernah terperosok ke dalam gambut saat padamkan api

Foto : Neng dibarisan terdepan saat padamkan api/ IDN Times, Istimewa

Pernah Ia terperosok di kedalam gambut saat memadamkan api yang tengah berkibar sejadi-jadinya. Namun kejadian itu tak membuatnya gugup apalagi jera. Malahan itu semakin memupuk semangatnya bersama tim untuk mejadikan langit tetap biru.

"Bahkan saya harus berjalan kaki sangat jauh ditambah di dalam hutan juga susah signal untuk menghubungi keluarga. Tapi alhamdulilah saya tetap semangat," jelas Neng mengingat suka dukanya saat berjibaku melawan si jago merah.

Berjuang di Manggala Agni ini mengingatkan Neng pada perjuangan Kartini zaman dulu. Kartini telah berhasil menunjukkan kepada dunia luar, bahwa perempuan dapat berbuat lebih dengan kemampuan yang dimilikinya.

Ditambahkannya, menjadi Manggala Agni kita dapat melakukan aksi yang sangat berarti bagi keselamatan bangsa dari ancaman buruk karhutla.

"Ikut pemadaman di lapangan, patroli mensosialisasikan dampak dari Karhutla ke masyarakat semakin membuat hidup saya berwarna tanpa meninggalkan fitrah saya sebagai seorang ibu rumah tangga," bebernya.

5. Awal bergabung hanya seorang tenaga administrasi

Foto : Neng bersmaa tim Manggala Agni sepulang dari sosialisasi bahaya karhutla/IDN Times, Istimewa

Diceritakan Neng, awal dirinya bergabung sebagai anggota Manggala Agni, Neng bertugas sebagai Tenaga Admitrasi dan Operator Radio.

"Menjadi anggota manggala agni itu adalah pilihan saya," kata Dia

Meski dirinya seorang perempuan, kata Neng lebih jauh, hal ini tidak menjadikannya minder dan terbatas dalam berkarya.

Neng mengaku, tidak ada perbedaan tugas dengan anggota pria Manggala Agni lainnya yang mayoritas laki-laki.

Baca Juga: Kisah Sedih Alim, Nelayan yang Divonis Mati karena Dijebak Bawa Sabu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya