TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berteman dengan yang Berkebutuhan Khusus? Ini, 5 Hal yang Dirasakan!

Masalah terbesar yaitu, cari topik yang nyambung!

circle pertemanan (pexels.com/Sharefaith)

Ada kalanya kita memiliki bisa teman yang ABK atau kata orang yang khusus. Hal ini bisa terjadi salah satunya di sekolah kamu ada anak ABK atau justru kamu sebenarnya anak normal tapi karena satu kondisi yang membuatmu harus bersekolah di sekolah untuk anak yang berkebutuhan khusus.

Otomatis kamu juga memiliki teman yang berkebutuhan khusus dengan beragam kondisi. Ada, autisme, celebral palsy hingga slow learner. Bahkan, diantara mereka ada yang jadi bestiemu sampai sekarang ini. Kira-kira penasaran gak sih hal apa aja yang dialami kalau berteman dengan orang yang berkebutuhan khusus? Biar, gak penasaran baca yuk artikel ini!

1. Harus pastikan mereka nyambung dengan topik yang dibicarakan

cari topik pembicaraan (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Berbeda dengan berteman atau berinteraksi dengan anak normal lainnya yang topiknya bisa apa saja. Selama, tidak membuat mereka tersinggung. Lain hal kalau dengan yang berkebutuhan khusus karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan mereka. Kamu harus cari topik yang masih nyambung dan mereka paham.

Bukan, hanya soal memilih topik saja. Saat kamu hendak share suatu hal pastikan mereka juga paham dengan apa yang kamu share. Jangan, misal kamu niat share tentang kiat interview kerja karena mereka tidak terbiasa dengan hal kayak gitu. Yang ada tidak ada tanggapi post-mu.

Baca Juga: 5 Rahasia Memilih Sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus

2. Kerap dicap sombong oleh orang tertentu

tampang orang yang anggap kamu sombong (pexels.com/SoraShimazaki)

Jika kamu dulunya kamu bersekolah di sekolah khusus. Terlebih, kalau kamu sukses dan bisa beradaptasi dengan anak normal. Serta, bisa kuliah di universitas umum. Sedangkan mereka dengan keterbatasannya hanya bisa kuliah di universitas atau jurusan khusus untuk anak seperti mereka atau bahkan tidak berkuliah.

Tentu, dari cara berpikir, berbicara hingga penampilan sudah berbeda. Ada saja dari mereka yang menganggapmu sombong. Kamu dianggap tidak sama lagi saat masih satu sekolah dengan mereka. Padahal, gayamu juga tidak berlebihan.

3. Tidak mudah judge dan lebih paham terkait perilaku mereka

tenang dan tidak judge (pexels.com/HassanOUAJBIR)

Punya teman dan berteman dengan yang berkebutuhan khusus dengan berbagai karakter dan diagnosa. Tentu, kamu juga sudah ketahui perilaku dan kebiasaan yang mereka lakukan. Untuk anak atau orang yang tidak punya teman yang berkebutuhan khusus memiliki keluarga atau bersekolah di sekolah khusus seperti itu. Pasti akan menganggap mereka aneh dan memandang rendah.

Tapi, kalau kamu punya ketiga hal tersebut atau salah satunya. Jika melihat orang yang berkebutuhan khusus yang mungkin melakukan hal-hal yang aneh dan bikin orang kesal. Kamu sudah paham sehingga tidak mudah judge sembarangan terhadap mereka. Selain itu, kamu juga lebih sabar (tidak terpancing emosi) saat melihat hal seperti itu.

4. Punya circle tersendiri dengan mereka

circle pertemanan (pexels.com/Sharefaith)

Tidak hanya normal saja yang memilih circle yang sefrekuensi. Orang yang berkebutuhan khusus juga begitu. Mereka juga cari teman yang memiliki banyak persamaan, selera dan setidaknya bisa nyambung. Baik sesamanya maupun anak normal.

Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang yang berkebutuhan khusus yang masih bisa berkomunikasi dengan anak normal. Biarpun, begitu mereka juga ingin punya teman setidaknya minimal satu anak yang normal. Sehingga, bisa membantu mereka dalam bersosialisasi dan tahu terhadap hal-hal yang dilakukan anak normal.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus 

Verified Writer

Amanda R Putri

23. Part time content writer and legal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya