Kenali 5 Strategi Pelaku Child Grooming Memanipulasi Korban, Waspada!
Lindungi anak dari predator seksual
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pelecehan seksual pada anak masih sering terjadi. Hal ini merupakan peringatan bagi setiap orangtua. Pelecehan seksual dapat terjadi pada anak perempuan atau laki-laki dengan cara kontak langsung atau online.
Pada saat ini ada modus baru pelecehan seksual anak yang disebut Child grooming, yaitu upaya yang dilakukan pelaku untuk melakukan komunikasi, ikatan emosional, dan kepercayaan pada anak. Tujuannya agar pelaku dapat memanipulasi dan mengeksploitasi anak tersebut.
Dilansir Biometrica, korban child grooming secara langsung ataupun online akan memberi dampak negatif. Pada remaja atau anak akan mengalami kesulitan tidur, cemas, kesulitan untuk konsentrasi, menarik diri dari pergaulan, tidak komunikatif, dan suka marah atau kesal. Berikut ini lima strategi para pelaku child grooming saat memanipulasi korbannya dengan cara kontak langsung perlu diketahui oleh orangtua.
1. Memilih korban
Sebelum melakukan aksinya pelaku mengamati anak atau remaja yang akan dijadikan korbannya. Korban yang dipilih biasanya berdasarkan daya tarik fisik yang pelaku rasakan menarik, kemudahan mengakses korban, dan kerentangan.
Anak yang tidak yang tidak dalam pengawasan orangtua sangat rentang menjadi korban karena mudah diakses oleh pelaku.
Baca Juga: Pesan Nenek pada Milenial untuk Cegah Kekerasan Seksual, Yuk Jaga Kesehatan Reproduksi
Baca Juga: Bisakah Korban Anak Kekerasan Seksual Disebut Suka Sama Suka?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.