TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bulan Anti Kekerasan Seksual, Upaya Menciptakan Dunia yang Lebih Baik

Semua pihak harus bekerjasama

Ilustrasi kekerasan seksual (pexels.com/MART PRODUCTION)

Setiap bulan April, tepatnya pada Selasa pertama diperingati sebagai Bulan Anti Kekerasan Seksual atau yang biasa disebut Sexual Assault Awareness Month (SAAM). Di tahun 2023 ini bertepatan dengan peringatan ke-22 tahun peresmiannya.

Dilansir National Today, disebutkan bahwa, Bulan Anti Kekerasan Seksual merupakan kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang sebab dan risiko penyerangan seksual, serta memperdayakan individu untuk mengambil langkah-langkah pencegahan di komunitas mereka.

Hal ini perlu terus digaungkan, supaya masyarakat kita selalu mengingat dan tidak meremehkan kekerasan seksual yang mungkin terjadi di sekitarnya. Untuk lebih memahami tujuan dari gerakan Bulan Anti Kekerasan Seksual ini, berikut IDN Times telah merangkum sejarah, hingga kontribusi apa yang bisa kita lakukan demi menekan terjadinya kekerasan seksual.

1. Sejarah gerakan Bulan Anti Kekerasan Seksual

Ilustrasi orang berkampanye (pexels.com/cottonbro studio)

Sebelum dideklarasikan pada tahun 2001 silam, gerakan Bulan Anti Kekerasan Seksual ini, lebih dulu telah melewati lika-liku yang panjang. Dilansir dari laman resmi NSVRC, gerakan ini dibentuk untuk mengakhiri kekerasan seksual, dengan alasan yang jelas, yakni : tidak mungkin mencegah suatu masalah yang tidak diketahui siapa pun, dan sulit membuat orang sadar akan suatu masalah tanpa memberikan solusi. Keduanya bekerja bersama-sama, dan mereka selalu melakukannya.

Masih dari NSVRC, di Amerika Serikat, gerakan untuk perubahan sosial dan kesetaraan mulai menjadi daya tarik pada tahun 1940-an hingga 50-an dengan era hak-hak sipil. Meski diskusi terbuka tentang realitas penyerangan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga masih terbatas pada waktu itu, para aktivitas persamaan hak mulai menentang status quo.

Sementara itu, dari laman National Today menuliskan, di tahun 1970-an, terjadi peningkatan luar biasa dalam pencegahan dan kesadaran akan kekerasan seksual di Amerika Serikat. Bay Area Woman Against Rape, menciptakan pusat krisis pemerkosaan pertama di negara itu pada tahun 1971. Sejak tahun 1976, pawai Take Back the Night telah mengumpulkan perempuan yang menyuarakan pemerkosaan dan pelecehan seksual. Gerakan ini akhirnya tersebar di Amerika Serikat dan Eropa.

Di awal tahun 1980-an, kesadaran tentang kekerasan dalam rumah tangga menjadi fokus utama, ketika para juru kampanye memilih bulan Oktober untuk menyuarakan hal tersebut. National Coalition Against Sexual Assault (NCASA) melakukan jajak pendapat informal dengan koalisi penyerangan seksual negara di akhir tahun 1980-an, guna memilih tanggal baik untuk Pekan Kesadaran Serangan Seksual Nasional. 

Di penghujung tahun 1990-an, banyak advokat mulai merancang program untuk dilaksanakan di sepanjang bulan April. Hal ini guna mendukung konsep bulan yang diakui secara nasional sebagai bulan kesadaran dan pencegahan kekerasan seksual. Ini berjalan hingga SAAM pertama kali diperkenalkan di seluruh negeri pada bulan April tahun 2001.

Baca Juga: Tersangka Kekerasan Seksual Atlet Gulat Bantul Resmi Ditahan

2. Poster dan kampanye untuk tahun 2023

Poster kampanye bulan Anti Kekerasan Seksual 2023 (doc.nsvrc.org)

Melihat poster di atas, kamu akan menemukan latar belakang berwarna hijau tosca yang adem dengan gambar siluet laki-laki dan perempuan sebagai center point-nya. Ini bisa menjadi simbol yang menegaskan bahwa kekerasan seksual tak hanya menimpa kaum hawa saja. Tetapi, laki-laki juga bisa menjadi korban.

Di dalam siluet tersebut, terdapat gambar tangan dengan warna kulit yang berbeda-beda. Ini dapat menunjukkan keberagaman dan harapan semua orang tanpa memandang suku, ras, dan agama untuk rasa aman dan nyaman.

Selain itu, setiap tahunnya, gerakan Bulan Anti Kekerasan Seksual membuat kampanye dengan mengusung tema yang berbeda. Seperti di tahun 2023 ini, tema yang diangkat adalah "Drawing Connections : Prevention Demand Equity". Kampanye yang akan dimulai pada tanggal 4 April 2023 ini menyerukan kepada semua individu, komunitas, organisasi, dan institusi untuk mengubah diri kita sendiri dan sistem di sekitar kita, demi membangun kesetaraan dan rasa saling menghormati antar ras.

Seperti dilansir dari NSVRC, menyimpulkan bahwa penindasan merupakan tindakan yang dapat memicu kekerasan seksual. Sehingga, kita tidak dapat mengakhiri kekerasan seksual tanpa memberantas rasisme juga. Tak hanya rasisme, penindasan seperti seksisme, klasisme, heteroseksisme, usia, kemampuan, dan lain-lain turut berkontribusi pada tingkat pelecehan. 

Sayangnya, diskusi tentang isu-isu tersebut seringkali dihindari karena dianggap tabu, tidak nyaman, dan penuh risiko. Padahal, dengan saling mendengarkan dan berempati tanpa melihat perbedaan warna kulit, usia, gender, dan lain sebagainya, dapat membantu menciptakan perubahan di tengah masyarakat. Sehingga, akan ada harapan kekerasan seksual bisa terus berkurang. Semua itu dilakukan demi menciptakan dunia yang lebih baik dan aman bagi semua orang di dalamnya.

3. Apa saja yang termasuk ke dalam kekerasan seksual?

Ilustrasi orang berkampanye (pexels.com/Lara Jameson)

Lantas apa saja tindakan yang termasuk ke dalam golongan kekerasan seksual? Jika selama ini kamu beranggapan kekerasan seksual berkutat pada menyentuh area sensitif seseorang tanpa izin atau pemerkosaan, ternyata itu kurang tepat. Dikutip dari NSVRC, kekerasan seksual adalah istilah umum yang mencakup semua jenis kontak seksual yang tidak diinginkan — termasuk serangan seksual, pelecehan, dan penganiayaan. 

Bentuk kekerasan seksual pun beragam, dan kamu wajib mengetahuinya dengan jelas dan detail. Di antaranya seperti :

  • Pemerkosaan dan penyerangan seksual
  • Pelecehan seksual
  • Sentuhan tanpa izin
  • Eksploitasi dan perdagangan seksual
  • Mempertontonkan alat kelamin pada seseorang atau di depan umum tanpa izin
  • Berbagi gambar porno tanpa persetujuan 
  • Kata-kata dan tindakan yang mengandung unsur seksual yang diucapkan dan dilakukan tanpa persetujuan (korban)
  • Kekerasan seksual yang mewakili berbagai perilaku

Dengan mengetahui secara detail apa saja tindakan yang tergolong ke dalam kekerasan seksual, diharapkan kita dapat menghindari melakukan perbuatan tersebut. Serta selalu waspada terhadap orang-orang yang berperilaku demikian, supaya tidak menjadi sasaran empuk mereka selanjutnya.

Baca Juga: 5 Hal tentang Kekerasan Seksual dalam Produksi Film, Lapor ke Mana?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya