TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biar Gak Kebanyakan Drama, Tinggalkan 6 Kebiasaan Ini Dalam Hidup

jadilah apa adanya, itu lebih baik

Pixabay/pixel2013

Hidup kebanyakan drama itu gak menyenangkan. Kita seolah-olah menjadi orang lain dalam melakoni diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, ada banyak solusi agar hidup kita minim drama. Di antaranya dengan meninggalkan beberapa kebiasaan yang tak ada manfaatnya, terutama dalam berinteraksi sosial. Berikut ini 6 kebiasaan yang perlu ditinggalkan tersebut.

1. Berbohong demi gengsi

Pixabay/Free-Photos

Terkadang kita mudah sekali mengucapkan kebohongan demi menutup kebenaran pada orang lain. Bahkan sampai hal yang sepele sekalipun, seperti berbohong kepada teman untuk menutupi latar belakang pekerjaan orang tua.

Sebagian orang mungkin pernah berbohong soal perkara ini hanya karena tak mau orang lain tahu ayah atau ibunya hanya seorang kuli atau tukang becak. Semua lagi-lagi karena gengsi. Padahal selagi pekerjaan orang tua halal, tidak ada yang salah dengan pekerjaan tersebut.

Untuk itu kebiasaan berbohong karena gengsi ini harus dienyahkan dalam hidup. Tampilah apa adanya, jujur lebih baik, hidup akan lebih tenang.

2. Mengumbar semua kisah hidup pada media sosial

Pixabay/USA-Reiseblogger

Gak bisa dipungkiri, media sosial saat ini berhasil menyedot perhatian banyak orang. Namun sayangnya, jika tidak bijak menggunakan media sosial, kita bisa terjerumus untuk latah membagikan semua kisah hidup ke dunia maya. Padahal tidak semua hal menjadi konsumsi publik.

Lebih baik manfaatkan media sosial untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti menyebarkan informasi akurat yang bermanfaat bagi sesama seperti informasi lowongan pekerjaan, informasi kegiatan amal, atau tentang ilmu pengetahuan yang bermanfaat buat orang lain. Dari pada kita sibuk curhat tak kenal lelah di media sosial untuk menarik perhatian orang, lebih baik memanfaatkannya untuk kebaikan.

Baca Juga: Kurang Bermanfaat, 6 Kebiasaan Ini Harus Kamu Stop Mulai Sekarang

3. Melampiaskan amarah secara berlebihan

Pixabay/PublicDomainPictures

Terkadang ada orang-orang yang dengan spontan melampiaskan amarahnya dengan meledak-ledak. Seperti di keramaian. Misalnya di dalam gerbong kereta, jika kereta sudah penuh sesak, kadang ada saja yang marah-marah karena tidak dapat tempat duduk atau menggerutu karena bangku sudah penuh.

Padahal marah berlebihan seperti itu gak akan menguntungkan kita. Malah membuat hati jadi panas, ujungnya semua kegiatan yang mau dikerjakan hari itu jadi gak maksimal. Lebih baik banyak bersabar dan peringati orang yang sudah membuat kita tersulut amarah dengan baik baik, dengan begitu waktu tak habis terbuang hanya karena saling adu mulut untuk menjelaskan siapa salah dan benar.

4. Latah dan ingin memiliki apapun yang orang lain punya

Unsplash.com/Pro Church Media

Gak bisa dipungkiri, kita kadang mudah sekali latah untuk ikut memiliki apapun yang orang lain punya, istilahnya "biar kayak orang-orang." Padahal, gak seharusnya setiap barang yang dimiliki orang lain harus kita miliki juga.

Jangan sampai jadi stres karena gak bisa beli mobil seperti tetangga, atau gak bisa gonta-ganti ponsel karena keterbatasan finansial. Buatlah skala prioritas dalam hidup ini. Pilah lagi mana barang yang benar-benar dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari, dan mana barang yang tidak perlu dimiliki.

Setiap barang yang henda dibeli harus dipikir lagi manfaat dan kegunaannya, jangan sampai setelah barang dibeli malah menyesal, "Duh kenapa ya kemarin beli kosmetik ini, padahal kan kosmetiknya gak cocok sama kulit.". Nah, kalau udah begini, barang yang udah dibeli ujungnya jadi rongsokan yang siap ditampung di tong sampah.

5.Menilai orang lain terlalu sempit

Pixabay.com/Free-Photos

Kebiasaan yang satu ini juga harus kita tinggalkan dalam hidup. Gak bisa didustakan, terkadang kita senang menilai orang dari luarnya saja, tanpa tahu orang tersebut secara utuh. Bisa saja orang yang tampilannya sederhana, ternyata adalah orang yang punya banyak unit rumah makan. Atau orang yang terlihat necis dan kasual, ternyata hidupnya ditopang dari hutang.

Untuk itu, pakailah perspektif yang luas dan komprehensif dalam menilai orang lain. Jika memang kita tidak tahu banyak tentang diri orang lain yang baru kita kenal, stop untuk menggunjing orang tersebut.

Jangan habiskan waktu untuk sibuk menilai orang lain seolah diri sendiri sudah cukup sempurna. Seperti kata Ali Bin Abi Thalib, "Jadilah sibuk dengan diri sendiri, perbaiki aibmu, karena kamu akan ditanya oleh Allah tentang dirimu bukan tentang orang lain."

Baca Juga: 6 Perilaku yang Bikin Kamu Dinilai Gak Mengasyikkan Saat Ngobrol

Verified Writer

Anggita Amelia

Writing is the way I share it, hopefully my writing will be useful to the reader

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya