TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Agar Generasi Muda Jadi Lebih Berkualitas di Era Digital

Biar waktumu berselancar di dunia maya gak sia-sia

Ilustrasi generasi muda menggunakan teknologi. (Unsplash/Eliott Reyna)

Semakin canggihnya teknologi serta situasi pandemik yang memaksa semua orang untuk melakukan aktivitas secara mobile, membuat peran platform digital menjadi sangat penting. Saat ini hampir semua aktivitas bisa dilakukan secara digital. 

Generasi muda sebagai generasi yang melek teknologi, tentu menghabiskan banyak waktu di dunia digital, baik itu media sosial maupun platform lain. Namun, masih banyak yang tidak memanfaatkan kemajuan teknologi ini secara maksimal. Banyak yang hanya membuang waktu di dunia maya tanpa mendapatkan sesuatu yang berguna. 

Melalui acara Konferensi Pers Peluncuran TikTok Talk+ yang diadakan pada Kamis (28/10/2021) lalu secara virtual, Analisa Widyaningrum, Psikolog dan CEO APDC Indonesia (Personal Development Center), membagikan poin-poin penting yang dapat dilakukan oleh generasi muda agar dapat meningkatkan kualitas diri di dunia yang serba digital seperti saat ini.

1. Kemajuan teknologi sebagai media untuk mengembangkan diri

Ilustrasi generasi muda menggunakan teknologi. (Unsplash/John Schnobrich)

Analisa mengatakan bahwa kemajuan teknologi layaknya pisau yang dapat membunuh seseorang, tetapi juga dapat digunakan untuk memotong buah yang hasilnya bisa kita rasakan sendiri. Generasi muda harus dapat memaksimalkan penggunaan teknologi sebagai media untuk mengembangkan diri. 

“Jadi bagaimana nih, generasi muda bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini dengan berbagai platform digital untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dan untuk pengembangan diri mereka. Karena sekarang, mendapatkan informasi bukan hanya dari bangku sekolah ya. Banyak sekali manfaatnya,” ujar Analisa.

2. Penggunaan teknologi harus dibarengi dengan positive mindset dan analytical thinking yang baik

Ilustrasi analytical thinking. (Unsplash/Jason Goodman)

Menurut penelitian, generasi saat ini disebut sebagai digital native generation atau generasi yang paling banyak menggunakan sosial media. Generasi ini lebih mudah tertarik dengan konten yang bersifat visual dibandingkan tekstual. “Jadi memang mereka itu lebih gampang melihat sesuatu yang menarik, lalu mendapatkan informasi tersebut dari platform digital,” jelas Analisa.

Namun selain itu, Analisa juga menjelaskan bahwa penggunaan teknologi ini juga harus dibarengi dengan positive mindset. “Tantangannya kalau ini tidak dikontrol dengan mindset yang positif dan analytical thinking yang baik, kadang-kadang bisa jadi satu hal yang negatif, seperti masalah keluhan-keluhan terkait dengan kesehatan mental atau beberapa isu psikologi lainnya,” jelasnya.

Baca Juga: Stop Playing Victim, Ini 5 Perspektif agar Kamu Punya Mental Pejuang

3. Generasi muda harus memiliki ketahanan diri untuk menghadapi situasi sulit

Konferensi Pers Peluncuran TikTok Talk+. Kamis (28/10/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina)

Salah satu soft skill yang menurut Analisa penting untuk dimiliki oleh generasi muda saat ini adalah resiliensi kemampuan bertahan. Menurutnya, generasi muda harus memiliki ketahanan mental saat menghadapi situasi sulit atau cara untuk bounce back. 

“Di dalam situasi sulit, kita harus bisa menganggap bahwa kesulitan itu adalah somehow opportunity kita untuk menemukan suatu peluang, yang secara kreatif ternyata banyak memberikan inspirasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Analisa menjelaskan bahwa resiliensi ini perlu diasah oleh generasi muda karena di dalamnya terdapat kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat serta kemampuan mengelola emosi terhadap hal-hal yang gak bisa kita kontrol. 

4. Harus punya value biar gak FOMO

Konferensi Pers Peluncuran TikTok Talk+. Kamis (28/10/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina)

Analisa menjelaskan, di dalam beberapa penelitian yang dibacanya, disebutkan bahwa  penggunaan media sosial di berbagai platform digital secara berlebihan itu gak baik dan bisa memunculkan masalah psikologis.

“Kalo penjelasan secara klinis, ini ada pengaruh dengan neurotransmiter atau sistem kerja otak di kepala kita. Pada saat kita melihat sesuatu yang relate sama kita, itu semacam ada dopamin atau adiksinya juga. Nah, pada saat kadar itu berlebih, ini yang gak bisa kita tanggulangi sehingga munculnya FOMO,” jelasnya. 

Karena itu, penting bagi kita untuk mempunyai value yang bisa dipegang dan dijadikan pegangan saat menikmati platform atau aplikasi digital.

“Pilah lagi niatnya. Banyak banget yang bisa kita dapetin, tapi coba cari yang sesuai dengan value hidup kita. Tanyakan lagi apakah ada manfaatnya buat diri kita. Kita yang mengontrol dan menerima kenyataan bahwa gak apa-apa kalo kita ketinggalan," tambahnya.

Baca Juga: Bikin Mental Jatuh, 7 Tanda Kamu Terjebak dalam Keluarga Toxic

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya