TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Bisa Dipelajari dari Kasus Food Vlogger yang Viral 

Gak perlu lah, ya ikut campur urusan orang lain

ilustrasi food vlogger (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Kamu pasti tidak asing dengan kasus-kasus food vlogger yang sedang viral di Indonesia belakangan ini. Terkadang, perseteruan di dunia maya bisa menjadi hiburan bagi banyak orang. Namun, sebenarnya, ada banyak hal yang bisa kamu pelajari dari kasus-kasus seperti ini.

Berikut lima pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kasus-kasus food vlogger yang sedang hangat diperbincangkan. Simak sama-sama, yuk!

1. Tidak perlu ikut campur urusan orang lain

ilustrasi ikut campur urusan orang lain (pexels.com/Keira Burton)

Ketika melihat perseteruan antara food vlogger, seringkali orang merasa tergoda untuk ikut campur dalam urusan mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa kita tidak selalu harus terlibat dalam konflik orang lain. Belajarlah untuk tidak terlalu ikut campur dan memberikan dukungan hanya ketika diperlukan. Ini akan membantu menjaga ketenangan dalam hidupmu dan menghindari potensi konflik yang tidak perlu.

Dalam kasus-kasus seperti ini, kamu dapat memilih untuk hanya menjadi penonton yang bijak dan tidak ikut serta dalam drama online. Ini adalah contoh bagaimana menjaga jarak dapat memberikan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Profil Juju Makanlur, Food Vlogger yang Lagi Disorot Netizen

2. Belajar menerima kritik dengan bijak

ilustrasi belajar menerima kritik (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu pelajaran penting yang bisa kamu ambil dari kasus-kasus food vlogger adalah tentang cara menerima kritik dengan bijak. Kritik tidak selalu bersifat negatif; kadang-kadang, itu bisa menjadi peluang untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Food vlogger yang bisa menerima kritik dengan baik akan lebih berkembang dalam karier mereka.

Jadi, ketika kamu menghadapi kritik, jangan langsung merasa tersinggung atau defensif. Cobalah untuk melihatnya sebagai masukan yang dapat membantumu menjadi lebih baik. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki pendapatnya sendiri, dan tidak semua kritik harus kamu terima. Namun, kamu dapat memilih untuk belajar darinya.

3. Dewasa tidak dilihat dari usia

ilustrasi orang tua memarahi anaknya (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kasus food vlogger seringkali melibatkan para vlogger yang masih muda usianya. Namun, hal ini mengingatkan kita bahwa kedewasaan tidak hanya terkait dengan usia. Seseorang bisa menjadi dewasa dalam tindakan dan tanggung jawab mereka, terlepas dari usia mereka.

Jangan pernah meremehkan seseorang hanya karena mereka terlihat muda. Mereka mungkin memiliki wawasan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Oleh karena itu, belajarlah untuk tidak menghakimi orang berdasarkan usia mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk membuktikan diri.

4. Belajar melihat masalah dari berbagai sudut pandang

ilustrasi merenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kasus-kasus food vlogger yang viral seringkali melibatkan konflik yang kompleks. Ini mengajarkan kita pentingnya melihat masalah dari berbagai sudut pandang sebelum membuat kesimpulan. Terkadang, informasi yang diberikan di media sosial mungkin tidak lengkap atau bias.

Sebelum ikut serta dalam perdebatan atau mengambil sikap, luangkan waktu untuk mencari informasi lebih lanjut, mendengarkan berbagai pandangan, dan mencoba memahami sudut pandang semua pihak. Ini akan membantu kamu membuat keputusan yang lebih bijak dan objektif.

Baca Juga: Komentar Chef Arnold Soal Review Jujur Food Vlogger, Ada Syaratnya

Verified Writer

Annisa Nur Fitriani

Don't sleep on me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya