TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Instalasi Besar Chiharu Shiota: The Soul Trembles, Bikin Takjub!

Sangat indah dan menakjubkan

Preview media Chiharu Shiota: The Soul Trembles, Museum Macan, Kamis (24/11/2022). (IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Jakarta, IDN Times - The Soul Trembles, merupakan pameran tunggal terbesar Chiharu Shiota, seorang perupa asal Jepang, hasil kolaborasi antara Meseum MACAN dengan Mori Art Museum Jepang. Karya-karyanya berupa patung, video performance, seni gambar, dan juga instalasi besar telah ditampilkan pada preview media, Kamis (24/11/2022).

Chiharu menampilkan karya-karya dengan makna dan arti yang begitu dalam mengenai jiwa manusia berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia menyandingkan cerita antara kehidupan dan kematian, memori, keberadaan tanpa ketiadaan, dan lainnya. Berikut ini merupakan instalasi besar yang ia hasilkan dengan segenap hatinya.

1. Uncertain journey

Preview media Chiharu Shiota: The Soul Trembles, Museum Macan, Kamis (24/11/2022). (IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Pada instalasi ini, Chiharu menggunakan elemen perahu dari kayu dan menggunakan benang merah, yang aslinya tergantung kunci-kunci. Ini merupakan gubahannya akan ide atau penggambaran penggunaan elemen perahu dalam karya, namun dalam bentuk yang lebih abstrak.

Warna merah pada benang menyimbolkan banyak hal terkait kehidupan, seperti simbol akan darah, tapi juga koneksi, dan juga memori. Untuk benangnya sendiri memiliki kaitan dengan kata koneksi. Yakni, di Jepang ada cerita mengenai benang merah yang dikaitkan di kelingking dan terhubung di kelingking orang lain, menyimbolkan bahwa itu mengenai koneksi antar pasangan hidup. Kapal sendiri menggambarkan pergerakan, perjalanan, yang mengangkut memori dari perjalanan tersebut.

Instalasi ini membuka jalan untuk Chiharu melanjutkan perjalanannya, karena pameran ini sudah berkeliling ke Tapei, Shanghai, Busan, sampai akhirnya ke Jakarta. Banyak percakapan dan koneksi baru yang tercipta di pertemuan tiap venue, hingga membuka jalan untuk Chiharu melanjutkan perjalanannya.

2. Where are we going?

Preview media Chiharu Shiota: The Soul Trembles, Museum Macan, Kamis (24/11/2022). (IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Berbeda dengan sebelumnya, perahu ini menggunakan benang dengan warna putih. Instalasi ini menunjukan bentuk perahu yang semakin lama semakin abstrak.

"Kapal atau perahu ini dimulai dari bawah sampai naik ke atas. Rangka logamnya hanya di bagian atas, yang perlahan bagian bawahnya hanya diperlihatkan susunan benang warna putih," jelas Asri Winata, dari Departemen Kuratorial dan Collection Museum MACAN.

Masih menggambarkan perjalanan, bedanya adalah penggunaan warna. Bagi Chiharu, penggunaan warna putih terkait dengan simbol kesucian yang juga menyimbolkan kematian dan simbol awalan baru. Baginya, warna putih sebagai blank canvas yang dapat menggambarkan apa yang kita inginkan sebagai simbol awalan baru.

Baca Juga: 10 Fakta Katara Cultural Village-Qatar, Wisata Favorit Pencinta Seni 

3. In silence

Preview media Chiharu Shiota: The Soul Trembles, Museum Macan, Kamis (24/11/2022). (IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Instalasi selanjutnya menggunakan benang berwarna hitam dengan piano dan sejumlah kursi kosong yang sudah terbakar. Benang hitam menggambarkan sesuatu seperti ketiadaan, keraguan, kecemasan, kematian. Piano dan sejumlah kursi-kursi kosong yang sudah terbakar sengaja disusun seperti ingi ada pertunjukan konser piano dengan penonton yang tak terlihat.

Chiharu terinspirasi dari pengalaman masa kecilnya ketika berumur sembilan tahun, saat rumah tetangganya kebakaran. Ia melihat sebuah piano yang sudah terbakar di depan rumah tetangganya dan mencium bau hangus piano tersebut dengan rasa tercekat. Ia merasakan hal lain yang tak dapat berwujud fisik atau verbal, namun hadir sebagai jiwa-jiwa yang tak terwujud.

"Suatu benda atau objek yang tadinya berfungsi untuk mengeluarkan suara sekarang sudah tidak bisa lagi mengeluarkan suara tersebut. Namun beliau merasa, justru objek ini menjadi indah dalam kondisi yang sudah terbakar," ujar Asri.

Ini berkaitan dengan konsep Presensce in Absence, yakni keberadaan dalam ketiadaan, yang terus menerus muncul dalam karya Chiharu. Keberadaan dalam memori atau ingatan tentang piano dan suara yang dihasilkan dalam ketiadaannya.

4. Inside outside

Preview media Chiharu Shiota: The Soul Trembles, Museum Macan, Kamis (24/11/2022). (IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Instalasi ini terbuat dari frame jendela tua yang Chiharu kumpulkan ketika di Berlin. Chiharu sudah mulai mengumpulkannya pasca tembok Berlin runtuh hingga banyak puing-puing hancur, yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal Chiharu.

Ini lebih berfokus pada konsep kulit. Baginya, kulit manusia adalah kulit pertama, pakaian yang dikenakan adalah kulit yang kedua, lalu tembok atau apa pun yang mengelilingi merupakan kulit yang ketiga.

Baca Juga: Hadirkan Diskusi Seni, Musim Seni Salihara 2022 akan Segera Digelar! 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya