TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terlibat Drama di Medsos? 7 Hal Ini Bisa Buatmu Makin Terlihat Salah

#GoodLife Berdasarkan berbagai penelitian psikologis

dramabeans.com

Media sosial seakan sudah menjadi dunia kedua kita, bahkan tidak sedikit orang yang lebih banyak menghabiskan waktu hidupnya di media sosial daripada kehidupan nyatanya. Akhirnya segala sesuatu yang terjadi di kehidupan nyata bisa juga terjadi di media sosial, seperti drama dan perseteruan.

Semakin hari semakin banyak drama yang terjadi di berbagai platform media sosial terlihat. Mulai dari orang biasa yang menjadi viral karena keunikan persetruannya, misalnya akibat pelakor, sampai figur publik yang tentunya menarik perhatian banyak orang.

Jika sudah dibawa ke ranah publik dunia maya, netizen akan ikut campur dalam menilai yang benar dan yang salah, tidak peduli seperti apapun bukti yang menguatkan posisi kebenaran masing-masing.

Karenanya dilansir dari berbagai sumber penelitian dan ahli, berikut ini 7 hal yang mampu membuatmu terlihat makin salah di mata netizen jika terlibat dalam drama di media sosial!

1. Berkata kasar dan menghina, apalagi kotor

Pexels/Kat Jayne

Dalam survey tahun 2012 yang diadakan oleh Career Builder, seseorang yang sering mengumpat atau berkata kotor akan dianggap kurang cerdas. Karenanya orang seperti ini terkesan lebih mendahulukan emosinya daripada logikanya secara jernih.

Tidak peduli seberapa pun benarnya salah satu pihak, jika ia lebih sering berkata kasar dan menghina dibandingkan pihak yang lain, orang-orang akan cenderung bersimpati kepada pihak yang lebih "halus" responnya.

Baca Juga: Gak Bisa Kontrol Emosi, 5 Zodiak Ini Sering Curhat di Medsos

2. Tidak memberikan dasar atau bukti yang kuat terhadap "fakta" yang disampaikan

Pexels/Chevanon Photography

Berdasarkan riset psikologi tentang komunikasi profesional, orang yang menyampaikan sesuatu tanpa disertai dasar, data atau bukti yang kuat akan cenderung dipandang sebagai mengutarakan opini, bukan fakta.

Tidak heran jika dari sekian banyaknya kasus persetruan figur publik yang ada di media sosial, netizen akan cenderung berpihak pada mereka yang mampu menyampaikan sesuatu disertai bukti yang konkrit, misalnya: video, rekaman suara, chat, foto dan lain sebagainya.

3. Menghapus atau memblokir komentar dan akun medsos orang-orang yang tidak sependapat denganmu

Pexels/rawpixel

Berdasarkan penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Management Science di The Institute for Operations Research and the Management Sciences, orang yang tidak mau menerima kritik, pendapat atau masukan dari orang lain akan justru lebih terlihat tidak kompeten.

Sepedas-pedasnya sebuah kritik, orang lain akan bisa menilai apakah kritik itu benar atau salah jika dasarmu kuat dan sikapmu bijak dalam merespon ataupun membiarkannya. Namun jika kamu langsung menghapus atau memblokirnya, orang akan cenderung menilai bahwa kritik tersebut benar dan kamu berusaha menutupinya.

Termasuk jika kamu menghapus atau mengedit pernyataanmu sendiri, sama halnya dengan menyamarkan bukti, yang akan jadi masalah tambahan bila orang lain telanjur tahu. Kalau kamu memang benar dan dasarmu kuat, jangan takut dengan kritik dan komentar miring, netizen pun bisa sangat membelamu.

4. Tidak konsisten dengan apa yang kamu sampaikan

yourteenmag.com

Menyambung dari fakta yang tidak didasari bukti kuat akan dianggap opini, jika kamu tidak konsisten menyampaikan sesuai "fakta" yang kamu ungkapkan, kamu akan makin susah bertahan dalam persetruan yang melibatkanmu.

Tidak hanya akan dianggap tidak kompeten, kamu juga bisa kehilangan respek dari orang-orang yang mengetahui persetruanmu dan mereka bisa lebih condong membela ke pihak yang lain.

5. Berbicara dalam bahasa yang monoton, terutama kalau melibatkan video, seperti di IG stories, postingan di feed atau video YouTube

businessinsider.sg

Baik itu monoton kasar, maupun monoton lembut. Menurut penelitian dari Leonard Mlodinow melalui bukunya “Subliminal: How Your Unconscious Mind Rules Your Behavior", orang yang berbicara dalam nada monoton akan cenderung dianggap kurang tulus menyampaikan perasaannya dan seperti benar-benar menggunakan skrip.

Sedangkan orang yang ekspresif dalam berbicara akan cenderung lebih dipercaya karena terkesan tulus menuangkan semua perasaannya.

6. Membawa topik bahasan yang lain di luar topik persetruan utama

betterstudio.com

Berdasarkan penelitian perilaku psikologi terkini, membawa-bawa topik lain yang jauh hubungannya dengan topik pertengkaran akan menjadikan orang tersebut terlihat tidak kompeten, bahkan kalah.

Memasukkan topik lain secara tiba-tiba bisa menjadi indikasi bahwa orang tersebut telah kena skak-mat dan benar-benar terpojok. Misalnya kamu sedang bermasalah dengan orang lain terkait peminjaman barang.

Tidak bijak jika kamu membawa-bawa perihal fisik orang tersebut, keluarganya, pendidikannya, penampilannya, tempat asalnya apalagi kalau sampai menyinggung SARA. Yang jelas, menyeret topik lain di luar topik utama permasalahan kalian akan membuatmu jadi kurang dipercaya.

Baca Juga: 7 Cara Mengawali Kebaikan, Dimulai dari Hal Sederhana Saja!

Verified Writer

Bayu Dwityo Wicaksono

A Disney dude who wants to fulfill the purpose of life like Desmond Doss. The story teller in an uncertain gaea. Freelance writer, editor, journo, and creator. Nakama. 🎗🧩

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya