TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Kalau Kamu Memang Pendengar yang Baik

Supaya gak cuma ngaku punya kuping doang

Photo by Trung Thanh on Unsplash

Orang bijak pernah berkata bahwa ada alasan Tuhan memberikan kita hanya satu mulut dan dua telinga adalah agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Banyak orang yang mengaku bahwa dirinya adalah pendengar yang baik. Namun, tahukah kamu setidaknya kamu perlu melakukan tujuh hal ini untuk bisa dianggap sebagai pendengar yang baik.

1. Kamu melakukan kontak mata lebih dari 80 persen

Photo by rawpixel on Unsplash

Kontak mata itu dapat memastikan siapa yang sebenarnya kamu ajak bicara bahkan tanpa menyebutkan namanya. Kontak mata juga menunjukkan bahwa kamu fokus kepadanya dalam perbincangan yang dilakukan. Sesekali melepas pandangan tidak apa-apa, karena jika melakukan kontak mata 100 persen selama bicara rasanya tidak nyaman dan cukup seram juga.

2. Lebih banyak bertanya daripada bercerita

Photo by Yolanda Sun on Unsplash

Seperti teori "dua telinga, satu mulut", bercerita akan membuatmu banyak bicara, sedangkan bertanya akan membuatmu banyak mendengarkan. Ada kalanya kamu menjadi orang yang bercerita, tapi jika memang saatnya kamu harus jadi yang mendengarkan, banyaklah bertanya untuk menggali fakta sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, solusi yang kamu tawarkan juga bisa tepat sasaran.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Konon Paling Bisa Jadi Pendengar & Penasehat yang Baik

3. Mengatakan “maaf” atau “permisi” jika mendadak ada sesuatu yang bisa memutus omongan lawan bicaramu

Photo by Mimi Thian on Unsplash

Jika tiba-tiba ponselmu berdering, ada chat penting yang masuk dan harus segera dibalas, pelayan restoran mengantarkan makanan kalian ataupun kejadian yang mengganggu sesi curhat kalian, ucapkanlah "permisi" atau "maaf" padanya seperti, "maaf sebentar ya, aku angkat telponnya dulu." Setelah urusanmu selesai, jika kamu mengingat poin terakhir pembicaraan maka sampaikanlah. Tapi jika kamu memang lupa maka tanyakan, "Maaf ya, sampai mana kita tadi?"

4. Mengulang beberapa ucapan yang dikatakan oleh si pencurhat

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Menyampaikan ulang beberapa fakta yang telah disampaikan oleh si pencurhat tidak hanya membantumu untuk menyamakan persepsi dengan maksud ucapannya, tapi juga membuatnya merasa dihargai karena benar-benar didengarkan. Singkat-singkat saja mengulang seperti, "Jadi dia pergi ke bioskop itu sama sekali gak ngabarin kamu lewat apapun?"

5. Memberikan reaksi yang pas dengan isi cerita si pencurhat

Photo by rawpixel on Unsplash

Ada kalanya si pencurhat cerita mengenai pengalaman bertamasyanya, ada kalanya tentang kesedihan baru saja diputusin pacar atau ada kalanya tentang ketakutannya akan sesuatu. Kalau memang kamu mendengarkan dengan baik, ekspresimu memang akan secara natural mengikuti.

6. Menahan diri untuk tidak banyak mengatakan tentang dirimu

Photo by Trung Thanh on Unsplash

Bayangkan jika kamu curhat apapun ke seseorang kemudian dia selalu menimpali dengan, "Aku juga sama!" setiap saat. Kamu tentunya jadi akan berpikir dua kali untuk curhat ke dia. Baru saja ingin cerita, "aku baru diputusin pacarku." Eh, dia sudah membalas, "Aku juga pernah diputusin pacarku." Nah, saat kita di posisi sebagai pendengar, tahan diri. Walaupun kamu pernah ke tempat yang sama, pernah mengalami hal yang sama atau pernah merasakan yang serupa, pastikan bahwa kamu mendengar ceritanya terlebih dahulu.

Baca Juga: Cuma Pendengar Sejati yang Merasakan 8 Hal Ini, Apa Itu Kamu?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya