TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Harus Kamu Waspadai Demi Menjaga Kesatuan Negeri

Sebagai generasi muda, kita harus sudahi perpecahan negeri!

Photo by Dio Hasbi Saniskoro from Pexels

Indonesia punya keistimewaan sebagai salah satu negara dengan latar belakang suku dan budaya paling beragam di dunia. Sayangnya, semakin hari kondisi politik sosial yang memburuk mulai mengancam status persatuan dan kesatuan ini.

Mirisnya persatuan kita bisa rusak hanya karena hal-hal yang terkesan sepele dan sering kita lupakan. Misalnya 6 hal yang harus kamu waspadai berikut ini.

1. Fanatisme yang menutup mata hati

Pexels.com

Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan golongan berbeda. Toleransi jadi perekat yang bisa menyatukan keberagaman ini. Sayang, belakangan mulai tumbuh paham-paham fanatisme yang menghasut masyarakat.

Memperdalam agama atau melestarikan budaya memang perlu dan penting. Tidak ada yang salah dengan menjalankan keyakinan kita. Namun, kita gak boleh lupa untuk menghormati mereka yang berbeda dari kita.

Sebenarnya caranya cukup mudah, yaitu dengan tidak menghalangi dan mengganggu hak orang lain dalam beribadah atau melestarikan budaya mereka. Berbeda keyakinan bukan berarti gak bisa berjalan beriringan. 

2. Susah simpati & melihat sebuah masalah dari dua sisi

Photo by Nuh Rizqi from Pexels

Bersikap obyektif tampaknya semakin sulit untuk dilakukan dewasa ini. Di tengah suasana politik dan sosial yang sedang memanas, seolah kita hanya punya dua pilihan: hitam atau putih.

Padahal kamu harus ingat, segala hal yang terjadi di dunia ini punya sisi yang berbeda. Daripada buru-buru menghakimi setelah mendengar salah satu versi, ada baiknya kamu berusaha berprasangka baik terlebih dahulu sebelum menilai sesuatu.

Ketika menemukan isu yang membuatmu berang, cobalah untuk selalu berusaha membayangkan posisi semua pihak yang terlibat. Bisa jadi sebuah keputusan terpaksa diambil dan mengorbankan salah satu pihak, tetapi demi menolong lebih banyak pihak atau menghindari keruigan yang lebih besar.

Lihatlah dari sisi berbeda dan berusahalah untuk bersimpati dengan sesama. Cari tahu duduk perkaranya sebelum ikutan tersulut isu perpecahan.

3. Terlalu mudah menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya

Photo by melissa mjoen on Unsplash

Ini adalah kesalahan paling sederhana yang sering kita lakukan. Sebagai generasi muda yang melek teknologi, kita harus lebih hati-hati dalam menyikapi aneka informasi. Tapi sering kali, kita merasa terdesak untuk buru-buru menyebarkan sesuatu.

Alasannya? Agar gak mau ketinggalan, kelihatan jadi yang pertama memberi tahu, dan lain sebagainya. Terlihat sepele ya? Tapi sudah terbukti berkali-kali kalau kecerobohan berupa sembarangan menyebarkan informasi atau berita yang tak jelas sumbernya membuat nasib seseorang menjadi hancur.

Sebaiknya jika mendapatkan informasi, kamu saring dulu baik-baik. Apakah hal itu bermanfaat bagi orang banyak? Apakah hal itu berpotensi merusak nama baik seseorang atau suatu golongan? Dan yang terpenting cek dan ricek fakta dulu sebelum pencet tombol share.

4. Gak berpikir kritis saat dapat input informasi

Photo by Rangga Cahya Nugraha on Unsplash

Rasa malas dalam berpikir kritis juga bisa menjerumuskan kita. Jangan asal mengikuti arus yang sedang kencang saja, kamu sebagai generasi muda harus mau berpikir ekstra.

Misalnya ketika mendengar atau membaca sebuah isu sara di sosial media. Daripada langsung emosi, segera kroscek dengan tiga atau lebih media massa atau akun-akun tepercaya yang berbeda. Jangan juga hanya membaca berita dari judulnya saja. Pastikan isinya juga sejalan dan didukung fakta-fakta yang kuat.

Memang hal-hal ini terasa lebih melelahkan dibanding asal share dan mengikuti tren saja. Tetapi ini semua demi perdamaian dan persatuan bangsa juga.

5. Merasa superior dibandingkan golongan lainnya

Pixaabay.com

Harus diakui, perkembangan di Indonesia masih belum merata. Masih ada daerah-daerah yang belum terfasilitasi secara optimal. Tetapi kamu yang lebih beruntung tak boleh memandang mereka sebelah mata.

Para penduduk di daerah maju sering kali lupa pada saudara-saudara dari daerah tertinggal. Mereka juga kerap memikirkan kepentingan sendiri atau mengabaikan masalah yang dihadapi orang lain. Kita harus menghentikan pola pikir kolot ini dan berubah.

Hal ini juga berlaku dalam hal suku, agama, dan ras. Jangan merasa paling kuat dan paling sempurna karena kita semua adalah makhluk Tuhan juga. Perlakukanlah manusia lain dengan baik karena tak ada satu pun agama yang mengajarkan kejahatan.

Verified Writer

Bebe Cervesa

Aku hidup dalam kata-kata, aku bernapas dalam syair nada

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya