TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kunci Tetapkan Batasan yang Sehat dalam Hubungan dan Pekerjaan

Intinya tetap tegas dan fleksibel

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Manuel Guillén Vega)

Dalam relasi, dalam pekerjaan, dalam setiap hal di hidup, membuat batasan sangat penting. Batasan yang membantu kita untuk memilah-milah, mana yang harus dilakukan, mana yang tidak; mana yang bisa ditoleransi, mana yang tidak.

Dengan adanya batasan pula, secara tidak langsung kita akan menciptakan lingkungan yang sehat dan anti toksik. Perhatikan lima tips di bawah untuk kamu yang ingin belajar menetapkan batasan.

1. Hindari berkata “ya” untuk setiap hal 

ilustrasi pasangan (unsplash.com/Brooke Cagle)

Satu prinsip yang harus kamu ingat: kamu tidak perlu mengiyakan semua permintaan atau ajakan orang. Belajar jadi pribadi yang tegas, yang berani untuk berkata “tidak” ketika memang tidak memungkinkan.

Kamu tidak memaksa dirimu untuk melakukan sesuatu di luar kapasitas hanya demi menyenangkan hati orang. Demikian juga menetapkan batasan dengan diri sendiri. Ketika pekerjaan cukup sibuk tapi tubuhmu memberi sinyal lelah, kamu belajar untuk berkata “cukup” pada diri sendiri.

2. Tapi juga, jangan berkata “tidak” untuk semua hal 

ilustrasi wanita (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Berkata “tidak” pada tiap kesempatan atau tantangan baru sama saja dengan menghindar. Belum berperang, kamu sudah kalah lebih dulu oleh ketakutan dan kekhawatiranmu sendiri. Memang, sih, kamu jadi membuat batas, tapi batas yang tidak sehat karena kamu menghalangi diri sendiri untuk belajar hal baru.

Tujuan dari menetapkan batas bukanlah menghindar dari peluang. Kalau begini terus, bisa-bisa kamu terus terjebak di tempat yang sama dan tak bertumbuh.

Baca Juga: 5 Batasan Ini Perlu Kamu Lakukan saat Curhat soal Hubungan Asmara

3. Tetap jadi orang berprinsip, tapi fleksibel 

ilustrasi teman (pexels.com/Liza Summer)

Penting untuk punya prinsip dan ketegasan untuk memegang kokoh prinsip itu. Tapi, di saat-saat tertentu, penting juga untuk jadi pribadi yang fleksibel, yang bisa beradaptasi sesuai keadaan.

Di sinilah hikmat memainkan peran penting. Jadilah pribadi yang cukup tegas untuk mempertahankan prinsip, tapi juga cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan. Asal perubahan yang ada masih bisa ditoleransi dan tidak menyimpang dari nilai-nilai hidupmu.

4. Jelaslah dalam mengomunikasikan keinginan atau kebutuhanmu 

ilustrasi menolak (pexels.com/Monstera)

Dalam relasi, adalah hal lumrah untuk meminta bantuan atau permintaan tolong. Itu tidak membuatmu lebih tidak berguna. Jadi, belajarlah untuk terbuka tentang keinginan dan kebutuhanmu.

Komunikasikan saja secara singkat, padat, dan jelas. Tidak perlu jelaskan alasanmu bila memang sifatnya pribadi. Intinya, apa yang kamu butuhkan bisa tersampaikan pada lawan bicara.

Baca Juga: 5 Tips Menghindari Sikap Toxic Parents, Bebaskan Anak dengan Batasan

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya