TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hanya dari Kerupuk, Pemuda Gigih ini Bisa Membeli Tanah Sendiri

Rezeki datang dari mana saja

www.fiscuswannabe.web.id

Pikir-pikir daripada kumelamar kerja, lebih baik kumelamar kamu!

Mungkin sebagian dari kamu pernah mendengar lirik lagu ini, kerap didendangkan oleh para pengamen di jalan. Awalnya terdengar lucu, namun jika dilihat dari sisi lain bisa terkesan miris. Memang dewasa ini mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah.

Setiap tahunnya angkatan kerja terus meningkat, namun pertumbuhan lapangan kerja tidak berbanding lurus dengan hal tersebut. Akan tetapi hal itu tidak sebaiknya menjadi hambatan bagi kita, generasi muda, untuk terus berusaha dan mencari penghidupan layak. Misalnya seperti kisah pemuda yang satu ini.

Tanpa memedulikan gengsi, pemuda ini berjualan kerupuk setiap hari.

lukevery.blogspot.sg/ ilustrasi semata

Sebuah pengguna facebook dengan nama Arita Mustofa Zain menceritakan pengalamannya pada Senin, 13 Februari 2017 lalu. Siang itu, Arita bertemu dengan seorang anak muda di sebuah warung soto dalam kantin MTs Negeri Sidoarjo, Jawa Timur.

Ada yang berbeda dari penampilan pemuda ini. Ketika orang-orang seumuranya lebih senang tampil perlente di kafe-kafe, pria ini tampak sederhana dan sedang menaiki motor yang dilengkapi wadah kerupuk. Spontan Arita bertanya "Apa tidak kesusahan mengangkut bawaan sebesar itu?" dan sang pemuda pun menjawab santai bahwa dia sudah terbiasa. Sudah sejak setahun lalu ia berjualan kerupuk.

Baca Juga: 9 Orang Sukses yang Buktikan Usia Bukan Penghalang Mereka untuk Berkarir

Dengan modal seadanya dan tekad kuat, pemuda ini beralih profesi. Kali ini ia hanya bekerja enam jam per hari.

beritagar.id

Dari situ percakapan keduanya berlangsung. Perlahan-lahan terungkaplah tentang sosok pemuda penjual kerupuk tersebut. Pria ini baru 22 tahun umurnya, sebelum menjadi penjual kerupuk dia adalah penjaga tempat parkir. Penghasilannya waktu itu hanya 1,3 juta sebulan, belum lagi dipotong jika ada uang setoran yang tidak sesuai hitungan atau hilang. Dengan semangat ingin memperbaiki hidup, sang pemuda melirik bisnis kerupuk.

Pemuda itu membeli kerupuk mentah secara kiloan, lalu dibawanya ke daerah Candi, Sidoarjo untuk digoreng oleh pihak ketiga. Jasa menggoreng kerupuk per kilogramnya dihargai Rp7500. Setiap harinya pemuda itu dapat menjual habis sekitar 20 kg kerupuk. Pukul 6 sampai 9 dia berjualan di Pasar Kemiri, lalu pukul 9 sampai 12 dia berkeliling menyetorkan dagangannya ke berbagai rumah makan dan warung kopi.

Jangan mencibir dulu, biar hanya kerupuk namun ia mampu mengeruk keuntungan 9,6 juta per bulan.

"Kerupuknya kamu jual dengan harga berapa per bijinya, Dik?" tanya Arita. "200 rupiah Mbak kalau (harga) dariku. Kalau di warung atau warkop ada yang menjualnya jadi 1000 dapat 3, ada yang 500 rupiah per bijinya. Tergantung tempatnya" jelas pemuda itu. Tanpa curiga atau menutup-nutupi, pemuda ramah itu bercerita santai kepada Mbak Arita mengenai model bisnisnya.

Dengan perhitungan demikian pemuda itu bisa mendapatkan bersih sekitar 320 ribu rupiah per hari. Kalikan dengan 30 hari dalam sebulan maka dia bisa mendulang 9,6 juta rupiah setiap bulannya, bahkan bisa lebih sedikit.

Baca Juga: Arti Hidup yang Bisa Kamu Dapatkan dari Komikus Calvin & Hobbes

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya