TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Tepat Bagi Penulis Sampaikan Protes Lewat Tulisan, Beri Solusi!

Protes harus didukung dengan fakta

ilustrasi seorang penulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menyampaikan protes melalui tulisan merupakan salah satu cara yang kuat. Terutama untuk mengutarakan keprihatinan, perbedaan pendapat, atau penolakan terhadap suatu isu atau keadaan yang dianggap tidak adil atau tidak pantas.

Lagipula, kita hidup di era dimana komunikasi lewat tulisan memiliki pengaruh besar. Untuk itu, ada lima cara yang efektif yang bisa dilakukan penulis untuk menyampaikan protes melalui tulisan, nih. Simak dan terapkan, ya.

1. Gunakan fakta dan data yang kuat

ilustrasi sedang menulis karya (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat menyampaikan protes lewat tulisan, penting sekali didukung oleh fakta dan data yang kuat. Berikan argumenmu dengan bukti yang dapat diverifikasi, seperti hasil penelitian, statistik, atau referensi yang kredibel.

Fakta-fakta ini akan memberikan landasan yang kokoh untuk kritik atau protesmu. Pastinya, ini akan memperkuat argumen dan meningkatkan kepercayaan pembaca terhadap informasi yang disampaikan.

2. Gunakan bahasa yang jelas, tegas, dan etis

ilustrasi seseorang menulis (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pilihlah kata-kata dengan bijak dan gunakan bahasa yang jelas dan tegas, ya. Tapi ingat, kamu harus tetap etis dalam menyampaikan protes melalui tulisan. Hindari bahasa yang menyinggung atau menyerang pribadi seseorang.

Fokuskan tulisan pada isu yang ingin kamu protes dan hindari membuat pernyataan yang bersifat subjektif atau merendahkan. Gunakan kata-kata yang menggambarkan ketidaksetujuan dengan jelas tanpa menyakiti perasaan orang lain.

Baca Juga: Kenali 5 Tujuan Mengkritik, sebagai Evaluasi atau Perbandingan? 

3. Gunakan narasi yang kuat dan menggugah

ilustrasi seseorang melakukan self mapping (pexels.com/Ivan Samkov)

Menyampaikan protes melalui tulisan yang memiliki narasi yang kuat dan menggugah akan dapat membuat pesanmu lebih menarik dan mengena. Jika perlu, ceritakan kisah, pengalaman, atau kasus nyata yang mendukung protesmu.

Memanfaatkan narasi yang kuat dapat membantu pembaca masuk ke dalam konteks yang kamu sampaikan. Sehingga ini akan menggerakkan emosi mereka dan memperkuat kesadaran atas isu yang kamu protes.

4. Jalin koneksi dengan pembaca

ilustrasi seseorang membaca (pexels.com/Rahul Shah)

Berusahalah untuk menjalin koneksi emosional dan intelektual dengan pembaca. Ajak pembaca untuk memahami perspektifmu dan kenapa protes ini penting bagimu.

Jangan lupa gunakan pertanyaan, perbandingan, atau analogi yang relevan untuk membantu pembaca menempatkan diri mereka dalam situasi yang kamu gambarkan. Ini dapat membantu meningkatkan empati dan dukungan mereka terhadap protes yang kamu sampaikan.

Verified Writer

Desy Damayanti

Read what I write and you will find out who I really am, ig: Desy_damay

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya