TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda Kamu Memiliki Attachment Issues, Sering Cemas dan Insecure! 

Intropeksi agar hubungan sosialmu menjadi lebih baik

ilustrasi attachment issues (pexels.com/Alex Green)

Semua orang menginginkan hubungan yang sehat dan bahagia, bukan hanya dengan pasangan, tetapi juga dengan sahabat, keluarga, dan lingkungan kerja. Namun, bagi orang-orang yang memiliki attachment issues atau masalah keterikatan, sangat sulit untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Attachment issues bentuknya bisa bermacam-macam dan biasanya berawal dari trauma masa kecil. Misalnya, saat kecil dulu kamu tidak pernah diberi pujian oleh orangtua, maka ketika dewasa kamu akan bersikap sama atau mencari pasangan yang sering mengucapkan kata-kata manis.

Jika berlebihan tentunya ini akan menjadi masalah seperti terlalu bergantung pada orang lain, sulit membuka hati, sering cemas, dan overthinking. Sebelum mencari tahu cara mengatasinya kamu harus introspeksi dulu. Apakah beberapa tanda attachment issues ini ada pada dirimu?

1. Tidak peduli pada diri sendiri

ilustrasi stres (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Menjadi people pleaser atau orang yang selalu mendahulukan orang lain bukanlah sikap yang baik, sudah jelas ini adalah attachment issues yang harus kamu atasi. Terlalu mementingkan orang lain sampai kamu lupa dengan kebahagiaanmu sendiri.

Niat ingin membantu, tapi tanpa sadar ternyata kamu merugikan dirimu. Mungkin saja kamu sebenarnya sadar, tapi tetap melakukannya karena takut membuat mereka kecewa. Kamu selalu ingin memenuhi ekspektasi orang lain, terutama orang-orang yang kamu cintai.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Memiliki Daddy Issue, Bisa Pengaruhi Hubungan

2. Terlalu bergantung pada orang lain

ilustrasi berpelukan (pexels.com/cottonbro studio)

Orang yang dulu kurang diperhatikan atau sering diabaikan orang tercinta, bisa saja akan menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain. Biasanya ini terjadi pada hubungan percintaan, di mana seseorang cenderung mencari pasangan yang bisa mengisi kekurangan tersebut.

Kamu menganggap dia adalah segalanya, jika dia pergi maka kebahagiaanmu juga akan hilang, padahal manusia bisa datang dan pergi kapan saja, tanpa aba-aba. Bersikap seperti ini tentunya tidak baik untuk kesehatan mentalmu.

3. Sulit percaya pada orang lain

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Kampus Production)

Trauma yang kamu miliki bisa saja menyebabkan trust issue yang membuatmu susah percaya pada orang lain, terutama dengan pasangan. Kamu selalu bertanya-tanya apakah mereka sedang berbohong dan ini bisa mengarah pada buruk sangka dan overthinking.

Misalnya, kamu sering mengecek ponsel pacarmu secara diam-diam, atau stalking akun mantan pacarnya karena kamu yakin mereka masih ada hubungan, padahal semua itu hanya kecurigaanmu saja.

4. Merasa cemas dan insecure berlebihan

ilustrasi cemas (pexels.com/MART PRODUCTION)

Rasa cemas dan insecure wajar saja dimiliki setiap manusia, namun kalau berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan mental. Sikap ini disebabkan karena kamu merasa tidak layak atau kurang baik untuk orang lain.

Kamu sering bertanya-tanya alasan orang lain ingin berteman atau berpacaran denganmu. Selain itu, kamu sering membandingkan diri dan cemas kalau orang-orang akan meninggalkanmu karena tidak memenuhi ekspektasi mereka.

5. Tidak berani mengambil keputusan sendiri

ilustrasi sedih (pexels.com/Alena Darmel)

Rasa tidak percaya diri saat mengambil keputusan terjadi karena kamu takut dengan risiko yang akan dihadapi. Selain itu, kamu juga takut jika keputusanmu tidak sesuai dengan keinginan orang lain.

Sering kali kamu membutuhkan konfirmasi dari orang banyak saat melakukan sesuatu, padahal kamu tahu bahwa yang kamu lakukan sudah benar. Akhirnya, kamu akan menunda-nunda dan melewatkan kesempatan yang ada di depan mata.

Baca Juga: 3 Cara Mengendalikan Anger Issue, biar Gak Kebablasan

Verified Writer

Delweys Octoria

Hi, bestie! Have a great day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya