TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Orang Ekstrovert Bisa Menjadi Introvert? Ini Jawabannya!

Ternyata ada pengalaman pahit dibaliknya..

Unsplash/Yoann Boyer
"Kepribadianmu sekarang terbentuk dari pengalaman masa lalu"

Mungkin kamu pernah mendengar pepatah yang mengatakan demikian. Bahwa pengalaman hidup yang pernah dialami seseorang bisa membentuk kepribadiannya yang sekarang. Seperti seorang ekstrovert yang berubah menjadi introvert. Kira-kira apa penyebab di baliknya?

1. Pernah mengalami bully di masa kecil

health.detik.com

Saat masa kanak-kanak, bisa jadi dia adalah pribadi yang periang, terbuka dan senang berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Namun saat ia mulai mengalami bully yang kerap terjadi berulang dari teman-teman di sekitarnya, hal ini memberi dampak buruk pada kondisi mentalnya dan perlahan mengubah pribadinya.

Dari yang semula ceria menjadi lebih sensitif, suka murung, kurang percaya diri dan menjadi sangat pendiam. Banyaknya luka batin yang dia dapat semasa kecil bisa mengubah pribadi asalnya hingga terbawa sampai ia dewasa.

Baca Juga: Meski Dikenal Cuek, Ini 5 Alasan Introvert Tetap Bisa Jadi Guru Sejati

2. Adanya tuntutan dan tekanan dari orang sekitar

mommiesdaily.com

Seperti yang kita tahu bahwa para ekstrovert tipe yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan senang berbaur dengan banyak orang. Namun sifat friendly-nya ini kadang gak selalu disambut hangat oleh sebagian orang di sekitarnya. Kadang cibiran, tatapan sinis, dan teguran dari orang-orang yang tak suka dengan pembawaannya bisa ia dapatkan.

Stigma sok akrab dan merasa paling dominan juga tak jarang ia dengar. Jika dirinya tipe sensitif dan terlalu memedulikan kata mereka, hal ini bisa memberi dampak pada dirinya seperti mengubah pribadinya yang semula ekstrovert menjadi introvert. Hanya karena tak ingin terlihat salah dimata orang lain, ia rela kebebasannya diatur dan dituntut untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya. 

3. Pernah berada di kondisi keluarga broken home

wartakota.tribunnews.com

Seorang anak yang kerap kali menyaksikan pertengkaran kedua orangtuanya juga dapat memberi pengaruh pada kondisi psikisnya. Apalagi jika anak tersebut juga turut menjadi korban pelampiasan emosi kedua orangtuanya. Hal ini bisa membuat seorang anak merasa hilang rasa berharganya.

Dampaknya lainnya bisa memengaruhi kondisi emosional dan kepribadian sang anak menjadi lebih sering murung dan menutup diri. Hal ini juga bisa mempengaruhi kehidupannya saat dewasa.

4. Kerap dimanfaatkan dan dikhianati berulang kali

Unsplash/Zack Minor

Sifat mudah percaya, antusias dan selalu menanamkan pikiran positif pada setiap orang baru yang dikenalnya justru bisa menjadi bomerang bagi para ekstrovert sendiri. Seperti membuatnya kerap dimanfaatkan dan juga dikhianati berulang kali dari orang-orang sekitarnya.

Kekecewaan mendalam yang ia rasakan karena ketidaktulusan yang sering ia dapatkan bisa membuatnya jadi hilang kepercayaan pada orang lain dan memilih menutup diri dari orang-orang sekitarnya. Adanya keragu-raguan yang ia rasakan untuk kembali ingin menjalin hubungan yang hangat pada orang lain hanya karena tak ingin mendapat kekecewaan yang sama berulang kali.

Baca Juga: 5 Suka Duka Ini Pasti Hanya Dipahami oleh Orang Ekstrovert!

Verified Writer

Dewi Ginan

Hanya penulis receh ✍ IG : @dewinner93

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya