TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Cara Keluar dari Rumination, Hindari Pikiran Negatif yang Berulang

Menghindari overthinking dan terjebak dari masalah

ilustrasi cara keluar dari rumination (pexels.com/Alina Vilchenko)

Gak ada salahnya memikirkan masalah yang sedang terjadi, terlebih jika ingin mencari jalan keluarnya. Namun, yang menjadi persoalan adalah ketika kamu harus memikirkan masalah itu secara berulang-ulang sehingga berdampak negatif buat diri sendiri. Situasi inilah yang dinamakan dengan rumination. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar bisa keluar dari rumination.

1. Menanamkan mindset positif

ilustrasi menanamkan mindset positif (pexels.com/Tim Samuel)

Rumination merupakan cara berpikir mengenai suatu hal yang dilakukan secara berulang-ulang, seperti mengkhawatirkan masa lalu atau membuat seseorang terjaga dari malam hari karena memikirkan hal yang sama secara terus-menerus (Nolen-Hoeksema, Wiseo & Lyubomirsky dalam Gauw & Kartasasmita, 2016).

Situasi ini apabila dilakukan secara terus-menerus akan membawa efek negatif bagi kemampuan, kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Hal ini akan menghambat performa seseorang dalam beraktivitas, sebab pikiran akan difokuskan pada hal-hal negatif yang sama.

Cara keluar dari rumination yang pertama yaitu dengan menanamkan mindset positif. Berpikir positif dan melihat segala hal dari sudut pandang positif membuat kamu bisa menjadi lebih tenang, sekaligus menambah rasa percaya diri.

Selain melihat sesuatu dari sudut pandang positif, kamu juga perlu meyakinkan diri sendiri. Misalnya, percaya bahwa semua masalah yang sedang kamu hadapi bisa terselesaikan. Selain itu, kamu juga bisa mendorong diri kamu untuk terus berbenah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

2. Jangan percaya dengan memorimu

ilustrasi tidak percaya memori (pexels.com/Monica Turlui)

Sesuatu yang terjadi di masa lalu bisa mengakibatkan kamu terjebak pada ruminasi. Ketika kamu cemas, kamu cenderung akan memiliki bias saat memikirkan kejadian yang sebelumnya pernah terjadi. Padahal, apa yang kamu ruminasikan adalah sesuatu yang tidak terjadi atau bisa jadi kamu justru membesarkan masalah yang sudah ada.

Untuk menghindari jebakan masa lalu, kamu bisa memulainya dengan menanyakan pada diri sendiri, "Apakah pikiran tersebut benar atau objektif? Apakah kamu mungkin memikirkan respons seseorang atau performamu lebih buruk dibandingkan kenyataannya?". Pertanyaan-pertanyaan itu bisa membantu kamu untuk mengendalikan perasaan stagnan dari masa lalu kamu.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Terjebak Ruminasi, Merasa Tertekan Masalah

3. Hilangkan self-criticsm

ilustrasi menghilangkan self-criticsm (pexels.com/MART PRODUCTION)

Self-criticsm merupakan kebiasaan mengkritik dan menghakimi diri sendiri. Kritik diri memang kadang diperlukan untuk memotivasi diri sendiri. Namun, upaya ini bisa juga merugikan diri sendiri. Sebab, mengkritik diri sendiri bisa memunculkan perasaan menyalahkan diri sendiri secara terus-menerus. Hal ini justru akan meningkatkan rasa cemas dan ruminasi, serta menurunkan mood.

Menurunkan atau menghilangkan self-criticsm sangat penting untuk berhenti dari ruminasi. Untuk itu, lebih baik kamu bisa mencoba untuk berlatih melakukan self-compassion. Ketika kamu memikirkan kegagalan atau kelemahanmu, cobalah gunakan kata atau kalimat dengan kasih sayang dan pengertian.

4. Tulis masalahmu dan cari tahu penyebabnya

ilustrasi menulis masalah (pexels.com/Vlada Karpovich)

Masalah yang datang secara berkala adakalanya membuat bingung apa saja masalah yang sedang kamu hadapi. Saking bingungnya, bahkan kamu sampai lupa detail dan penyebab dari masing-masing masalah. Padahal untuk menyelesaikan masalah, adakalanya kamu harus mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya. Tentu ini akan memudahkan kamu untuk menyelesaikannya.

Mulai sekarang, kamu bisa mencoba untuk memulai menulis setiap masalah yang terjadi. Setelah itu, cari tahu penyebab dari setiap masalah. Dengan menulis seperti ini, kamu akan dengan mudah mencari solusi pada setiap permasalahan. Sebab, kamu bisa mempertimbangkan satu solusi dengan solusi yang lain dengan masalah yang ada.

5. Berlatih mindful

ilustrasi mindfulness (pexels.com/Karolina Grabowska)

Cara selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari ruminasi adalah berlatih mindful. Mindfulness merupakan keadaan pikiran yang berfokus pada pengenalan tentang apa yang dirasakan pada saat ini tanpa melalui penilaian. Cara ini mampu menurunkan rasa cemas, meningkatkan fokus dan kemampuanmu untuk mendeteksi ruminasi.

Praktikan mindfulness ini setiap hari secara bertahap, mulai dari 30 menit lalu ditambah 30 detik setiap harinya. Caranya adalah berlatih lebih sadar dengan suara sekitar, apa yang kamu lihat, atau sensasi yang sedang kamu rasakan. Jangan lupa juga untuk mengatur napasmu. Dalam meditasi, kemungkinan kamu akan kembali dalam siklus ruminasi. Tapi abaikan itu dan tetap fokus kembali, serta jangan berhenti untuk melakukannya lagi.

Baca Juga: Sering Muntah setelah Makan? Ini Mungkin Tanda Sindrom Ruminasi  

Verified Writer

Dian Wijayanti

Bukan anak musik tapi suka musik, find me on instagram @diannwy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya