TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Pola Pikir Gen Z yang Menyebabkan Sulit Terbebas dari Utang

Utang dulu, cemas kemudian banyak dialami oleh gen Z

ilustrasi gen z akibat banyaknya utang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menurut survei Indonesia Gen Z Report 2024 dari IDN Media, menyatakan gen Z menjadi pengguna layanan paylater terbanyak. Tercatat 69,6% gen Z menggunakan layanan paylater dalam berbelanja. Metode ini menerapakan berbelanja dahulu, bayar kemudian. Di mana dapat membeli barang namun proses pembayaran dilakukan belakangan atau utang.

Selain, paylater terdapat pula pinjaman berbasis online atau pinjol yang menyediakan kemudahan dalam pinjaman yang mereka tawarkan. Seperti, persyaratan hanya membutuhkan KTP, pinjaman cepat cair, dan pinjaman dengan bunga rendah. Akses kemudahan inilah yang membuat gen Z untuk tidak takut melalukan utang berbasis online ini.

Tatapi, tanpa disadari pola pikir ini dapat mempengaruhi persepsi mengenai utang itu sendiri. Serta, sulit untuk terlepas dari utang dalam kehidupan dan mudah untuk mengalami kecemasan akibat banyaknya utang. Ada empat pola pikir gen Z yang menyebabkan sulit terbebas dari utang yang patut diketahui. Simak sebagai berikut!

1. Utang menjadi sebuah solusi

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Banyak yang masih memiliki pikiran bahwa utang menjadi sebuah solusi ketika ada masalah. Dengan utang dapat membantu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan baik itu finansial maupun kebutuhan sehari-hari. Pola pikir seperti inilah yang menyebabkan seseorang sulit bebas dari jeratan utang.

Karena, selalu beranggapan bahwa dengan utang adalah cara yang benar untuk menyelesaikan masalah. Padahal, utang bukanlah solusi yang tepat untuk diambil terutama bagi kalangan gen Z yang belum cermat dalam mengatur finansial. Bukan solusi yang diberikan namun kecemasan akibat banyaknya utang akan dialami nantinya. Untuk, itu janganlah beranggapan utang menjadi solusi praktis, tetapi perlu cermat melihat dampak ke depan dalam mengambil langkah untuk berutang.

Baca Juga: 5 Cara Bijak Menyikapi Pasangan Ragu dalam Menjalin Hubungan

2. Tidak utang maka tidak dapat memiliki

ilustrasi wanita memegang uang (pexels.com/Yan Krukau)

Apakah kalian masih memiliki pemikiran, tidak akan memiliki suatu barang jika tidak utang terlebih dahulu? Jika benar, maka pola pikir seperti ini merupakan seseorang yang sulit untuk bebas dari utang dalan kehidupannya. Berpikiran bahwa, jika bukan karena utang pasti tidak akan memiliki rumah, mobil, ponsel terbaru, dan kebutuhan lainnya.

Padahal, pola pikir seperti ini merupakan pola pikir yang patut untuk diubah. Bahwasalnya, kita bisa memiliki barang, meski tidak berutang. Yaitu, dengan cara menabung terlebih dahulu ketimbang berutang demi ingin memiliki barang impian. Hal ini jugalah yang membuat kalangan gen Z tidak bersabar untuk menabung, justru pilihan jalan pintasnya adalah dengan berutang.

3. Merasa mampu untuk membayar

ilustrasi membayar utang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika merasa mampu untuk menulasi utang, pasti ada keinginan untuk berutang kembali. Sikap seperti inilah yang dapat membuat pola pikir seseseorang sulit untuk bebas dari utang. Karena, terlalu menganggap remeh mengenai utang tersebut dan merasa mampu untuk membayar angsuran pinjaman tersebut.

Lewat pemikiran seperti ini menciptakan pemikiran impulsif. Pemikiran ini menuntun seseorang untuk melakukan suatu tindakan seperti utang, tanpa memikirkan dampak ke depannya. Karena, adanya kemampuan dalam membayar utang meskipun tertatih-tatih dalam melunasi utang tersebut. Pemikiran impulsif juga dapat membuat seseorang dengan mudahnya tergiur untuk melakukan utang kembali di kemudian hari.

Verified Writer

Chand Pangestu

writing is healing | IG: nulisbarengchan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya