TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Perbedaan Sihir dan Santet? Begini Pandangan Islam

terdapat amalan agar terhidnar dari sihir dan santet

ilustrasi sihir (pexels.com/Joy Marino)

Mungkin banyak orang yang belum mengetahui arti kata sihir dan santet yang kerap digunakan oleh masyarakat umum. Sejumlah orang bahkan mengiranya sama saja.

Kamu mungkin penasaran bagaimana agama Islam menjelaskan mengenai sihir dan apakah itu semua nyata. Apabila kamu ingin mengetahui lebih dalam, simak perbedaan sihir dan santet dalam poin-poin berikut, ya!

Baca Juga: Doa Menghilangkan Sihir dalam Tubuh Orang Lain, Ampuh Menangkal Santet

1. Pengertian sihir dan santet dalam Islam

ilustrasi santet (unsplash.com/Artem Maltsev)

Sihir atau santet merupakan perbuatan yang dilakukan dengan tujuan mencelakakan orang lain menggunakan bantuan setan. Perbedaannya pun dijelaskan oleh Ustaz Muhammad Faizar dalam kanal YouTube miliknya.

Pada hakikatnya, sihir merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab. Dalam Al-Qur'an, sihir disebut sebagai assihru. Sementara santet merupakan istilah yang digunakan di Nusantara pada masa Kerajaan Majapahit, tepatnya menjelang keruntuhannya. Intinya, santet lebih lekat dengan fenomena yang berlaku di Nusantara.

Lebih lanjut soal sihir, dalam NU Online, ulama Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menuturkan, “Sihir adalah mantra yang memberikan pengaruh secara dzahir batin, seperti membuat orang lain menjadi sakit, atau bahkan membunuh, memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya.” 

Sumber NU Online menjelaskan bahwa sihir itu nyata adanya, sebagaimana disebutkan pada surah Al Baqarah ayat 102. Dalam ayat tersebut, disebutkan tentang sihir dan cara melawan ilmu sihir, bukan mengajarkan untuk melakukan ilmu sihir.

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui,” (QS. Al Baqarah ayat 102).

2. Hukum mempelajari ilmu sihir

ilustrasi media santet (pexels.com/cottonbro)

Sejalan dengan penjelasan di atas, Rasullulah bersabda bahwa sihir merupakan perbuatan yang keji dan termasuk dosa besar. Untuk itu, umat muslim harus menjauhinya sebab belajar sihir atau mengajarkan ilmu sihir hukumnya haram menurut mayoritas ulama. 

Jauhilah tujuh perkara yang merusak (dosa besar). Para sahabat bertanya, “Apa saja ketujuh perkara itu wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah saw bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh seseorang yang diharamkan oleh Allah swt kecuali dengan jalan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh zina terhadap perempuan-perempuan mukmin,” (Hadist Riwayat Al Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: 5 Ciri Rumah Terkena Gangguan Sihir, Pernah Lihat Ledakan di Atap?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya