Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tak terasa umat muslim telah melewati 2/3 bagian bulan Ramadan dan saat ini tengah memasuki 10 hari terakhir Ramadan. Sepuluh hari terakhir Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri yang tidak ada pada hari-hari lain, seperti berkah dan rahmat yang luar biasa dan juga merupakan hari saat Lailatul Qadar turun. Tak mengherankan jika kemudian orang-orang meningkatkan intensitas ibadah pada momen tersebut.
Salah satu ibadah yang banyak dilakukan di 10 hari terakhir Ramadan adalah i'tikaf. I'tikaf merupakan bentuk ibadah yang mengharuskan kamu berdiam diri di masjid selama beberapa hari. Nah, buat kamu yang berniat melakukan i'tikaf, kamu gak boleh asal-asalan, sebab ada beberapa adab yang harus kamu pahami sebelum melaksanakan i'tikaf. Lantas apa sajakah itu?
1. Wanita boleh melaksanakan i'tikaf
Gak hanya laki-laki, cewek pun diizinkan untuk beri'tikaf dan mendekatkan diri pada Allah SWT di 10 hari terakhir Ramadan. Tetapi, ada beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi, seperti sudah mendapat izin dari suami dan menutup aurat secara sempurna agar tidak menimbulkan godaan bagi para laki-laki.
Dari Aisyah, ia berkata “Nabi SAW melakukan i'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan hingga wafatnya, kemudian istri-istri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau."
2. I'tikaf harus dilakukan di dalam masjid
I'tikaf hanya sah ketika dilakukan di masjid, bukan mushola apalagi rumah. Buat kamu para cewek, kamu juga boleh beri'tikaf sebagaimana laki-laki, dan harus melakukan i'tikaf di masjid pula. Sejak zaman dahulu Rasulullah SAW dan istrinya juga melakukan i'tikaf di dalam masjid. Perintah Melaksanakan i'tikaf di masjid ini bisa kamu lihat pada penggalan ayat berikut.
"Tetapi janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187)
Hajar rahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa disyaratkan melakukan i’tikaf di masjid.”
Baca Juga: 5 Hal Unik tentang Itikaf Saat Ramadan yang Harus Kamu Tahu
3. Beberapa hal yang dapat membatalkan i'tikaf
Selain bertujuan untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT, i'tikaf juga bisa batal lho. Yup, ada beberapa hal yang bisa membuat i'tikaf yang kamu lakukan batal, yaitu keluar masjid tanpa adanya alasan ataupun kebutuhan yang penting dan mendesak. Selain itu, bagi kamu yang sudah menikah, melakukan hubungan suami istri juga bisa membatalkan i'tikaf.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Hal-hal yang boleh dilakukan selama beri'tikaf
Selain beberapa larangan seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga beberapa hal yang boleh kamu lakukan selama i'tikaf untuk mempermudah aktivitas ibadah ini. Selama beri'tikaf kamu tetap boleh keluar masuk masjid asalkan memang ada kepentingan seperti makan dan minum. Kamu juga boleh bercakap-cakap dengan orang lain dan mengantarkannya hingga pintu masjid ketika hendak pulang.
Buat kamu yang udah menikah, kamu tetap boleh dijenguk oleh istri dan ngobrol-ngobrol. Mandi dan berwudu di masjid pun tidak dilarang selama kamu beri'tikaf. Kamu juga boleh membawa kasur supaya bisa tidur dengan nyenyak selama beri'tikaf.
5. Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan i'tikaf?
I'tikaf dilakukan selama 10 hari terakhir di bulan Ramadan, sehingga buat kamu yang berniat melaksanakan i'tikaf di masjid, kamu harus mulai berdiam diri di masjid selepas melaksanakan ibadah salat subuh pada puasa ke-21 hingga selepas subuh pada hari raya Idul Fitri.
Akan tetapi, sejumlah ulama memiliki pendapat yang berbeda dalam menentukan kapan dimulainya i'tikaf. Beberapa ulama menganjurkan untuk memulai i'tikaf pada hari ke-20 ketika matahari hampir tenggelam. Alasannya karena 10 hari dihitung dari jumlah malam, sehingga i'tikaf hendaknya dilakukan pada hari ke-20 bulan Ramadan.
Baca Juga: [Foto] Ramai-ramai Itikaf di Masjid Habiburrahman Bandung
