TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kenapa Seorang Penulis Lebih Suka Menggunakan Nama Pena

Sudah tahu belum?

Pexels/Pixabay

Kamu tentu sudah sering mendapati seorang penulis menggunakan nama pena. Bahkan mungkin kamu sendiri juga saat ini menggunakan nama pena dalam setiap tulisan yang kamu hasilkan. Ada yang menggunakan satu nama pena yang sama dalam setiap tulisannya, ada juga yang menggunakan nama pena berlainan untuk jenis tulisan yang berbeda.

Setiap penulis, barangkali juga termasuk kamu, tentu memiliki alasan sendiri mengapa memutuskan menggunakan nama pena dalam setiap tulisannya. Bukan karena malu dengan nama aslinya, berikut lima alasan yang membuat kebanyakan penulis memilih menggunakan nama pena ketimbang nama aslinya.

1. Memang sengaja ingin menyembunyikan identitas

Pexels/Noelle Otto

Diakui atau tidak, hingga saat ini, masih ada saja orang yang memandang kegiatan menulis sebagai kegiatan yang cuma membuang-buang waktu. Dianggap kegiatan yang kurang berfaedah, padahal menulis juga termasuk salah satu kegiatan yang bersinggungan dengan intelektualitas.

Coba saja pikir, bahkan untuk bisa menghasilkan satu artikel dengan kualitas yang oke, kamu harus benar-benar mengerahkan pengetahuanmu dulu, bukan? Tak jarang kamu bahkan mesti melakukan riset atau wawancara terlebih dahulu. Ada juga yang menganggap bahwa dari segi materi, menulis bukanlah profesi yang menjanjikan.

Pandangan semacam itulah yang kadang memengaruhi sikap orang tua atau keluarga yang cenderung tak merestui atau tak begitu suka dan setuju ketika mendapati salah seorang anggota keluarganya memilih berkecimpung di dunia kepenulisan. Maka jangan heran jika ada penulis yang sengaja menggunakan nama pena untuk menyembunyikan identitas aslinya agar orang tua dan keluarganya tidak ada yang tahu kalau selama ini dia dikenal sebagai seorang penulis.

Ada juga yang memang sengaja menyembunyikan identitasnya karena tak ingin orang lain terlalu mengusik kehidupan pribadinya. Baginya, kehidupan pribadi dengan tulisan-tulisannya sudah sepatutnya dipisahkan. Jika ingin menilai, terlebih mengkritik, cukuplah mengkritik tulisannya. Tak perlu dikaitkan dengan kehidupan pribadinya.

2. Agar terdengar lebih menjual

Pixabay/geralt

Alasan kedua ini sering dikaitkan dengan personal branding. Nama seorang penulis dipandang tak kalah penting dengan kualitas tulisan yang dihasilkannya. Memilih nama pena yang menarik dan unik dijadikan pilihan ketika nama aslinya dipandang akan kurang mampu menarik perhatian pembaca.

Sekarang ini penulis tak berbeda jauh dengan entrepreneur. Bahkan ada yang menyebut dirinya sebagai writerpreneur. Dalam artian, seorang penulis tak hanya mesti mampu menghasilkan tulisan dengan kualitas oke, tapi juga harus bisa "memasarkan" tulisannya kepada calon pembaca. Menggunakan nama pena yang menarik dan lebih menjual dianggap salah satu trik "pemasaran" yang cukup berpengaruh untuk menggaet banyak pembaca dan mendongkrak jumlah penjualan buku-bukunya.

Baca Juga: 6 ‘Curhat Colongan’ Penulis Artikel Media Online, Pernah Merasakannya?

3. Menghindari nama yang sama agar tak terkesan pasaran

Pexels/Heiner

Berapa juta manusia yang dilahirkan ke dunia ini setiap harinya? Barangkali tak terhitung. Di antara bayi-bayi yang lahir itu, akan ada berapa banyak bayi yang kemungkinannya diberi nama sama atau setidaknya mirip? Tentu banyak. Banyak sekali.

Coba saja hitung berapa orang yang memiliki nama Ani atau Joko dalam lingkungan tempat tinggalmu. Meski nama panjangnya berbeda, akan ada saja yang salah satu katanya sama. Misalnya Joko Widodo dan Joko Lelono. Sama-sama Joko. Jika ada terlalu banyak nama yang sama begitu, bukan tidak mungkin akan membuat pembaca malah kebingungan.

Maka tak heran jika banyak di antara penulis yang memilih menggunakan nama pena agar namanya tak banyak yang menyamai atau tak terkesan pasaran. Yang memilih menggunakan nama pena dengan alasan semacam ini, biasanya akan memilih nama yang jarang digunakan oleh orang lain atau menggunakan nama yang dipadukan dengan nama asing dan langka. Ada juga yang menggunakan nama pena yang merupakan anagram dari nama aslinya.

4. Menyesuaikan diri dengan genre dan jenis tulisan

Pexels/Min An

Kadang, ada juga penulis yang memilih menggunakan nama pena berbeda untuk tulisan dengan genre berbeda. Penggunaan nama pena yang terkesan islami dianggap lebih cocok digunakan ketika penulis tersebut menulis novel-novel religi misalnya. Selain karena alasan kecocokan, penggunaan nama pena yang sengaja disesuaikan dengan genre tulisan yang kelak akan ia hasilkan, juga dianggap jadi salah satu faktor apakah pembaca akan tertarik dengan tulisan-tulisan atau buku-buku yang akan diterbitkannya atau tidak.

Baca Juga: 5 Kendala yang Harus Disiasati Oleh Seorang Penulis Pemula

Verified Writer

El Rui

Penghuni Pluto. Gemar menulis hal-hal remeh dan berpikir aneh-aneh. Twitter: @EeelRui

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya