TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pola Pikir Sukses Hadapi Keterbatasan ala Muniba Mazari

Perbanyak bersyukur di atas segala yang terjadi di hidupmu

Muniba Mazari tersenyum lebar (instagram.com/muniba.mazari)

Muniba Mazari, seorang wanita yang dikenal dengan julukan "The Iron Lady of Pakistan",  merupakan salah satu dari ribuan motivasional speaker multitalent di dunia yang sangat menginspirasi. Faktanya, akibat kecelakaan mobil bersama suami, Muniba mengalami luka serius hingga harus menjalani operasi yang menempatkan banyak titanium pada bagian tangan dan tulang belakangnya.

Tentu bukanlah perjalanan yang mudah ketika menemukan fisik tubuhnya telah berbeda. Ada banyak rasa sakit dan ketakutan yang muncul karena kekurangan yang dia punya. 

Hanya saja setelah kecelakaan itu perubahan luar biasa terjadi dan dirasakan dirinya. Ya, insiden itu mengajarkan banyak pelajaran yang turut mengubah pola pikirnya sehingga dia berhasil menghadapi keterbatasan. Penasaran dengan pola pikir sukses tersebut? Yuk, disimak bersama.

1. Percayalah di balik masalahmu selalu terselip berkat tak terduga

Ilustrasi disabilitas sukses(pexels.com/Antoni Shkraba)

Pernahkah kamu mendengar istilah "Blessing in disguise"? Secara harfiah istilah ini diartikan sebagai berkat terselubung di balik sebuah problematika kehidupan. Contohnya seperti yang dihadapi Muniba pascakecelakaan hari itu, di mana dia kehilangan banyak kebahagiannya.

Konsekuensi yang harus dia hadapi karena cedera serius tak hanya membuat dia kehilangan fungsi pada sejumlah organ tubuhnya tetapi juga kehilangan orang-orang sekitarnya. Namun, di saat bergelut dengan semua masalahnya, perpisahan dan kehilangan itu justru mempertemukan dia dengan banyak orang baik termasuk anak angkatnya Nael dan berbagai orang hebat dari komunitas-komunitas kemanusiaan. 

Mereka memberikan warna baru dan semangat bagi hidupnya. Sama seperti Muniba, kita pun pasti memiliki berkat terselip di dalam setiap masalah yang dihadapi. Bukankah Tuhan kita selalu proporsional dalam porsi baik dan buruk?

2. Berhenti menjadi people pleaser

Ilustrasi dua wanita bercakap(pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebelum kecelakaan, Muniba adalah tipe people pleaser yang akan menyanggupi permintaan apa saja demi membahagiakan orang tersebut. Sayangnya, tanpa disadari dan diketahui risiko yang harus dihadapi demi kebahagiaan orang lain justru malah menyakiti diri sendiri. 

Belajar dari pengalamannya Muniba, kita harus menyadari bahwa kebahagiaan sejatinya berakar dari kebebasan dalam melakukan banyak hal positif serta menerima diri apa adanya. Bukankah akan lebih menyenangkan bila kita melakukan suatu hal karena kemauan diri sendiri dan bukan karena orang lain?

Maka itu, berkaryalah semampu kita karena didasari keinginan hati sendiri. Sebab hasil dari kebaikan yang berasal murni dalam diri tentu akan menebarkan positif vibes bagi orang lain pula. Berbuat baik terhadap diri sendiri dengan melakukan apa yang membuat kita bahagia akan memancarkan aura kebaikan tersebut bagi orang lain di sekitar kita.

Baca Juga: 5 Tips agar Keterbatasan Gak Jadi Halangan untuk Berkembang

3. Jangan sia-siakan mereka yang setia mendampangi suka duka hidupmu

Ilustrasi kebersamaan (unsplash.com/Antonino Visalli)

Sukses menjadi artis, pembaca berita, penyanyi, pelukis, model, hingga meraih banyak prestasi berlabel internasional membuat Muniba selalu bersyukur memiliki sosok-sosok hebat yang setia menjadi support sistemnya dalam setiap keadaan. Dia pun berpesan dengan tegas "Never lose people like that".

Apakah kamu juga mempunyai seseorang yang selalu setia mendampingimu di saat suka maupun duka, bahkan hingga kamu meraih kesuksesan? Jika ada, maka pastikan mereka tidak kamu sia-siakan. Karena mereka adalah anugerah berharga tak ternilai dan tak tergantikan.

Kesuksesan yang kamu raih hari ini bukanlah semata-mata hasil keringat sendiri tetapi juga berkat mereka yang selalu ada. Seperti yang dikatakan Muniba "On the road to success, there is always we not me".

Suatu sikap untuk melihat, mengakui dan menghargai mereka sebagai "special gift from God" mengajarkan kita tentang makna kerendahan hati. Yuk, hargai dan syukuri keberadaan mereka selagi mereka masih bersama kita.

4. Jadikan kegagalan sebagai opsi dan blacklist kata menyerah

Ilustrasi pantang menyerah (pexels.com/Allan Mas)

Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan. Nah, buat kamu yang cenderung berkecil hati dan ingin menyerah karena kegagalan, Muniba ingin mengajakmu untuk sedikit lebih berbesar hati dan mengubah perspektifmu dengan menjadikan kegagalan sebagai bagian dari opsi untuk terus mencoba dan bukan untuk menyerah. 

Menjadikan kegagalan sebagai opsi bukan berarti mendukung diri untuk mengalami kegagalan yang sama, ya. Tetapi justru disinilah kesempatammu agar semakin mengasah dan meningkatkan progress kemampuan diri. Ingat, kita semua itu punya keterbatasan jadi wajar jika kita pernah gagal.

Kalau kita mau menerima kegagalan sebagai opsi berarti kita telah mengijinkan diri untuk menyerap lebih banyak pengalaman belajar yang berguna bagi kematangan ilmu dan keterampilan kita. Oleh karena itu, jadikan kegagalan sebagai opsi saat kamu bertindak dan blacklist kata menyerah selama kamu masih hidup. Semangat!

Baca Juga: 8 Buku Inspiratif untuk Jomblo, Rayakan Kesendirian!

Writer

Mei Dox

Begginer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya