TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Budidaya Hidroponik saat Musim Hujan

Tanaman hidroponik sehat selama musim hujan

ilustrasi tanaman hidroponik (pexels.com/pragyanbezbo)

Limpahan air hujan dapat membantu proses fotosintesis dan transpirasi pada tanaman. Namun jika berlebihan air, tanaman akan mudah terserang penyakit. Tak terkecuali tanaman hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam.

Di musim penghujan, tanaman hidroponik perlu mendapatkan perlakuan ekstra. Hujan yang turun bisa saja mengontaminasi saluran air hidroponik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu ikuti saat budidaya tanaman hidroponik di musim hujan

1. Buat greenhouse

ilustrasi tanaman hidroponik (pixabay.com/andryhariana)

Hidroponik menggunakan air sebagai media tanamnya, tapi bukan berarti air hujan dapat dijadikan media tanam hidroponik juga. Hidroponik menggunakan air baku yang sudah dilarutkan nutrisi yang mengandung unsur makro dan mikro. Bila saluran air hidroponik terkena air hujan, maka ph atau pekat air yang mengandung nutrisi akan berubah. 

Umumnya, air hujan akan menurunkan ph hidroponik. Jika dibiarkan, tanaman akan layu dan daunnya sulit untuk melebar. Cara yang paling aman menghindari air hujan adalah membangun greenhouse

Buatlah greenhouse, atau setidaknya atap transparan untuk mencegah air hujan mengenai langsung hidroponik. Greenhouse atau rumah kaca juga dapat mencegah serangga masuk ke area tanaman, serta menjaga suhu tetap stabil untuk melindungi tanaman.

2. Rutin cek kepekatan larutan nutrisi hidroponik

ilustrasi tanaman hidroponik (pixabay.com/minhchau2901)

Air hujan yang mengenai saluran hidroponik memang bisa menurunkan kepekatan air hidroponik. Namun, bukan berarti ini membahayakan tanaman. Kamu hanya perlu mencampurkan kembali larutan nutrisi ke dalam air hidroponik agar ph air kembali normal.

Jika kamu tidak memiliki greenhouse, membiarkan tanaman hidroponik terpapar langsung air hujan tanpa penutup bukanlah masalah yang besar. Hal yang paling penting adalah kamu rutin melakukan pengecekan kepekatan air nutrisi hidroponik. Minimal lakukan pengecekan air hidroponik tiga hari sekali, terutama setelah media hidroponik terkena air hujan.

Setiap jenis sayuran dan buah memiliki tingkat kepekatan yang berbeda. Gunakan TDS meter untuk mengukur kepekatan air secara akurat.

Baca Juga: 3 Modifikasi Sistem Hidroponik untuk Hasil Panen Melimpah

3. Semprotkan pestisida bila perlu

ilustrasi tanaman hidroponik (pexels.com/pragyanbezbo)

Menanam dengan metode hidroponik tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Apalagi di musim penghujan serangan serangga dan penyakit meningkat signifikan. Ditambah sinar matahari yang jarang muncul, membuat daun tanaman rentan sakit dan berwarna kuning.

Bila ada serangan hama ulat yang menyebabkan daun berlubang, kamu masih bisa menanggulanginya dengan pestisida. Pastikan pestisida yang kamu semprotkan berasal dari bahan-bahan organik. Dan jangan sampai pestisida tersebut mengontaminasi air dalam wadah hidroponik, ya.

4. Rutin membersihkan peralatan hidroponik yang terkena lumut

ilustrasi tanaman hidroponik (pexels.com/@chanon-taweewuttlkral)

Suhu yang lembab akibat hujan membuat lumut tumbuh subur. Lumut menempel di tembok, lantai, atau benda-benda yang permukaannya basah. Tak terkecuali di dalam wadah hidroponik. Lumut bisa menempel karena kurang terpapar sinar matahari.

Bagi tanaman hidroponik, lumut berbahaya dan bisa mengontaminasi media air. Bahkan lumut bisa tumbuh di permukaan air hidroponik. Segera ganti air jika warnanya sudah keruh atau berubah menjadi hijau. Selain mengganti air, bersihkan paralon, wadah, dan bak hidroponik minimal satu bulan sekali untuk mencegah lumut dan kotoran menempel di wadah penampungan hidroponik.

Verified Writer

Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya