TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Dirasakan Anak Broken Home, Peduli, yuk!

Mereka sangat sensitif, maka hati-hati saat menghadapinya 

ilustrasi orangtua dan anak perempuan (pexels.com/Ron Lach)

Perpisahan dalam hubungan apapun pasti terasa menyakitkan, salah satunya dalam keluarga. Beberapa masalah memang terkadang gak bisa dihindari, sehingga jalan terbaik yang dipilih adalah jalur perpisahan. Saat orangtua berpisah, tentu anak-anak menjadi korban juga. Mereka biasanya akan memiliki sifat yang berbeda dari anak-anak lain yang hidup dalam keluarga yang utuh.

Mereka tumbuh dalam keluarga yang gak utuh lagi, itu tentu menjadi sebuah pengalaman pahit yang sulit untuk dijalani. Oleh karena itu, selain sifat yang berbeda, perasaan yang dimiliki anak broken home pun juga berbeda. Berikut adalah lima hal yang dirasakan oleh mereka yang perlu diketahui, agar kamu bisa bijak saat menghadapinya.

1. Perasaannya lebih sensitif 

Ilustrasi sedih (pexels.com/Liza Summer)

Terlalu sering melihat pertengkaran orangtua, kurangnya perhatian dari orangtua dan bahkan bisa saja mendapatkan perlakuan yang gak menyenangkan saat orangtua mereka sedang bertengkar. Hal-hal itu semua membuat perasaan mereka menjadi lebih sensitif dibandingkan dengan anak-anak lain yang hidup dalam keluarga yang utuh.

Kenyataan yang mereka alami memang sungguh menyakitkan, namun biasanya mereka akan mencoba menutupi rasa sedihnya dan berusaha untuk tampil kuat di hadapan orang lain. Tapi, percayalah di dalam lubuk hatinya yang terdalam, mereka sangat terluka dan menangis, meski terkadang terlihat baik-baik saja.

2. Mereka merasa kesepian 

ilustrasi orang merasa kesepian (pexels.com/Pixabay)

Salah satu alasan mengapa anak yang mengalami broken home karena perpisahan orangtuanya, mereka lebih menyukai suasana di luar rumah adalah rasa kesepian saat berada di dalam rumah. Mereka menganggap bahwa situasi di luar rumah lebih menyenangkan. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk tinggal di luar rumah daripada di dalam rumah.

Banyak dari mereka juga yang malah dengan sengaja mengulur waktu ketika harus segera pulang ke rumah. Akibat saat berada di dalam rumah, mereka lebih sering merasa kesepian, maka salah satu cara yang sering mereka lakukan untuk mendapatkan kesenangan agar gak merasa sepi adalah pergi dari rumah dan bertemu dengan orang-orang yang dekat dengan mereka.

Baca Juga: 5 Alasan Logis Anak Broken Home Juga Bisa Sukses dan Hidup Bahagia

3. Sulit mengungkapkan emosi 

ilustrasi orang merasa bingung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak yang mengalami broken home secara gak disengaja akan berusaha memendam emosinya. Hal tersebut dilakukan karena mereka merasa ketakutan hingga gak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan secara jelas kepada orang lain. Berbagai perasaan pun bercampur aduk menjadi satu.

Mereka juga memiliki ketakutan apabila mengungkapkannya kepada orang lain, malah justru emosinya akan digunakan sebagai alat untuk menyerang mereka di kemudian hari. Inilah yang menyebabkan sebesar apapun masalah yang dihadapinya, mereka akan cenderung menyimpannya, karena begitu sulitnya untuk meluapkan emosi yang dirasakan.

Isi pikiran mereka hanyalah betapa banyak hal benar yang dilakukan pun, tetap saja akan selalu salah di mata orang lain. Tentu pikiran tersebut jangan dibiarkan, karena bisa menimbulkan berbagai dampak buruk yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya, seperti mengalami kecemasan yang berlebih.

4. Ingin mendapat perhatian yang lebih 

ilustrasi orangtua memperhatikan anaknya (pexels.com/Any Lane)

Ini bukan tanpa sebab, mengapa anak broken home selalu ingin mendapatkan perhatian lebih, karena mereka kurang atau bahkan tidak mendapat perhatian dari orangtuanya saat di rumah. Oleh karena itu, gak perlu heran ketika ada saja masalah-masalah yang dilakukannya, semata-mata supaya bisa mendapatkan perhatian dari orang lain.

Tentu perbuatan mereka yang seperti itu bisa mendatangkan masalah bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Maka, ketika menghadapi anak yang mengalami broken home sebaiknya jangan langsung memberikan label sebagai anak pembuat masalah. Gak perlu banyak berbicara juga saat dengannya, cukup temani dan beri perhatian melalui perbuatan, itu sudah sangat mampu membuatnya lebih tenang, sehingga gak akan banyak masalah yang dilakukan.

Baca Juga: 5 Harapan Cowok Broken Home saat Ia Menikah, Hargai, ya

Verified Writer

Adelbertha Eva Y

Tetap Semangat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya