TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makna Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

Semboyan yang mengandung nasihat berkehidupan

ilustrasi Ki Hajar Dewantara (museum.kemdikbud.go.id/Repro Foto Ki Hajar Dewantoro)

Setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Tanggal ini diambil dari hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, 2 Mei 1889. Bapak Pendidikan Nasional yang memiliki semboyan yang juga dikenal sebagai Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Ungkapan berbahasa Jawa tersebut, tak sekadar rangkaian kata, tapi juga memiliki makna dalam pandangan hidup masyarakat. Mari, jelajahi secara lebih mendalam setiap konsep yang terkandung dalam ungkapan yang juga menjadi nasihat untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

1. Makna Ing ngarsa sung tuladha

ilustrasi seorang pemimpin (pexels.com/RODNAE Productions)

Ajaran pertama yaitu, ing ngarsa sung tuladha, berasal dari kata “ing ngarsa” yang artinya di depan, “sung” berasal dari (asung) yang berarti memberi, dan kata “tuladha” yang artinya contoh. Dengan demikian,  arti dari semboyan ini adalah ketika seseorang berada di depan sebagai pemimpin atau guru, harus mampu memberikan teladan atau contoh untuk semua orang yang ada di sekitarnya.

Dalam konteks pemimpin atau guru, ajaran ini mengandung makna bahwa mereka harus memiliki sikap, perilaku, dan tindakan yang bisa dijadikan contoh baik oleh orang lain. Dengan begitu, sosoknya akan mampu juga memengaruhi orang sekitar untuk melakukan hal positif dan membangun.

Perlu memiliki kesadaran diri dan rasa tanggung jawab agar perilakunya berdampak baik. Diharapkan juga pribadinya dapat menciptakan lingkungan yang sehat, inspiratif, di mana orang sekitar menjadi termotivasi mengikuti jejak kebaikan yang ditampilkan.

Baca Juga: 3 Makna Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa

2. Makna Ing madya mangun karsa

ilustrasi memotivasi siswa (pexels.com/Max Fischer)

Ajaran kedua dari semboyan Ki Hajar Dewantara adalah ing madya mangun karsa. Terdiri dari kata “ing madya” yang artinya di tengah-tengah, “mangun” yang berarti membangkitkan atau memberi motivasi, dan “karsa” yang memiliki arti niat atau kemauan. Dengan demikian, ajaran kedua ini, ing madya mangun karsa dapat diartikan ketika berada di tengah-tengah, pemimpin atau guru menjadi sosok yang mampu membangkitkan semangat.

Di tengah kesibukan aktivitasnya, diharapkan seorang pemimpin atau guru tetap bisa meluangkan waktu memberikan motivasi dan dukungan kepada anggota atau muridnya. Setiap orang memiliki kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, tapi kadang kala memang bisa naik turun, sehingga membutuhkan dorongan dari sekitarnya. Dalam kondisi inilah, pemimpin atau guru perlu mengambil peran agar keberadaannya di tengah anggota atau siswa dapat menaikkan semangat untuk bergerak mencapai tujuan.

Oleh karena itu, pemimpin atau guru juga perlu aktif dan kreatif untuk menjaga kekompakan, sehingga proses kerja maupun kegiatan belajar berjalan lancar dan menyenangkan. Menghayati semboyan kedua ini, diharapkan pemimpin atau guru dapat menciptakan lingkungan yang positif dan inspiratif, supaya orang sekitarnya termotivasi untuk berkarya dan mencetak banyak prestasi.

Verified Writer

Adelbertha Eva Y

Tetap Semangat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya