TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cintai Negeri, 5 Hal Sederhana Ini Jadikan Indonesia Lebih Baik

#DearFutureIndonesia Kalau bukan kita, siapa lagi?

Instagram/najwashihab

Negeri yang kita cintai, Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dimana berjajar ribuan pulau dari Sabang hingga Merauke. Negeri ini dianugerahi berbagai kekayaan yang tidak dimiliki oleh negeri-negeri lainnya di dunia. Kita memiliki banyak alasan untuk menjadi sebuah bangsa yang besar di dunia ini. 

Meskipun begitu, kita harus mengakui jika negeri ini masih cukup tertinggal dalam berbagai aspek. Kita bahkan kalah maju dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia. Berbagai permasalahan seperti korupsi, infrastruktur, ekonomi hingga tindakan intolerasi masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah untuk diselesaikan.

Sebagai generasi millenial, kepedulian terhadap Indonesia adalah sebuah ciri yang harus melekat kepada diri. Membuat Indonesia lebih baik bukanlah hanya tugas pemerintah, melainkan juga tugas kita semua. Tidak melulu harus melakukan hal yang kompleks, 5 hal sederhana ini nyatanya turut berperan penting membuat Indonesia lebih baik. Yuk, laksanakan!

1. Memahami sejarah Negeri dengan utuh, disanalah awal sebuah bangsa menjadi besar

IDN Times/Reza Iqbal

Sejak di bangku sekolah, kita pasti sudah diajarkan pelajaran Sejarah. Mulai dari zaman kerajaan-kerajaan Indonesia, datangnya kaum penjajah, hingga proses Indonesia meraih kemerdekaan. Sayangnya, hal tersebut masih berkutat tentang tahun, tempat dan sekedar nama-nama yang harus kita ingat saja.

Dalam sebuah pidatonya, proklamator kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno pernah berucap jika "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri." Ungkapan ini memiliki makna yang sangat dalam tentang pentingnya kita menghargai dan memahami sejarah bangsa ini dengan utuh.

Saat kita bisa memahami sejarah negeri ini, kita akan paham jika negeri ini sebenarnya tidak dijajah Belanda selama 350 tahun, melainkan Indonesia berjuang melawan penjajah selama 350 tahun. Pemahaman ini bukanlah hal yang sepele, karena dengan cara pandang yang benar kita bisa mengetahui jika mental negeri ini adalah mental para pejuang. Bukan mental negeri tertindas.

Memahami sejarah bisa kamu lakukan dengan membaca buku yang kompeten. Jika ingin lebih menarik, kamu juga bisa sambil berwisata mengunjungi berbagai museum yang tersebar di berbagai kota, seperti Surabaya dan Yogyakarta.

Baca Juga: 6 Budaya Millennial yang Bisa Memajukan Kualitas Negara Indonesia

2. Tidak membudayakan sikap permisif

imdb.com

Sudah bukan rahasia lagi jika korupsi telah mengakar di negeri ini. Setiap tahunnya pasti banyak politisi yang ditangkap karena terjerat kasus korupsi ini. Bahkan tanpa kita sadari hal licik ini pun sebenarnya telah menjadi bagian hidup cukup banyak orang. Korupsi tidak selalu tentang mencuri uang rakyat. Mencontek saat ujian dan sengaja terlambat bekerja pun merupakan praktik licik, yang jika dibiasakan menjadi asal muasal tindakan korupsi.

Satu hal yang tak banyak disadari, namun mulai menjadi ciri negeri ini adalah budaya permisif yang mulai mengarah ke hal negatif. Saat orang melakukan pelanggaran, kita terlalu memakluminya. Tak heran jika membuang sampah sembarangan, datang terlambat, bahkan korupsi menjadi budaya buruk negeri ini.

Ada sebuah perbedaan besar antara toleran dan permisif. Toleran adalah sikap menghargai tanpa memberikan keburukan bagi orang lain. Namun kini permisif menjadi sebuah budaya di mana orang terlalu memaklumi sebuah sikap, meskipun memberikan kerugian bagi orang lain.

Bagi kita kaum millennial, sikap-sikap sederhana seperti tidak mencontek saat ujian, membuang sampah pada tempatnya, menegur dengan baik orang yang melakukan pelanggaran merupakan sebuah sikap yang mampu membuat negeri ini menjadi lebih baik lagi.

Kesadaran diri kita sendiri bahkan menjadi faktor utama pentingnya membiasakan membaca. Tak hanya menjadi jendela ilmu, kebiasaan membaca juga akan mampu memberangus berita-berita hoaks yang sering terjadi. Dengan membaca, kita bisa memahami sudut kebenaran sebuah informasi.

3. Membangun budaya literasi menjadi cara ampuh memberangus hoaks

Instagram/najwashihab

Data World’s Most Literate Nations menunjukan rendahnya daya literasi Indonesia saat ini. Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara. Kita bahkan kalah dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Rendahnya minat baca masyarakat menjadi pemicu rendahnya SDM dan meningkatnya isu yang sedang hangat saat ini, hoaks.

Di era teknologi dan informasi yang serba cepat saat ini, hoaks begitu gencar terjadi di media-media sosial. Hal ini tak lepas dari budaya masyarakat saat ini yang ikut latah membagikan sebuah berita, tanpa membaca dengan utuh dan memahami isinya. Permasalahannya, meningkatkan minat baca bukan hanya tugas pemerintah saja.

4. Suka traveling? Mengunjungi tempat-tempat wisata di Nusantara bisa menjadi bukti cintamu pada Indonesia

Instagram/nadinelist

Ingin turut berkontribusi untuk perekonomian Indonesia? Banyak hal sederhana yang bisa kamu lakukan. Salah satunya adalah dengan mencintai dan membeli produk-produk dalam negeri. Hal lainnya yang dijamin asyik dan seru adalah traveling ke tempat-tempat wisata Indonesia.

Negeri seribu pulau ini memiliki keindahan yang tak kalah cantik dari tempat-tempat wisata di belahan dunia lainnya. Kita memiliki segalanya di negeri ini. Pegunungan, lautan, danau hingga ribuan budaya dan adat yang unik untuk didatangi.

Travelling di dalam negeri tanpa kita sadari mampu meningkatkan dunia pariwisata kita ke seluruh dunia, lho. Apalagi jika kamu juga ikut membagikan keindahan pariwisata negeri ini hingga ke negara lain. Dan hal itu saat ini terasa lebih mudah dan simple melalui canggihnya media sosial.

Baca Juga: Tuangkan Harapanmu untuk Indonesia dan Menangkan Macbook Air!

Verified Writer

Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya