TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Ciri Orang yang Hanya Mengejar Popularitas, Gaya Hidupnya Mewah!

Popularitas hanyalah sebuah angka

ilustrasi vlogger (pexels.com/Ron Lach)

Pengaruh media sosial yang semakin meluas telah menciptakan fenomena baru di era digital ini, yaitu keinginan untuk mendapatkan popularitas. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain, terutama di dunia maya.

Namun, tidak semua yang terlihat populer adalah orang-orang yang tulus dan autentik. Beberapa orang hanya mengincar popularitas semata, tanpa memedulikan nilai-nilai atau integritas yang sebenarnya.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai tujuh ciri seseorang yang hanya mengejar popularitas. Hal ini bisa dijadikan sebagai peringatan bagimu untuk menjaga kesetiaan pada nilai-nilai yang lebih penting dalam kehidupan. Check it out!

1. Perhatian yang berlebihan terhadap jumlah pengikut

ilustrasi akun instagram (unsplash.com/Jakob Owens)

Salah satu ciri yang jelas dari seseorang yang hanya mengejar popularitas adalah perhatian yang berlebihan terhadap jumlah pengikut di media sosial. Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pengikut yang lebih banyak, bahkan jika itu berarti menggunakan trik-trik atau teknik-teknik yang tidak jujur. Bagi mereka, jumlah pengikut adalah ukuran kesuksesan dan status sosial, tanpa memedulikan kualitas interaksi atau kontribusi yang sebenarnya.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Punya Popularitas Hits di Sekolah, Sering jadi Idola!

2. Obsesi dengan like dan komentar

ilustrasi comment instagram (pexels.com/cottonbro studio)

Selain jumlah pengikut, seseorang yang hanya mengejar popularitas juga terobsesi dengan jumlah likes dan komentar yang mereka terima di unggahan mereka. Mereka akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksa seberapa banyak orang yang menyukai atau mengomentari setiap unggahan mereka. Obsesi ini memicu kecemasan dan kekecewaan jika mereka tidak mendapatkan respons yang diharapkan, bahkan dapat mempengaruhi harga diri mereka.

3. Penggunaan kontroversi sebagai strategi

ilustrasi reporter (pexels.com/cottonbro studio)

Untuk mendapatkan popularitas dengan cepat, beberapa individu akan menggunakan kontroversi sebagai strategi mereka. Mereka akan mengunggah konten provokatif atau kontroversial, dengan harapan bahwa hal itu akan menarik perhatian banyak orang dan memicu perdebatan yang panas. Namun, sering kali mereka tidak peduli dengan akibat dari konten tersebut, termasuk dampak negatif pada orang lain atau hilangnya integritas pribadi mereka.

4. Fokus pada gaya hidup mewah

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Tim Douglas)

Seseorang yang hanya mengejar popularitas cenderung memiliki fokus yang berlebihan pada gaya hidup mewah. Mereka ingin terlihat sukses dan kaya di mata orang lain, sehingga mereka akan memamerkan barang-barang mewah, destinasi liburan yang eksotis, atau kehidupan glamor yang tampak sempurna.

Mereka cenderung memperlihatkan kehidupan yang menggoda. Namun, pada kenyataannya mereka mungkin tidak memiliki substansi atau pencapaian yang signifikan di balik itu semua.

5. Ketergantungan pada validasi eksternal

ilustrasi tepuk tangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Seseorang yang hanya mengejar popularitas sangat bergantung pada validasi eksternal dari orang lain. Mereka mencari pengakuan dan pujian untuk meningkatkan rasa harga diri mereka.

Mereka merasa puas hanya ketika orang lain memuji mereka atau mengakui popularitas mereka. Ketergantungan ini membuat mereka rentan terhadap pengaruh negatif dan manipulasi, karena mereka tidak memiliki landasan internal yang kuat untuk mempertahankan integritas dan nilai-nilai mereka.

6. Tidak konsisten dengan identitas dan nilai

ilustrasi topeng (pexels.com/cottonbro studio)

Seseorang yang hanya mengejar popularitas cenderung tidak konsisten dalam menunjukkan identitas dan nilai-nilai mereka. Mereka akan dengan mudah mengubah sikap, pandangan, atau perilaku mereka demi mendapatkan persetujuan dan popularitas.

Mereka mungkin terlihat tulus dan autentik dalam satu momen, tetapi dapat berubah total dalam momen berikutnya jika itu dapat memberikan mereka keuntungan dalam hal popularitas. Mereka mengorbankan integritas pribadi mereka demi mendapatkan perhatian dan persetujuan dari orang lain.

Baca Juga: 5 Risiko Menjadi Influencer, Gak Selamanya Menyenangkan!

Verified Writer

Kazu Zuha

Hanya seorang anak SMK yang menyukai pelajaran SMA. Cenderung seperti bunglon, bisa menjadi Kpopers, Wibu, Agamis, Anak Sosiologi, Anak Politik, dan lain lain sesuai situasi dan kondisi hehe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya