TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Pelajaran Berharga yang Bisa Kita Petik dari Kasus Ratna Sarumpaet

#GoodLife Sudah nyinyirnya, kita ambil hikmahnya yuk

Berbagai sumber

Apa yang kamu tanam, itulah yang nanti akan kamu tuai.

Mungkin begitulah pepatah yang patut disematkan pada aktivis perempuan bernama Ratna Sarumpaet. Akibat kebohongan yang dibuatnya sendiri, kini ia harus mendekam di sel untuk menjalani pemeriksaan fihak berwenang.

Wajahnya yang tampak bengkak yang awalnya diakui sebagai penganiayaan, akhirnya diakui sebagai hasil dari operasi sedot lemak di wajah. Publik, terutama warga jagat maya, langsung menyerbu setiap postingan yang berkaitan dengan Ratna Sarumpaet dengan reaksi beragam. Dari yang mulai minta maaf karena ikut menyebarkan berita hoax, sampai yang memaki habis-habisan dengan kalimat-kalimat menyudutkan.

Dari banyaknya pendapat dan komentar serta reaksi negatif dari masyarakat, kita bisa simpulkan beberapa poin penting dari kasus tersebut.

Setidaknya ada 6 pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kasus yang awalnya hanya ‘alasan’ kepada keluarga, lalu berkembang menjadi isu nasional yang cukup menggemparkan. Simak yuk?

1. Disembunyikan rapat sekalipun, kebohongan pasti akan terungkap

Pexels/Kat Jayne

Kecil atau besar, sedikit atau banyak, segala bentuk kebohongan sudah pasti tidak akan membawa kebaikan bagi kehidupanmu. Satu kebohongan kecil biasanya akan berkembang menjadi sebuah kebohongan besar yang akan menghancurkan hidupmu.

Sekali orang sudah berbohong, maka selama hidupnya ia akan dicap sebagai pembohong oleh masyarakat. Jadi, daripada berbicara tidak sesuai dengan fakta, lebih baik ungkapkan kebenaran meski pahit sekalipun. Hidup itu harus senantiasa bersikap jujur, agar masa depan tidak hancur.

Baca Juga: Tidak Selalu Buruk, Ini 5 Pelajaran Hidup dari Suporter Bola Indonesia

2. Bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan

Pixabay/Free-Photos

Segala hal yang kamu perbuat, tentu saja harus diikuti dengan sikap tanggung jawab. Saat kamu sudah berbuat sesuatu hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran, maka kamu juga mesti bertanggung jawab dengan hal tersebut.

Melakukan kebohongan atau menyebarkan berita palsu yang merupakan salah satu bentuk kesalahan, tentu saja harus dibarengi dengan tanggung jawab sebagai konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan.

3. Saat berbuat tidak baik, ingat kamu punya keluarga

Pixabay/trevoykellyphotography

Ketika kamu berbuat tidak baik, ingatlah kamu punya keluarga yang juga akan merasakan dampak dari perbuatan tidak baik kamu. Kamu yang melakukan kesalahan, maka keluarga juga ikut terseret dalam kesalahan yang kamu buat.

Mereka tidak tahu apa-apa, tapi sudah menerima hukuman sosial dari masyarakat karena memiliki anggota keluarga yang tak baik. Jadi, sebelum melakukan perbuatan tercela, ingatlah keluarga kamu di rumah yang sedang berbahagia dengan kehidupannya.

4. Hati-hati menjaga lidah, apalagi bagi seorang publik figur

Pixabay/Free-Photos

Seorang publik figur, baik dari kalangan artis, pejabat, politikus, dan sejenisnya, memang harus berhati-hati dalam tindakan maupun ucapan. Ada banyak kasus para pesohor yang sudah merasakan dampak dari ‘keseleo’ lidah yang mereka ucapkan sendiri.

Tak mengapa mengungkapkan pendapat mengenai segala peristiwa yang terjadi, namun sebisa mungkin pilihlah dengan kalimat-kalimat baik, tidak berbohong, dan tidak menyerang orang yang tidak sefaham. Bukan hanya mulutmu harimaumu, tapi sudah berkembang menjadi lidahmu harimaumu dan jarimu harimaumu.

5. Mengisi hari tua dengan ibadah dan kumpul bersama keluarga

Pixabay/Linus_Picture

Memang sih, ada beberapa orang yang memilih terjun di dunia politik (dan bidang lainnya) meski usia sudah tidak lagi muda dengan banyak melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan di luar rumah. Namun, alangkah baiknya jika perempuan yang sudah menjadi ibu sekaligus nenek atau buyut, lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.

Daripada sibuk dengan urusan dunia dengan permasalahannya yang njelimet, lebih baik gunakan sisa waktu hidup untuk berbuat lebih banyak ibadah dan berkumpul bersama keluarga.

Mungkin ada yang tidak sependapat, tapi bukankah hidup ini terlalu singkat untuk mengurusi hal-hal yang bersifat keduniawian?

Baca Juga: Hoaks Ratna Sarumpaet, Ini Beda Kerusakan Wajah Dipukul dan Oplas

Verified Writer

Iip Afifullah

Someone

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya