Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Freddie Figgers adalah seorang miliarder muda yang memiliki perusahaan teknologi yang kini bernilai USD63 juta atau Rp922 miliar. Namun, tahukah kamu, di balik kesuksesannya itu, ternyata ia memiliki masa kecil yang tidak menyenangkan.
Dibuang dan di-bully telah menjadi masa lalunya. Kini Freddie Figgers adalah seorang CEO di Figgers Communication. Ingin tahu kisah perjuangannya sampai bisa sukses seperti sekarang? Yuk, simak ulasan berikut, seperti yang dirangkum dari BBC dan The Washington Post.
1. Anak yang dibuang di tempat sampah
Freddie dan ayahnya (instagram.com/freddiefiggers) Lahir di pedesaan Quincy, Florida, beberapa jam setelah dilahirkan Freddie dibuang di tempat sampah oleh ibunya. Untung saja ada orang yang melihatnya dan langsung menghubungi polisi.
Bayi Freddy kemudian dirawat di rumah sakit selama dua hari. Lagi-lagi keberuntungan berpihak padanya. Pasangan Nathan dan Betty Figgers yang tidak memiliki anak tertarik untuk mengadopsi dan merawatnya seperti anak kandung sendiri.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Sosok Pierre Tendean yang Gugur sebagai Pahlawan Revolusi
2. Hobi mengotak-atik komputer
Freddie Figgers (instagram.com/freddiefiggers) Saat di sekolah, Freddy kecil sering di-bully oleh teman-temannya. Ia sering diejek "anak tempat sampah". Meski demikian, Freddie sudah menunjukkan bakatnya yang luar biasa. Hal itu bermula dari sang ayah yang membelikan komputer rusak dari pasar loak dan menaruhnya di meja dapur.
Freddy kecil akhirnya bermain dengan komputer ini dan melupakan masalahnya di sekolah. Ia membongkar dan dapat menghidupkan kembali komputer tersebut. Dari sinilah Freddie menjadi tertarik memasuki dunia teknologi.
3. Membangun perusahaan pertama di usia 15 tahun
Freddie Figgers (instagram.com/freddiefiggers) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Berkat kemahirannya memperbaiki komputer, sejak usia 9 tahun Freddie kecil sudah bekerja sebagai ahli reparasi komputer. Memasuki usia 12 tahun, Freddie secara resmi menjadi teknisi komputer.
Freddie akhirnya membangun perusahaan pertamanya di usia 15 tahun yang ia namakan Figgers Computers. Di usianya yang masih 17 tahun, ia sudah memiliki 150 klien yang membutuhkan jasanya untuk dibuatkan website serta storage untuk menyimpan file.
4. Mendirikan Figgers Communication
Figgers Communication (instagram.com/freddiefiggers) Di usia 24 tahun, Freddie sudah berhasil menciptakan 80 program software. Pada tahun 2012, saat ayahnya terkena Alzheimer, ia berhasil menciptakan sepatu dengan pelacak GPS. Selain bisa melacak keberadaan ayahnya, ia juga bisa berkomunikasi dengan sepatu tersebut.
Sebuah perusahaan di Kansas tertarik dengan penemuan tersebut. Freddie pun menjualnya seharga USD2,2 juta. Sebelum ayahnya meninggal, Freddie mendirikan Figgers Communication pada tahun 2014 dari uang hasil penjualan sepatu pintar. Freddie juga menjadi seseorang di balik perusahaan telekomunikasi Figgers Wireless.
Baca Juga: 9 Karakter Drama Korea 2022 yang Punya Energi Positif, Inspiratif!