TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Saat Melakukan Afirmasi, Masih Sering Dilakukan

Hindari hal ini agar keinginanmu cepat terwujud 

Ilustrasi percaya diri (istockphoto.com/Cecilie_Arcurs)

Afirmasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan membuat sebuah pernyataan mengenai hal yang diinginkan yang kemudian ditanamkan di dalam pikiran atau diucapkan dengan perkataan. Beberapa contoh afirmasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah:

"Wawancara kerjaku akan berjalan dengan lancar dan aku diterima di posisi yang aku inginkan,"

"Aku lulus ujian dengan nilai 100,"

"Aku cantik, baik dan pintar. Orang-orang senang berteman denganku,"

"Aku percaya bahwa seorang pria baik hati, setia dan mapan akan datang untuk melamarku,"

Afirmasi dipercaya dapat mengubah pikiran negatif menjadi positif dan membantu mewujudkannya menjadi kenyataan. Namun, selain menanamkannya dalam pikiran dan mengucapkannya dengan perkataan, kamu juga perlu menghindari beberapa hal ini agar afirmasimu dapat terwujud. Simak apa saja kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan afirmasi berikut ini!

1. Tidak meresapi apa yang dikatakan

Ilustrasi melamun (istockphoto.com/ginnyyj)

Afirmasi positif bekerja dengan cara mempercayai apa yang diyakini di dalam pikiran dan apa kita katakan. Jika afirmasi tersebut sudah tertanam dalam diri, secara tidak langsung kita akan bergerak, bertindak dan berusaha untuk mendapatkan hal tersebut karena kita telah meyakini bahwa kita dapat mewujudkannya. 

"Aku lulus ujian dengan nilai 100,"

Jika kita telah percaya bahwa kita akan lulus ujian dengan nilai 100, maka kita akan bergerak searah dengan apa yang kita percayai yaitu belajar dengan sungguh-sungguh karena kita tahu tujuan kita.

Tetapi, jika kita hanya mengucapkan afirmasi tanpa meresapi atau menghayati dan mempercayainya dengan sungguh-sungguh, maka afirmasi tersebut pun tidak akan tertanam yang akan berujung pada keraguan dan perasaan pesimis karena otak kita belum tahu dan belum mengenal baik afirmasi tersebut.

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Memberi Afirmasi Positif kepada Orang Lain

2. Bertindak berlawanan dengan afirmasi

Ilustrasi konflik pasangan (istockphoto.com/milanvirijevic)

Semua tindakan yang kita lakukan dipengaruhi oleh pikiran. Namun, tidak jarang kita tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang berlawanan dengan pikiran dan perkataan serta keinginan kita.

"Aku percaya bahwa seorang pria baik hati, setia dan mapan akan datang untuk melamarku,"

Afirmasi tersebut telah kita ucapkan berulang kali dan kita percayai dalam pikiran. Namun, kenyataannya kita justru tergoda dan menerima cinta pria yang tidak setia atau suka berselingkuh, mempunyai kebiasaan buruk seperti berbohong dan juga pemalas.

Tindakan tersebut menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar mempercayai dan menginginkan isi dari afirmasi yang telah kita ucapkan. Bagaimana bisa sampai pada tujuan tersebut, jika kita justru berjalan ke arah yang berlawanan.

3. Tidak ada usaha untuk mewujudkannya

Ilustrasi bekerja (unsplash.com/Studio Republic)

Rumus perwujudan keinginan melalui afirmasi adalah "keyakinan akan ucapan + usaha + doa".

Artinya, tidak akan terwujud keinginan tersebut jika kita tidak melakukan salah satunya. Seberapa cepat kita dapat mewujudkannya pun akan tergantung pada seberapa besar keyakinan dan usaha kita dalam mewujudkannya.

Bagaikan memegang sebuah kunci tetapi tidak bergerak untuk membuka pintu, afirmasi yang telah diucapkan ribuan kali pun akan sia-sia jika kita tidak melakukan usaha untuk mewujudkannya. 

4. Masih menjadi orang yang negatif atau toxic

Ilustrasi bergosip (istockphoto.com/Prostock-Studio)

Yang dimaksud dengan orang negatif atau toxic dalam hal ini adalah orang yang masih berpikir buruk tentang dirinya dan orang lain serta orang yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memperlambat perwujudan dari keinginannya. Beberapa ciri orang negatif atau toxic di antaranya:

  1. Suka membicarakan orang lain atau bergosip;
  2. Merasa insecure berlebihan dan tidak percaya akan kemampuan diri sendiri;
  3. Pemalas;
  4. Suka mengeluh dan kurang bersyukur;
  5. Sering mengumpat/mengucapkan kata-kata kasar dan kata yang berarti buruk;
  6. Tidak mau belajar dan berkembang;
  7. Berlarut-larut dalam kesedihan.

Berbagai perilaku buruk atau sifat negatif tersebut secara tidak langsung akan menghalangi afirmasi dan keinginan kita karena setiap perilaku buruk akan menghantarkan kita pada perilaku buruk lainnya dan fokus kita terhadap tujuan dan keinginan pun akan hilang.

Baca Juga: 5 Manfaat Afirmasi Diri, Bertindak Lebih Positif

Writer

Irma Merlinda

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya