Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Hari ketiga Indonesia Writers Festival (IWF) 2020 tepatnya pada tanggal 23/09/2020 diisi oleh Indah Darmastuti dari Difalitera di sesi "Inklusivitas dalam Sastra". Perempuan yang merupakan penulis sekaligus pecinta sastra ini menyampaikan beberapa cara yang bisa dilakukan agar para difabel netra tetap bisa menikmati karya sastra.
Difabel netra adalah seseorang yang memiliki keterbatasan terhadap indra penglihatannya. Setiap orang tentunya memiliki hak yang sama termasuk difabel netra dalam menikmati karya sastra. Berikut ini 5 cara ala Indah Darmastuti agar para difabel netra tetap bisa menikmati karya sastra.
1. Memfasilitasi minatnya
Bukan hanya non-difabel saja yang memiliki beragam minat, difabel pun juga sama. Salah satunya adalah difabel netra yang beberapa di antara mereka memiliki minat dalam bidang karya sastra. Sudah seharusnya kita bisa menyalurkan apa yang menjadi minatnya.
Untuk menyalurkan minat mereka terhadap karya sastra, hendaknya kita bisa memfasilitasi mereka dengan baik. Kita bisa mencari tahu karya sastra apa yang jadi minat mereka. Entah itu cerpen, puisi, atau bahkan novel.
2. Melalui proses mendengarkan
pexels.com/Karolina Grabowska Difabel netra memiliki keterbatasan dalam penglihatan mereka sehingga mereka akan kesulitan menikmati karya sastra dalam bentuk tulisan pada umumnya. Sebagai gantinya, kita bisa membacakan karya sastra yang mereka sukai agar mereka tetap bisa menikmati karya sastra. Misalkan saja mereka sedang ingin menikmati sebuah cerita, maka bacakanlah untuknya.
Namun harus diingat, pembacaan dengan intonasi dan emosi yang sesuai dengan cerita akan lebih bermakna dan mudah mereka pahami. Bahkan, beberapa di antara mereka menyukai penyampaian cerita layaknya 'Sandiwara Sastra'. Jika kamu ingin mencobanya, kamu bisa mengajak beberapa temanmu untuk memainkan karakter yang berbeda sesuai dengan isi cerita. Percayalah, mereka pasti akan menyukainya.
Baca Juga: IWF 2020: Ini 5 Harapan Difabel Netra agar Bisa Menikmati Karya Sastra
3. Menggunakan huruf Braille
Apa kamu pernah mendengar tentang huruf Braille? Huruf Braille adalah sistem tulisan yang diciptakan oleh Louis Braille dari Prancis yaitu jenis tulisan sentuh yang digunakan untuk tunanetra. Kita bisa membacakan sebuah karya sastra sementara mereka (difabel netra) menulis atau mengetik ulang dengan huruf Braille.
Memang, cara yang satu ini cukup memakan banyak waktu. Namun, dengan ini mereka bisa menikmati ulang suatu karya sastra tanpa harus dibacakan oleh orang lain lagi.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Diskusi
pexels.com/Christina Morillo Luangkan waktumu untuk menanyakan pada mereka tentang karya sastra apa saja yang sudah mereka baca, pendapat mereka terhadap suatu karya sastra atau kamu bisa juga menanyakan apakah mereka memiliki pertanyaan tentang suatu karya sastra.
Kebanyakan para difabel netra adalah pemikir yang kritis. Mereka akan bertanya jika ada sesuatu yang tidak mereka pahami. Contohnya saja, mereka tidak paham akan suatu gerakan atau kejadian dalam sebuah cerita. Hal ini karena keterbatasan indra penglihatan, mungkin saja mereka kesulitan untuk membayangkannya. Nah, kamu bisa menjelaskannya dengan bahasamu sendiri agar mereka bisa paham.
Baca Juga: IWF 2020: Mengubah Pembicaraan di Media Sosial Menjadi Tulisan