3 Kebiasaan yang Memicu Perasaan Ingin Selalu Diakui, Segera Benahi!
Sebab pengakuan dari orang lain bukanlah sumber kebahagiaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Secara naluri, manusia ternyata membutuhkan sebuah pengakuan atau validasi dari orang lain. Pengakuan akan kehebatannya, kemampuan yang dimiliki, kontribusi yang dilakukan, dan lain sebagainya.
Selain itu, sebuah pengakuan juga dianggap menjadi simbol menghargai dan menghormati satu sama lain. Maka tak jarang, banyak orang yang berusaha untuk diakui dengan caranya masing-masing.
Hal demikian sejatinya wajar dilakukan. Namun terkadang menjadi keliru apabila kita lupa batasan. Menjadi bahaya apabila kita sampai sibuk mencari pengakuan sana-sini secara terus-menerus sampai melupakan hal yang benar-benar penting dalam hidup.
Berikut beberapa kebiasaan yang bisa memicu perasaan ingin selalu diakui orang lain. Hati-hati ketika kamu menemukan ketiga tanda seperti berikut dalam diri, itu artinya perlu kamu benahi dengan segera. Simak baik-baik, ya.
Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Sering Melakukan Oversharing, Butuh Validasi?
1. Kamu merasa bahwa sebuah pengakuan adalah sumber kebahagiaan
Salah satu hal yang membuat kamu merasa haus akan sebuah pengakuan yakni kebiasaan yang menganggap validasi adalah kebahagiaan. Hal tersebut tentu keliru. Padahal, kebahagiaan yang sebenarnya datang dari dalam diri. Lantas mengapa kamu menggantungkan bahagia itu pada hal yang berada di luar dirimu sendiri?
Ingat, kamu tidak akan pernah bisa mengendalikan orang lain seutuhnya. Akan selalu ada sikap mereka yang tak selaras dengan harapan. Sehingga menganggap pengakuan dari orang lain sama dengan kebahagiaan bukanlah pilihan yang tepat. Bahkan kamu bisa saja mendapat kecewa yang mendalam apabila tak segera membenahi hal tersebut.
Baca Juga: 5 Tips Membebaskan Diri dari Kecanduan Validasi, Fokus Jalani Hidup!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.