TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Kisah Tentang Para Lansia yang Akan Membuat Hatimu Tersentuh

Tegakah kita melihat mereka bekerja dengan kemampuan fisik yang tak lagi mendukung?

Albanys Mudge

Bergetarkah hati kita ketika melihat para lanjut usia (lansia) yang masih berkeliling jalanan untuk bekerja? Tegakah kita melihat mereka bekerja dengan kemampuan fisik yang tak lagi mendukung? Bukankah selayaknya para lansia menikmati masa tua mereka dengan menghabiskan waktu bercerita dan berbagi pengalaman semasa muda kepada anak cucunya? Namun, nyatanya masih banyak dari mereka yang tidak memiliki kesempatan tersebut karena mereka terlantar dan harus berjuang sendiri untuk hidup. Berikut 4 kisah mengharukan para lansia di kota Cikarang, Kabupaten Bekasi:

Engkong si Penambal Ban Keliling.

Doc. Pribadi

Kakek Minggu atau akrab disapa dengan Engkong sudah berusia 77 tahun, namun masih menjalankan kesehariannya dengan bekerja sebagai seorang penambal ban. Semenjak istrinya meninggal, beliau memilih untuk hidup sendiri tanpa bergantung kepada 5 anaknya.

Setiap harinya, beliau berkeliling sekitaran bundaran Jababeka, Cikarang dengan sepeda tuanya yang dilengkapi dengan sebuah alat pompa dan alat tambal ban sederhana dalam sebuah kotak merah kecil. Setiap hari beliau berharap ada orang yang memakai jasanya. Meski jasa pompa ban hanya diupahi seribu atau dua ribu rupiah setiap ban, beliau tetap bersyukur menjalani hari dengan banyak berbuat baik kepada banyak orang.  

Abah Pemulung Sampah Jalanan.

Doc. Pribadi

Abah Anang, seorang kakek yang masih harus bekerja sebagai pemulung sampah di sekitaran area CityWalk Jababeka, Cikarang demi melangsungkan kehidupannya. Sama seperti Engkong Minggu, Abah Anang juga memilih untuk hidup sendiri semenjak ditinggal istrinya karena tidak ingin merepotkan 5 anaknya. Tanpa kenal lelah, beliau mengumpulkan sampah-sampah yang kemudian dijualnya kepada tengkulak. Dari hasil penjualannya, beliau hanya mendapatkan Rp 17.000/hari.

Nenek Penjual Kacang Rebus

Doc. Pribadi

Ma Opong, seorang nenek yang sudah lanjut usia tapi masih berjualan kacang rebus di tepi jalan. Setiap harinya, beliau berjualan kacang rebus di depan Ruko Pasar Modern, Deltamas, Lippo Cikarang. Tak kenal panas dan hujan, beliau selalu dengan sabar duduk di pojok ruko menanti pembeli.

Writer

Juvenia Wijaya

Mahasiswi Ilmu Komunikasi 2013 - President University

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya