TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Bantu Atur Diri saat Marah, Latih Kelola Emosi

Kendalikan amarahmu sebelum ia mengendalikanmu 

ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sesabar apa pun seseorang, pasti akan marah juga pada batas tertentu. Ada yang cukup bisa mengontrolnya dengan baik sehingga bisa tetap tenang. Namun, ada juga yang masih belajar dalam mengendalikan diri saat pemicu datang.

Marah yang terlalu sering bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu, hal ini juga membuat hubungan dengan orang sekitar menjadi lebih rentan. Sebelum hal tersebut terjadi, sebaiknya kita mulai belajar cara untuk mengendalikan emosi yang menggebu-gebu tersebut. 

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Atasan Kerja Temperamental, Suka Marah-marah

1. Cari tahu hal apa yang dengan mudah menyulut emosi

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap orang memiliki pemicu emosi yang berbeda. Ditertawakan, diperintah terus menerus, dan masih ada banyak lagi hal yang bisa membuat seseorang naik pitam. Kenali dulu diri sendiri untuk tahu pemicu ini.

Tahu apa yang jadi pemicu emosi akan membuat kita lebih sadar pada detik-detik menjelang amarah meluap. Dengan demikian, kita bisa langsung ambil tindakan cepat. Alih-alih membiarkan emosi tersebut meletup-letup, kita bisa memilih undur diri sejenak dan berusaha untuk menenangkan diri dulu.

2. Selalu ada kode yang diberikan oleh tubuh ketika marah hendak meledak 

ilustrasi marah (pexels.com/Craig Adderley)

Badan yang menggigil, tangan yang mengepal, wajah yang memerah, dan masih ada banyak lagi kode dari tubuh untuk memberitahu bahwa emosi sudah tak terbendung. Dari pengalaman selama ini, coba cari tahu kode-kode apa yang sering dialami. Sedikit banyak kita akan mudah menemukan pola yang kita lalui.

Bila kita susah mengenali pemicu emosi marah, setidaknya kita tahu tanda yang dikirimkan oleh tubuh. Kelak ketika ada momen yang membuat emosi berada di ujung kepala, kita akan jadi lebih peka terhadap diri sendiri. Kode dari dalam tubuh tidak pernah berbohong, sehingga kita baiknya selalu sadar akan kode tersebut.

Baca Juga: 5 Tips Ini Bikin Kamu Jago Atur Waktu, Auto Makin Produktif!

3. Marah sebenarnya wajar selama ada alasan yang jelas dan disampaikan dengan tepat

ilustrasi menegur (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tak ada yang salah ketika kita marah. Semua orang pernah alami itu dan beberapa orang tidak akan tahu apa yang sebenarnya kita rasakan bila kita tidak menegur dengan tegas. Meski demikian, kita perlu yakin dulu bahwa kita punya alasan yang kuat untuk marah pada seseorang.

Tidak hanya alasan yang kuat, marah juga sebaiknya disampaikan dengan tepat. Tujuannya adalah untuk meluruskan apa yang salah, bukan untuk mencaci ataupun merendahkan orang lain. Hal ini juga akan membuka ruang komunikasi bagi kedua belah pihak agar bisa berdiskusi untuk solusi ke depan.

4. Marah bukanlah opsi pertama dalam berkomunikasi 

ilustrasi ngobrol (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Ketika kita marah , tampaknya orang lain benar-benar menyimak kita. Meski demikian, hal tersebut tidak lantas membuat marah selalu jadi solusi. Ada hal yang lebih bijak dan tepat untuk dilakukan dulu sebelum memilih marah.

Bila kenal baik dengan orang tersebut, cobalah untuk ajak ngobrol berdua. Bicarakan baik baik tentang permasalahan yang ada. Bila khawatir terjadi pertengkaran, ajaklah orang lain yang netral bagi kedua belah pihak sebagai penengah.

Baca Juga: 6 Sebab Marah-marah Tak Membuatmu Lega, Kendalikan Diri!

Verified Writer

Khariton Tjahjadi

Menulis sebagai caraku mengingatkan diri sendiri tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilalui, baik itu keinginan maupun keharusan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya