TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seni Menjaga Lisan, Ketahuilah Kapan Kamu Harus Diam!

Jangan sampai ucapanmu jadi bumerang untuk dirimu sendiri

Ilustrasi menjaga lisan (pexels.com/Sound On)

Dalam beberapa hal, diam lebih berharga dari pada seribu kata-kata. Misalnya saja saat teman sedang berduka, satu pelukan hangat dalam diam akan lebih menenangkan dari pada sebaris kata-kata penyemangat.

Begitu juga saat hendak merespons sesuatu. Diam sejenak sebelum mengeluarkan respons akan membuatmu bereaksi dengan lebih bijak. Bahkan, dilansir The Storygraph, dalam buku The Secrets of being quiet-The Introverts code HackDan dan Katherine Smith mengatakan bila diam adalah salah satu seni dalam komunkasi yang merefleksikan lebih banyak makna dibandingkan kata-kata.

Lantas, kapan sebaiknya kita harus tutup mulut dan diam? Berikut adalah penjelasannya yang perlu kamu simak baik-baik.

1. Diam saat sedang marah

Ilustrasi diam saat marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat diri sedang dikuasai emosi-emosi negatif, kamu cenderung gak peduli dengan apa yang kamu katakan atau lakukan. Gak jarang, tindakan atau perkataan yang dikeluarkan pun berakhir menyakiti orang lain dan berujung penyesalan di kemudian hari.

Diam saat sedang marah merupakan salah satu bentuk kontrol diri. Menurut Alex Lickerman M.D. seorang psikolog, dilansir Psychology Today, hal ini memperlihatkan kebijaksanaan dan kematangan emosi seseorang. 

Alangkah lebih baik lagi jika kamu menenangkan dirimu terlebih dahulu. Sebab, pikiran yang keruh dan hati yang panas saat dilanda emosi akan membuatmu tidak berpikir dengan baik sehingga tidak akan ada yang bisa terselesaikan.

2. Diamlah ketika orang lain sedang bicara

Ilustrasi diam saat orang lain sedang bicara (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Diam merupakan salah satu bentuk komunikasi, yaitu active listening. Dengan diam, kamu bisa lebih fokus mendengarkan apa yang orang lain bicarakan dan menangkap informasi dengan lebih efektif.

Selain itu, menutup mulut dan mendengarkan dengan baik saat orang lain sedang bicara merupakan adab gak tertulis. Hal tersebut salah satu bagian dari sopan-santun yang perlu dimiliki oleh setiap orang. 

"Diam bisa jadi merupakan wujud apresiasi paling besar bagi orang yang sedang berbicara. Mereka akan merasa dihargai, juga menganggapmu sebagai orang yang punya sopan-santun," katanya.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Berhenti Cek Handphone Pacar Diam-Diam

3. Diamlah ketika kamu gak punya cukup fakta atas ucapanmu

Ilustrasi menjaga lisan (pecels.com/Andrea Piacquadio)

Saat bicara, kamu perlu memastikan betul jika apa yang kamu sampaikan adalah informasi yang valid dan terpercaya. Apalagi, jika kamu punya kemampuan persuasi yang bagus. Jika ternyata kamu salah, kamu akan membuat orang percaya pada hal yang salah.

Begitu juga saat berdebat atau beradu argumen. Pastikan kamu punya fakta yang bisa kamu jabarkan agar apa yang keluar dari mulutmu gak sekadar opini kosong belaka. Pasalnya, hal tersebut dapat merusak reputasimu di mata orang lain.

"Bicara tanpa berpikir hanya akan membuat omonganmu jadi sekadar suara tanpa isi. Bicara tanpa mempersiapkan fakta akan membuatmu blunder," tulis Jeanne Floresca, seorang penulis, dilansir Lifehack.

Dalam adu argumen, terkadang bicara juga gak membuahkan kesepakatan apa pun. Satu-satunya yang bisa dilakukan saat itu terjadi adalah diam dan sepakat dengan ketidaksepakatan.

4. Diamlah jika kata-katamu bisa merusak pertemanan

Ilustrasi diam untuk menjaga persahabatan (pecels.com/ Liza Summer)

Kita sering merasa bisa bicara dengan bebas pada orang-orang yang dirasa sudah sangat dekat dengan kita. Misalnya saja dalam pertemanan, kita sering sekali lupa menginjak pedal rem pada lidah kita sehingga kata-kata meluncur begitu saja.

Kita tidak pernah tahu, apakah seseorang dalam kondisi yang cukup baik untuk menerima kalimat sarkas nan pedas yang kita layangkan, termasuk dengan teman kita. Cobalah untuk mengambil waktu sejenak sebelum berbicara.

Kendati apa yang akan kita ucapkan merupakan fakta, pikirkan dahulu apakah kata-kata ini boleh dikeluarkan atau tidak. Jika kamu saja merasa kata-kata itu terlalu tajam dan kejam, maka urungkan niatmu untuk bicara dan diamlah.

5. Diamlah ketika kamu direndahkan

Ilustrasi diam saat direndahkan (pecels.com/ Keira Burton)

Jangan buang waktumu dengan meladeni orang-orang yang merendahkanmu. Balasan paling keras dan telak untuk mereka adalah dengan menjadi lebih sukses dan hidup bahagia tanpa menghiraukan apa yang mereka katakan tentangmu. Fokuskan energimu untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan, jadilah lebih baik setiap harinya.

"Mereka yang merendahkanmu itu adalah besi penempa agar kamu dapat semakin tajam dan berkilau," ujar Sarah Barkley seorang penulis, dilansir Power of Positivity.

Baca Juga: 5 Daya Tarik Cewek Cuek, Pantas Banyak Cowok Diam-Diam Naksir

Verified Writer

Kintan Ayu Sevila

Sejenis lumba-lumba

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya