TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Webtoon Korea 'Killstagram'

Be careful with your social media!

Instagram.com/linewebtoon_th

Bagi penggemar setia webtoon Korea pasti sudah tidak asing dengan judul satu ini. Killstagram yang rilis pada Mei 2019 merupakan webtoon yang menyajikan nuansa horor dan thriller sesuai judulnya.

Menceritakan tentang Remi, selebriti Instagram yang hidupnya mendadak berubah karena ada stalker yang terobsesi ingin memilikinya. Lewat tagline "Pembunuhan Berantai Lewat Hastag". Ada beberapa pesan moral terkait media sosial yang harus kita tahu. Apa saja itu?

1. Kebahagiaan yang dirasakan lewat upload konten di media sosial adalah semu

webtoon.com

Pernah kah kamu merasa lega, senang, dan puas setelah berhasil mengunggah foto atau status yang telah diedit sedemikian rupa ke media sosial? Lalu menganggap apa yang kamu rasakan, pikirkan, dan lakukan adalah sesuatu yang spesial sehingga semua orang perlu tahu?

Mungkin begitu, tapi sebetulnya perasaan senang itu tidak sepenuhnya nyata. Perasaan itu akan pudar setelah beberapa jam mengunggah konten dan mungkin kamu akan menjadi hambar. Karena kamu telah menggantungkan rasa senang lewat media sosial yang mana merupakan dunia maya. Kita tahu interaksi di media sosial tidaklah nyata, sehingga kesan bahagia pun tidak akan bertahan lama.

Baca Juga: Hati-hati, 5 Kesalahan Saat Bersosial Media Ini Bisa Berakibat Fatal

2. Ketenangan bisa terancam bila terlalu sering mengunggah hal privasi di media sosial

webtoon.com

Banyak orang yang tidak segan-segan share tentang masalah pribadi di media sosial, mungkin kamu juga pernah melakukannya. Apa pun motifnya, coba pikir-pikir lagi deh, sebelum melakukan untuk yang selanjutnya. Kamu telah dengan sukarela menunjukkan kepada publik bahwa kamu sedang dilanda masalah. Sementara, tidak semua follower atau orang yang menyimak status tersebut kamu kenal dan merupakan orang baik.

Lalu, orang akan menilai kamu tidak profesional, karena membawa masalah yang seharusnya menjadi privasi untuk diri sendiri malah disebarluaskan di media sosial. Kamu pun seolah jadi tidak punya ruang privasi bila terlalu sering mengunggah foto dengan mencantumkan lokasi yang sedang dikunjungi, paspor, tiket perjalanan, kompleks perumahanmu yang itu semu bisa merujuk pada informasi pribadi.

Seperti Remi di episode 2, dia yang gemar upload foto dengan mencantumkan berbagai hastag yang memuat informasi pribadi pun mulai terancam ketenangan dan keselamatannya setelah tahu ada stalker yang terobsesi kepadanya. Bahkan Jia, teman dekat Remi, menjadi korbannya.

3. Hiduplah apa adanya, karena menjadi terkenal tidak selalu membuat bahagia

webtoon.com

Dikenal banyak orang memang menyenangkan. Mereka tahu apa yang kita sukai, bagaimana kita hidup, sampai dapat hadiah atau perlakuan istimewa. Seolah kita bisa melakukan dan mendapatkan apa pun yang kita inginkan karena menjadi orang terkenal. Namun, ternyata tidak selamanya menjadi orang terkenal itu menyenangkan dan bahagia.

Remi yang menganggap dirinya hanya selebriti Instagram, bukan seorang artis, merasa capek karena popularitasnya yang mendatangkan banyak job dan menuntut dia harus tampil 'sempurna'. Puncaknya, pada episode 11, setelah teror dan meninggalnya Jia, Remi merasa kesepian di tengah banyak orang di media sosial yang mengkhawatirkannya.

Selain itu, kamu pasti juga pernah dengar beberapa KPop idol mengaku justru kesepian dan menderita. So, hiduplah apa adanya, untuk jadi bahagia tidak perlu mengejar popularitas.

4. Like dan komentar dapat menjadi candu yang buruk

webtoon.com

Motif upload foto atau status di media sosial adalah like dan comment. Kamu pasti akan merasa senang ketika orang-orang banyak yang menyukai dan mengomentari kontenmu. Sebaliknya, kamu akan merasa sedih dan kadang kecewa bila jumlah like dan comment tidak sebanyak biasanya. Kamu pun akan mengedit sedemikian rupa kontenmu agar jadi lebih menarik.

Menurut Laurent E. Sherman dkk. pada studi The Power of the Like Adolescences: Effects of Peer Influence on Neural and Behavioral Responses to Social Media (2016), ada nucleus accumbens yakni saraf aktif di otak yang terlibat dalam proses penghargaan, kognisi sosial, dan perhatian yang akan aktif ketika melihat foto di media sosial mendapat banyak like. Jika merasa seperti itu, ada kemungkinan kamu haus akan eksistensi dan pengakuan.

Baca Juga: 7 Ciri Orang yang Sudah Kecanduan Media Sosial, Kamu Termasuk?

Verified Writer

Langgeng Irma Salugiasih

Halo!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya