TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Jadi Pengalaman Kami Tim Garda Terakhir COVID-19

Semoga ini semua cepat berlalu, stay safe!

ilustrasi pria sendirian (pixabay.com/MotionStudios)

Setelah sempat memiliki secercah harapan akan landasan kasus COVID-19 beberapa waktu sebelum lebaran, kini kami harus menghadapi kenyataan kasus semakin meningkat. Sebagai garda terdepan dari perang melawan COVID-19, tenaga medis dan relawan pun sampai kewalahan dalam menangani pasien yang terus berdatangan. Sementara ruangan di rumah sakit cukup terbatas, karena tak pernah terpikir akan ada pandemi yang sudah 1,5 tahun melanda dunia.

Namun kami dari tim garda terakhir, yakni yang bekerja pada sektor pelayanan kematian dan pemakaman, juga mengalami hal yang sama beratnya dengan seluruh tim garda terdepan. Setiap hari bekerja melayani keluarga yang bingung harus memakamkan anggota keluarga yang gugur karena COVID-19. 

Di balik itu semua, kami masih ingin melayang semua keluarga dengan pelayanan terbaik dan bersama melewati kedukaan. Berikut adalah lima hal yang jadi kenangan bagi kami yang bekerja di sektor pelayanan kematian dan pemakaman, selama melayani keluarga korban COVID-19. 

1. Harus siap kapan pun ada panggilan dari keluarga yang membutuhkan

Ilustrasi tertidur (pixabay.com/Free-Photos)

Kematian memang tak pernah tentu waktu pastinya. Kadang, di sela istirahat kami, telepon terus berbunyi. Perasaan selalu bekecamuk, karena harus menerima kabar bahwa lagi-lagi ada keluarga yang harus dibantu dalam manyemayamkan seseorang akibat COVID-19. Bagaimanapun juga, ini adalah pekerjaan kami. Kami tahu, bahwa bukan hanya kami yang berjuang, namun banyak orang lain yang juga berusaha bahkan harus kehilangan anggota keluarga. 

Tak jarang kami pun merasakan kesedihan yang sama dengan anggota keluarga yang ditinggalkan. Namun, ikut menangis di depan keluarga bukanlah jadi pilihan yang bijak. Kami harus mengerjakan tugas kami, memberikan pelayanan yang ramah, karena kami adalah orang yang dipercaya keluarga untuk menjadi teman di kala kedukaan.

Baca Juga: #IDN 6 Tahapan dalam Menjaga Produktivitas di Masa Pandemik

2. Dilema untuk bertemu keluarga karena masih bertemu dengan sejumlah orang

Ilustrasi keluarga bahagia (pixabay.com/chillla70)

Setelah seharian bekerja, ingatan kami dengan keluarga yang menunggu di rumah pun kadang teringat. Perasaan mau bertemu dan berpelukan melepas rindu kadang jadi sikap egois kami sebagai manusia di tengah pandemi. Bayangkan saja, kami harus menerima kabar duka setiap hari. Tak terbayang, jika kabar itu datang dari keluarga kami sendiri.

Jadi, tinggal terpisah untuk sementara waktu adalah hal paling positif yang bisa dipilih saat ini. Daripada kami pulang melepas rindu, namun tanpa sadar membawa virus bagi orangtua yang tak tahu apa-apa karena seharian di rumah. Selama kami bisa terus berkomunikasi dan saling menyemangati, terpisah antar saudara tak jadi masalah. Semangat terus!

3. Kehilangan rekan sesama profesi

Ilustrasi pemakaman (pixabay.com/carolynabooth)

Bekerja dalam bidang kedukaan dan pemakaman tentunya dianggap sebagai orang yang pasti tidak akan terlalu awam dengan kematian. Memang betul, namun hingga sekarang jika harus menerima fakta bahwa rekan terdekat kami yang dulunya bekerja melayani, sekarang gantian yang jadi korban COVID19. Hal inilah yang masih belum bisa diterima dengan baik. 

Hati rasanya sangat sedih dan kehilangan. Ditambah melihat kondisi keluarga rekan kami, yang harus kehilangan sosok dan tulang punggung keluarga. Namun, Tuhan pasti tak pernah memberi cobaan melewati batas kemampuan Umat-Nya. Kami hanya terus berdoa supaya masih bisa terus bertugas dan membantu sesama melewati kedukaan, meski kami pun kadang berduka. 

4. Persatuan dan rasa kekeluargaan yang semakin erat

Ilustrasi teman wanita (pixabay.com/JonnyBelvedere)

Sudah hampir 1,5 tahun kejadian pandemi ini berlangsung. Ada beberapa negara yang sudah menyatakan kasus harian semakin landai. Namun, ada pula yang masih perlu terus berjuang bersama. Hal inilah yang kemudian membuat rasa persatuan dan kekeluargaan antara tim pelayanan kematian semakin erat di tempat kerja. Kami tidak bisa sepenuhnya menerapkan work from home. Karena tetap harus ada yang berjaga, demi melayani keluarga sewaktu-waktu.

Hubungan kami pun semakin erat. Menggantikan keluarga yang jarang Kami temui. Ini semua demi #IndonesiaPulih yang pastinya menjadi harapan semua orang. Supaya kami akhirnya bisa pulang tanpa ragu atau khawatir karena membawa virus bagi orang rumah. Semangat seluruh tim pemakaman di Indonesia!

Baca Juga: Bersama-sama, Ini 5 Harapan Agar Indonesia Segera Pulih #IDN 

Verified Writer

Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya