TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Agar Produktivitasmu Tak Berujung pada Toxic Productivity

Produktif itu harus, tapi jangan sampai jadi toxic

ilustrasi bekerja keras (unsplash.com/Tim Gouw)

Saat ini, semua orang berlomba-lomba untuk menjadi produktif. Pengertian dari produktif sendiri bermacam-macam, tergantung tiap individu.

Bagi seorang pelajar, produktif adalah mengisi waktu dengan belajar, mengerjakan tugas dan membuat karya tulis untuk diikutkan lomba. Berbeda halnya dengan seorang pekerja. Bagi mereka, produktif adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan bekerja dan berkarya untuk mendapatkan income yang lebih banyak.

Produktif memang hal yang harus dibiasakan supaya kita cepat mencapai target yang telah dirancang. Namun, produktivitas yang berlebihan tetap tidak baik dan menimbulkan toksik atau yang biasa disebut dengan toxic productivity.

Toxic productivity bisa mengakibatkan seseorang merasa tertekan bahkan depresi. Lalu, bagaimana caranya untuk bekerja secara produktif tanpa terjebak dalam toxic productivity? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Produktif pada waktu-waktu yang telah ditentukan, gak setiap saat harus selalu produktif

ilustrasi bekerja di kantor (unsplash.com/Mario Gogh)

Pada saat jam kantor, kita diwajibkan untuk bekerja secara produktif dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Kita dituntut untuk fokus terhadap pekerjaan yang dibebankan dan berusaha menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Umumnya, di Indonesia para pegawai kantoran memiliki jam kerja sepanjang 8 jam per hari.

Kamu tidak perlu memikirkan urusan pekerjaan di luar jam kantor, kecuali jika ada kewajiban untuk lembur. Di sinilah manajemen waktu sangat diperlukan. Pada saat berangkat ke kantor harus dalam keadan badan dan pikiran yang segar agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efisien. Jadi, kamu tak perlu mengerjakan jobdesk di luar jam kerja.

Baca Juga: 5 Trik Simpel Tingkatkan Produktivitas, Ada Teknik Pomodoro, lho

2. Sisihkan waktumu untuk istirahat sejenak tanpa harus memikirkan pekerjaan

ilustrasi beristirahat (unsplash.com/Damir Spanic)

Produktivitas yang berlebihan menyebabkan tubuh menjadi lelah, kehilangan energi bahkan bisa mendatangkan penyakit. Tubuh kita bukan robot yang tak punya rasa lelah dan bisa bekerja selama 24 jam. Maka dari itu, lebih baik menjalani pola hidup yang seimbang antara pekerjaan dan waktu istirahat.

Istirahat bukan hanya soal badan saja, tapi juga pikiran. Percuma saja jika badanmu beristirahat tapi otakmu dipenuhi dengan masalah pekerjaan di kantor. Untuk itu, cobalah untuk merilekskan pikiran saat beristirahat. Kamu bisa menggunakan aromaterapi maupun memutar lagu yang menenangkan pikiran.

3. Tentukan goals atau tujuan yang masuk akal dan sesuai kemampuan

ilustrasi menyusun goals (unsplash.com/Estee Janssens)

Menentukan target atau goals memang sangat diperlukan sebagai motivasi diri sendiri untuk tetap produktif. Target pencapaian akan membuat kita terus berfikir dan mencari cara untuk bisa meraihnya. Satu-satunya cara untuk mencapai target itu dilakukan dengan bekerja sebaik mungkin dan tetap produktif dalam memaksimalkan waktu yang kita miliki.

Hal yang harus diperhatikan saat menentukan goals adalah harus sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Bukan berarti menentukan target yang biasa-biasa saja, target harus tinggi namun juga harus bisa dijangkau.

Goals yang terlalu tinggi dan terkesan mengada-ada akan membuatmu terjebak dalam toxic productivity. Seluruh waktumu akan digunakan untuk memikirkan pekerjaan dan bagaimana cara untuk mencapainya.

4. Sesekali memberikan reward pada diri sendiri atas hasil yang dicapai

ilustrasi belanja online (unsplash.com/Pickawood)

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas. Jika sudah mencapai satu target, akan muncul target-target lain yang lebih menantang. Hal ini wajar dan baik untuk perkembangan kualitas diri kita. Namun, terkadang dibutuhkan sebuah reward sebagai bentuk dari penghargaan terhadap usaha yang sudah kita lakukan.

Pemberian reward merupakan sebuah bukti jika kita merasa cukup akan pencapaian yang sudah dimiliki saat ini dan bersiap untuk meraih pencapaian yang lebih besar. Jika kamu gak pernah merasa cukup dan menghargai usahamu sendiri, kamu akan selalu merasa kurang dan membutuhkan pencapaian yang lebih besar yang berakibat pada toxic productivity.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele yang Menghambat Produktivitas Menulis 

Verified Writer

Lula Lula

you can reach me on my IG @lulumaryamah23

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya