Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Perempuan memang lekat dengan stigma dan stereotipe dari masyarakat yang seringkali bersifat subjektif dan tidak selalu tepat. Di mata masyarakat untuk dikatakan sebagai perempuan baik-baik seolah memiliki standarnya tersendiri.
Apa saja stereotipe yang kerap disematkan pada perempuan? Berikut lima di antaranya.
1. Perempuan baik-baik hanya datang dari keluarga yang harmonis atau tidak broken home
ilustrasi keluarga harmonis (pexels.com/Harrison Haines) Anggapan bahwa anak dari broken home akan tumbuh menjadi anak yang bermasalah adalah pendapat yang sifatnya subjektif. Faktanya, banyak tokoh sukses yang berasal dari keluarga broken home. Mereka bisa membuktikan bahwa meski berasal dari keluarga yang tidak harmonis tetap bisa survive dan memiliki resiliensi yang tinggi dalam menjalani hidup.
Tidak ada orang yang bisa memilih untuk lahir di keluarga seperti apa. Perempuan yang berada pada lingkungan keluarga yang tidak harmonis bukan berarti tidak bisa menjalani hidupnya dengan baik. Justru, mereka bisa belajar dari pengalaman hidup yang selama ini didapatkannya.
Baca Juga: 5 Stereotipe Soal Anak Kos yang Sering Didengar, Padahal Gak Benar!
2. Perempuan baik-baik harus memiliki track record yang bersih
ilustrasi perempuan sedang tersenyum (pexels.com/Daniel Xavier) Perempuan yang memiliki track record buruk seringkali mendapatkan anggapan miring dari lingkungan. Padahal, tidak ada manusia yang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan. Semua orang pernah melakukan dosa dan berhak untuk memperbaikinya.
Masa lalu yang buruk dari seorang perempuan tidak bisa merepresentasikan masa kini, apalagi masa depannya. Justru dari masa lalu, seseorang bisa bangkit dan belajar dari kesalahannya untuk menjadi individu yang lebih baik lagi.
3. Perempuan baik-baik akan berpenampilan wajar dan tidak aneh-aneh
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi perempuan (pexels.com/Christina Morillo) Mungkin kamu sering mendengar anggapan bahwa perempuan baik-baik memiliki penampilan tertutup, sederhana, dan tidak aneh-aneh. Sebaliknya, perempuan dengan penampilan nyentrik akan dianggap memiliki perangai buruk. Nyatanya, anggapan ini tidak selamanya benar.
Penampilan adalah salah satu bentuk dari ekspresi seseorang. Perempuan berhak berpenampilan sesuai dengan kemauannya tanpa harus menerima penghakiman dari lingkungan. Selama tidak merugikan orang lain, kita tidak berhak menilai seseorang dari tampilan luarnya saja.
4. Perempuan baik-baik adalah yang penurut
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Mentatdgt) Perempuan bukan robot, mereka adalah makhluk hidup yang memiliki hati dan akal. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal, mereka bebas mengutarakan pemikiran, isi hati, dan pola pikirnya di hadapan orang lain.
Begitu juga saat menjalin hubungan, perempuan tidak harus menuruti kemauan pasangan ataupun membenarkan apa pun yang dikatakan pasangannya. Mereka punya hak penuh untuk berbicara di hadapan pasangannya.
Baca Juga: 5 Sikap Anak Perempuan Pertama saat Sudah Sakit Hati, Banyak Diamnya