Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Scarcity money mindset adalah keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dia tidak memiliki cukup sumber daya untuk digunakan, dalam hal ini adalah uang. Pemilik keyakinan tersebut akan berjuang lebih keras dalam berhemat dengan tujuan untuk mengumpulkan uang agar mencapai jumlah yang dirasa cukup.
Sayangnya, mindset ini dapat membuat seseorang melakukan hal-hal yang tidak rasional. Hal ini karena dia terlalu takut kehabisan uangnya. Dilansir laman Financial Gym, berikut adalah beberapa tanda bahwa seseorang memiliki scarcity money mindset.
1. Merasa takut menggunakan dana darurat untuk kebutuhan mendesak
ilustrasi dana darurat (unsplash.com/Josh Appel) Pola pikir scarcity membuat seseorang percaya bahwa jika mereka menggunakan tabungan yang selama ini dikumpulkan, mereka tidak akan pernah bisa untuk mengisinya kembali. Kekhawatiran ini membuat mereka takut untuk menggunakan dana darurat meski dalam keadaan mendesak. Tentu ini bukan merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Pasalnya, kebutuhan yang sifatnya mendesak harus segera dipenuhi.
Solusi untuk masalah ini adalah dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk menabung. Dengan begini, dana darurat yang sudah habis terpakai akan terisi kembali.
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan yang Baik untuk Mahasiswa, Efektif!
2. Yo-yo budget
ilustrasi mengatur budget bulanan (pexels.com/Karolina Grabowska) Mindset scarcity menyebabkan seseorang sangat berambisi untuk mengurangi pengeluarannya. Mereka seringkali merencanakan penghematan, tetapi kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan ekspektasi. Yo-yo budget adalah istilah untuk menyebutkan keadaan dimana seseorang menyusun anggaran keuangan yang terlalu ketat, tetapi pada kenyataannya jumlah pengeluaran asli lebih banyak.
Anggaran yang baik adalah yang dapat dipatuhi. Jadi, daripada menyusun budget terlalu ketat dan tak sesuai dengan fakta di lapangan, lebih baik membuat anggaran sesuai dengan jumlah kebutuhan. Terdapat cara lain untuk bisa menabung selain memangkas pengeluaran, yakni dengan meningkatkan penghasilan.
3. Tidak berani menentukan target yang besar
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi menulis target (pexels.com/Polina Kovaleva) Seseorang dengan scarcity mindset berpikir dia tak memiliki cukup uang dan tidak memiliki keberanian untuk menentukan tujuan besar yang membutuhkan banyak biaya. Mereka hanya memikirkan tentang bagaimana cara memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan, tujuan jangka menengah dan jangka panjang seperti sulit untuk didapat.
Solusi bagi seseorang agar segera keluar dari kondisi ini adalah dengan melakukan pengembangan diri sehingga mereka merasa layak untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Pengembangan diri yang dimaksud adalah dengan meningkatkan kompetensi yang dapat mendatangkan tambahan penghasilan.
4. Pelit ke diri sendiri dan orang lain meski keuangan sudah membaik
ilustrasi menghitung pengeluaran (pexels.com/Rodnae Productions) Memiliki kondisi keuangan yang baik tak menjamin seseorang memiliki mindset berkecukupan. Meski kondisi keuangan stabil, pemilik scarcity money mindset merasa takut jumlah kekayaannya akan berkurang jika terus dibelanjakan. Hal ini menyebabkan seseorang menjadi pelit terhadap orang lain, bahkan ke dirinya sendiri.
Jika pola pikir tersebut terus dibiarkan, maka berapapun jumlah uang dan aset yang terkumpul tidak akan bisa memberikan kepuasan. Seseorang dengan pola pikir ini perlu mengganti mindset mereka dengan konsep berkecukupan. Kita harus memiliki perasaan cukup saat mampu memenuhi semua kebutuhan hidup kita sebagai manusia.
Baca Juga: 5 Fakta Penting soal Dana Darurat untuk Keuangan Kamu, Wajib Tahu!