Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tidak peduli bagaimana pun keadaannya, hidup tanpa etika akan terasa hampa karena seseorang akan bertindak seenaknya. Tentu saja akan menimbulkan dampak seperti merendahkan derajat orang lain, merusak hubungan sosial, hingga menunjukkan kualitas diri yang negatif.
Etika sangat diperlukan dalam semua profesi, bahkan semua orang harus mempunyai etika kapan pun dan di mana pun, salah satunya bagi seorang public speaker. Tidak hanya tampil dengan baik, namun juga harus memperhatikan lima etika menurut Charles Bonar Sirait dalam buku The Power of Public Speaking, agar bisa menjadi pembicara yang berhasil. Apa saja?
1. Anggun, ramah, dan sopan
Pexels.com/ThisIsEngineering Keramahan seorang public speaker tidak hanya ditujukan pada audience, namun juga harus tampak anggun, berwibawa, ramah, dan sopan santun terhadap setiap orang yang ia temui. Tidak boleh pelit senyum, bahkan harus menjadi orang yang menyenangkan agar disukai oleh semua orang yang terlibat.
Seorang public speaker akan menjadi pusat perhatian sehingga tidak boleh berwajah angkuh, tinggi hati, dan berbuat seenaknya. Jadi, dengan bertindak menjadi orang yang menyenangkan kita bisa menarik dan menghipnotis semua orang yang menyaksikan.
Baca Juga: 5 Kemampuan yang Wajib Dimiliki Agar Kamu Bisa Menjadi Public Speaker
2. Lapang hati menerima kritik
Meskipun seorang public speaker sudah sering berdiri dan berbicara di depan orang banyak, tetap saja tidak akan steril dari sebuah kritik. Hal lumrah ini pasti terjadi karena setiap orang memiliki cara berpikir dan penilaian tersendiri. Bahkan, ada yang secara objektif langsung memberikan kritikan berdasarkan bukti pendukung yang bisa membuat seseorang menjadi lebih baik.
Namun, ada pula yang memberikan kritikan dengan berlandaskan emosi dan pemikirannya sendiri. Sehingga bisa memunculkan emosi dan menghancurkan karier si public speaker. Dalam kondisi ini, maka harus bisa menguasai diri bila berhadapan dengan pengkritik yang subjektif tersebut. Misalnya dengan menerima sebuah kritikan yang objektif agar menjadi batu loncatan untuk maju.
3. Menghindari perdebatan dan pertengkaran
Pexels.com/ThisIsEngineering Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Dalam sebuah diskusi, sangat perlu menghindari perdebatan dan pertengkaran. Seperti yang dikatakan oleh Dale Carnagie yaitu, “satu-satunya cara untuk menenangkan suatu perdebatan atau pertengkaran adalah dengan cara tidak berdebat”. Sehingga akan selalu penuh dengan kedamaian, ketulusan hati, kebenaran, dan kejujuran hati.
Meskipun sebagian orang berpikiran bahwa dengan berdebat dan bertengkar akan terlihat lebih gagah dan pintar. Namun kenyataannya, akan memunculkan efek negatif baik bagi diri sendiri atau pun orang lain. Kebanyakan setiap orang tidak bisa menguasai perkataan dan emosinya ketika bertengkar. Sehingga akan berujung pada permusuhan, merusak suasana acara dan saling merugikan diri sendiri.
4. Tidak menyinggung perasaan orang lain
Pexels.com/ThisIsEngineering Perlunya menghargai orang lain akan menambah kualitas hubungan kerja sama dengan semua orang. Tidak dilecehkan dan direndahkan merupakan salah satu hal penting yang perlu diingat. Kapan dan di mana pun, hal ini harus diingat oleh seorang public speaker. Menurut Dale Carnegie,
“seseorang jangan sampai menyinggung perasaan orang lain, merasakan rasa sakit yang dialami orang lain ketika disakiti akan membuat seseorang berpikir panjang sebelum menyinggung perasaan orang lain”.
Meskipun sebagian orang kadang merasa menjadi superior dengan segala kelebihan yang dimiliki, namun bagi public speaker harus meminimalisir sikap ini dengan membayangkan kalau dirinya yang menjadi orang tersebut.
Baca Juga: 5 Zodiak yang Bisa Menjadi Public Speaker Hebat