Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jika dibuat survei, di dunia ini kira-kira ada berapa banyak anak yang hidupnya tidak bahagia karena ketidakhamonisan keluarga, ya? Berapa pun jumlahnya, yang pasti mereka memang ada dan bukan sekadar cerita fiksi.
Kalau kamu ialah salah satu dari anak itu yang kini telah tumbuh dewasa, kamu tentu tahu bahwa ketidakharmonisan keluarga kerap menjadi luka yang bertahan amat lama. Luka itu bahkan terasa abadi.
Walau demikian, usaha untuk berdamai dengan kondisi keluarga yang tidak ideal harus terus dilakukan. Sekalipun tak mudah, mampu berdamai dengannya jauh lebih bermanfaat daripada terus mendendam. Berikut kami jabarkan kelima manfaatnya.
1. Rasa lega seketika menggantikan rasa terbebani
ilustrasi raut lega seorang perempuan (pexels.com/Yan Krukov) Anak yang tumbuh di tengah keluarga yang jauh dari keharmonisan biasanya sulit untuk melangkah dengan ringan. Berbagai luka yang ditimbukan oleh ketidakharmonisan keluarga menjadi beban yang membuat mereka selalu ragu-ragu dan tidak bahagia.
Beban-beban yang menggelantungi dirimu itu perlu diletakkan lalu ditinggalkan. Agar kamu dapat melangkah lebih bebas dan menempuh jarak yang lebih jauh. Tidak ada cara lain kecuali belajar berdamai dengan kondisi keluargamu yang berbeda dari keluarga teman-temanmu.
Baca Juga: 5 Tips Berdamai dengan Kesepian, agar Tenang saat Jalani Hari
2. Kamu dapat mengucapkan selamat tinggal pada kesedihan
ilustrasi perempuan sedih (pexels.com/Engin Akyurt) Seperti disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, salah satu bentuk beban yang dipikul oleh anak dari keluarga yang gak harmonis ialah kesedihan. Apabila diibaratkan dengan warna, kesedihanmu berwarna hitam pekat.
Kesedihan sedalam ini tentu tidak dapat selalu kamu tutupi dengan baik. Bahkan sering kali semua orang langsung tahu bahwa kamu tidak bahagia dan selalu bersedih.
Lebih dari ketidaknyamanan orang lain saat melihat raut sedihmu, kamu sendiri tentu juga tidak suka terus terbelenggu dalam kesedihan. Jika kamu ingin berpisah dari kesedihan itu, belajarlah menerima kondisi keluargamu.
3. Tidak ada lagi kemarahan pada diri sendiri, keluarga, dan semua orang
ilustrasi pria tersenyum (pexels.com/RODNAE Productions) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kekacauan emosi dan cara berpikir kerap terjadi pada anak yang besar dalam keluarga yang tak mampu memberinya rasa aman dan kasih sayang. Tidak diperlukan alasan-alasan yang jelas untukmu bisa marah pada siapa saja.
Dalam kaitannya dengan orangtua, kamu marah atas kegagalan mereka untuk menjadi orangtua yang baik buatmu. Lalu kamu juga marah pada diri sendiri karena ketidakmampuanmu melakukan satu hal saja guna memperbaiki kondisi keluarga.
Dan untuk kemarahanmu pada orang lain, biasanya ini hanya disebabkan oleh rasa irimu atas kondisi keluarga mereka yang lebih baik. Semua kemarahan itu laksana api dan keputusanmu untuk berdamai adalah air yang akan memadamkannya.
4. Kamu akan mampu membangun hubungan yang harmonis dengan siapa saja
ilustrasi menemani anak sarapan (pexels.com/Kampus Production) Sudah bukan rahasia lagi bahwa orang yang batinnya terluka dapat meneruskan luka itu pada orang lain. Contohnya, kamu besar di keluarga yang suka main pukul setiap terjadi pertengkaran.
Kamu harus ekstra waspada dan menyadari adanya kemungkinan kamu akan menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga di kemudian hari. Potensi itu membesar apabila kamu terus memendam kemarahan seperti dalam poin 3.
Kamu harus memutus rantai setan itu. Cukuplah ketidakharmonisan itu terjadi dalam perkawinan orangtuamu. Bukankah kamu sangat ingin memiliki hubungan yang memuaskan dengan semua orang? Entah dalam rumah tangga yang kamu bangun maupun dengan teman-temanmu.
Baca Juga: 5 Cara Berdamai dengan Masa Lalu, Ciptakan Masa Depan Lebih Baik