TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penenang Jika Kamu Merasa Jadi Pecundang dalam Kehidupan

Jangan berkompetisi terus #IDNTimesLife

ilustrasi pulang dengan kekalahan (pexels.com/joshsorenson)

Pernah gak, sih, kamu merasa gak lebih dari pecundang dalam kehidupan? Kamu merasa menjadi orang yang selalu kalah di setiap hal yang kamu lakukan. Ketika kondisimu lagi down banget, kamu bisa sampai berpikir dirimu hanyalah manusia yang dibuat dari sisa-sisa adonan. Ibarat roti, kamu terlalu kecil dan gak mungkin dipajang di etalase toko.

Bila kamu ditanya tentang alasan di balik pemikiran seperti itu, susah untukmu menjawabnya dengan jelas. Namun, kami merangkum kemungkinan sebab-sebabnya sekaligus akan mencoba membuatmu lebih tenang dalam menjalani hidup.

Baca sampai habis, ya!

1. Dunia ini tidak hanya berisi orang pintar dan sangat berbakat

ilustrasi lelah belajar (pexels.com/foto)

Ketika kamu melihat orang-orang di sekitarmu, pernahkah kamu merasa mereka semua sangat hebat? Mereka amat pintar dan berbakat di bidang masing-masing. Itu dibuktikan dengan beragam pencapaian hidup mereka yang membuatmu terkagum-kagum. Sementara kamu secara akademis gak pernah menonjol dan rasanya kamu tidak memiliki bakat apa pun.

Sebaiknya, pencapaian mereka menjadi tambahan motivasi untukmu. Akan tetapi, kamu tidak perlu berusaha terlalu keras untuk menyamai apalagi melebihi pencapaian mereka, ya! Faktanya, orang-orang yang semenonjol itu memang selalu jauh lebih sedikit daripada orang dengan kepintaran dan bakat yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang salah dengan kondisimu sejauh kamu bukan pemalas.

Baca Juga: 7 Cara Menghadapi Kesedihan Setelah Kehilangan Orang Tercinta

2. Sesekali murung adalah hal yang wajar, masalah dalam hidup memang banyak

ilustrasi raut sedih (pexels.com/paul-kerby-genil-1606168)

Sikap paling konyol yang tidak perlu kamu tunjukkan pada siapa pun ialah menyangkal kesedihanmu. Kamu berusaha selalu memasang raut berseri-seri dengan tidak mengakui masalah-masalahmu. Kamu mengukir senyum palsu di wajahmu ketika keluar rumah dan mendung justru akan makin tebal setelah kamu kembali masuk dan mengunci pintu.

Ayolah, kamu hanya manusia biasa. Datang dan perginya berbagai masalah adalah hal yang normal dalam hidup siapa saja. Betul, kamu gak perlu lebay dalam bersedih. Namun, lebih jujur tentang perasaan-perasaan negatifmu justru jalan untukmu menuju kebahagiaan sejati. Semua orang juga mengalaminya, kok. Jadi, untuk apa berpura-pura?

3. Kadang, kamu cuma terlalu memikirkan masa depan

ilustrasi berangan-angan (pexels.com/doya)

Masa depan memang perlu dipikirkan. Sebab masa depan yang cerah harus dipersiapkan, bukan hanya ditunggu dengan pasrah. Hanya saja, gak perlu berlebihan juga, ya! Nanti kamu hanya akan diliputi kecemasan.

Sangking cemasnya, kamu sampai kurang fokus dengan hal-hal penting yang seharusnya kamu kerjakan dengan baik saat ini. Ya, kamu menyiapkan masa depan dengan menjalani hari ini sebaik mungkin. Memikirkannya saja tidak akan melahirkan harapan untuk masa depanmu. Selama hari ini kamu masih menanam, kelak pasti ada yang bakal kamu tuai.

4. Bukan cuma kamu yang bekerja setiap hari demi sesuap nasi, santai saja

ilustrasi seorang kurir (pexels.com/mart-production)

Seberapa sering kamu merasa jenuh sekali dengan rutinitasmu? Beberapa orang bilang, kamu perlu melambatkan hidup dan tidak melulu mencari uang. Namun bagimu, kalau kamu tidak serajin itu dalam bekerja, uang yang diperoleh gak cukup untuk menutup kebutuhan-kebutuhanmu. Tenang, kamu bukan satu-satunya orang yang setiap hari bergelut dengan urusan perut, kok.

Walaupun waktu kerjamu terasa berlebihan bagi orang lain, sejauh kamu masih sanggup, mengapa tidak? Pada dasarnya, tak ada pekerja yang tidak menyukai hari libur. Namun, barangkali libur memang belum menjadi rezekimu saat ini. Di masa mendatang, mungkin kamu bisa berlibur di akhir pekan seperti kebanyakan orang. Sekarang, kamu harus berjuang dulu demi orang-orang tersayang.

Baca Juga: 6 Tanda Kalian Jalani Kehidupan Rumah Tangga dengan Kedewasaan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya