TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Sering Diabaikan, 5 Adab dalam Memberikan Makanan

#IDNTimesLife Bisa memengaruhi kesehatan penerima

Ilustrasi membawa buah (unsplash.com/bryannuke)

Punya niat memberi saja sebenarnya sudah baik. Artinya, kita cenderung punya kepedulian pada orang lain. Paling tidak, ingat akan keberadaan mereka. Hanya saja, jika berhenti sampai di situ dan gak memperhatikan adab, bisa jadi malah berakibat kurang baik.

Sebab makanan itu sesuatu yang akan langsung dinikmati oleh penerima, masuk ke tubuh mereka. Maka kita perlu lebih berhati-hati. Seperti lima hal berikut ini yang harus kita hindari.

1. Jangan memberikan makanan yang sudah kurang layak

Ilustrasi memasak (unsplash.com/purzlbaum)

Misalnya, makanan yang sudah berkali-kali dipanaskan. Selain rasanya sudah berbeda, kandungan gizinya tentu juga telah banyak berkurang. Bahkan beberapa jenis bahan makanan bisa berubah berbahaya untuk kesehatan bila dipanaskan berkali-kali.

Atau, makanan kemasan yang sudah mendekati masa kedaluwarsa. Sebab penerima belum tentu akan langsung mengecek tanggal kedaluwarsanya. Kalaupun sempat mengecek, dimakan pun belum tentu bisa habis sampai masa kedaluwarsanya tiba. 

Jadi mubazir, kan? Pun bisa membuatnya tersinggung karena merasa gak dihormati. Atau, kita membuat kue. Lalu ada bagian-bagian yang gosong. Bukannya bagian itu dibuang atau dimakan sendiri kalau mau, malah yang gosong diberikan pada orang lain dengan dalih biar gak mubazir. Keterlaluan!

2. Jangan memberikan makanan yang menurut kita rasanya gak enak

Ilustrasi menyiapkan makanan (unsplash.com/spencerdavis)

Kalau hanya soal perbedaan selera, masih bisa dimaklumi. Misal, lidah kita cocoknya dengan masakan Indonesia. Namun mendapatkan kiriman makanan Barat atau timur Tengah dalam jumlah lumayan banyak.

Kualitas makanan jelas masih bagus. Namun karena kita kurang menyukainya, kita memberikan sebagian besarnya pada orang lain. Ini gak masalah. Akan tetapi kalau jenis makanannya sebenarnya kita sukai, tetapi rasanya gak enak, ya jangan diberikan pada orang lain.

Misalnya, karena gagal total dalam memasaknya atau sudah hampir basi. Ini berarti makanannya sudah kurang layak seperti dalam poin pertama. Masa yang begitu mau diberikan pada orang lain?

Baca Juga: 6 Zodiak Penuh Sopan Santun Ini Tahu Banget Cara Menghargai Orang Lain

3. Jangan memberi terlalu sedikit maupun terlalu banyak

Ilustrasi seseorang membawa roti (unsplash.com/element5digital)

Memang sih, kita gak perlu memaksakan diri dalam memberi. Namun jangan pula terlalu seadanya sampai kurang patut. Misal, kita tahu anggota keluarga calon penerima banyak. Namun kita hanya memberinya seporsi makanan.

Kalau anggota keluarganya sudah dewasa semua sih, mungkin gak masalah. Akan tetapi jika sebagian besarnya anak-anak, tentu jadi berebutan. Nanti gara-gara seporsi makanan dari kita, mereka malah bertengkar dan menangis.

Orangtuanya jadi harus membelikan tambahan makanan untuk menenangkan semuanya. Sebaliknya, memberikan terlalu banyak makanan basah untuk satu orang juga kurang bijaksana. Nanti dia bingung bagaimana menghabiskannya. 

Apalagi jika dia gak bisa menghangatkannya kembali karena tinggal di kos tanpa fasilitas dapur, misalnya. Sedang semua temannya lagi pulang kampung. Jangan sampai dia seperti dipaksa menyia-nyiakan makanan.

4. Pertimbangkan apakah penerima memiliki penyakit tertentu atau alergi

Ilustrasi makan bersama (unsplash.com/spencerdavis)

Kalau kita gak tahu penyakit atau alergi yang diderita seseorang, tentu kita gak wajib menanyakannya. Terlebih jika gak dekat. Takutnya malah dianggap gak sopan dan kepo. Kalau hubungannya dekat, kita bisa bertanya apakah dia berpantang makanan atau gak.

Gak perlu langsung menanyakan penyakitnya. Nah, kalau gak memungkinkan untuk mencaritahunya, pilih saja makanan yang lebih kecil kemungkinannya menimbulkan alergi atau kurang baik untuk penyakit tertentu. Misal, memilih memberikan ikan air tawar ketimbang ikan laut.

Baca Juga: Ternyata 8 Sikap Sopan Santun Ini Tidak Disukai Orang Lain 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya