TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Alasan Orang Malas Membicarakan Penghasilan, Takut Dimanfaatkan!

Paling gak suka kalau akhirnya diremehkan

ilustrasi karyawan (pexels.com/Yan Krukov)

Kamu tim yang antusias membahas penghasilan atau justru sebisa mungkin menghindarinya? Tenang, tidak ada yang buruk, kok. Sebab, kesukaanmu membicarakannya, tak berarti kamu punya maksud yang jelek.

Kamu mungkin sekadar ingin tahu pendapatan orang-orang di sekitarmu dengan pekerjaan mereka yang berbeda-beda. Bahkan, menjadikannya pertimbangan kala kamu ingin ganti pekerjaan. 

Namun, ada pula orang yang paling malas membahas penghasilan. Di dunia nyata maupun maya, ia tak mau terlibat dalam obrolan seputar itu. Kenapa, ya? Bukan karena dia gak percaya diri dengan pendapatannya, ini dia penyebab yang sesungguhnya.

1. Merasa urusan penghasilan terlalu pribadi

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dengan pandangan seperti ini, obrolan seputar penghasilan terasa sebagai pelanggaran privasi baginya. Sesuatu yang tidak etis dilakukan dan rawan membuat orang tersinggung jika sedikit saja ada yang kurang kontrol dalam berbicara.

Ia hanya mau membicarakan soal uang yang dibawanya pulang dengan orang-orang tertentu, seperti atasannya dan keluarga yang dinafkahinya. Di luar itu, sebaiknya gak usah tanya-tanya, deh.

2. Berapa pun penghasilannya, yang penting cukup

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Helena Lopes)

Ia tidak ingin pendapatannya setiap bulan diketahui secara terperinci oleh orang lain. Dia lebih suka orang lain tahu beres saja. Artinya, yang penting mereka mengerti bahwa dirinya tidak dalam kondisi kesulitan ekonomi.

Mau penghasilannya berapa juta, ia mampu menggunakannya dengan bijaksana, sehingga kebutuhannya bersama keluarga terpenuhi. Buat dia, jumlah penghasilan tak lebih penting dari kemampuan mengelolanya.

Baca Juga: 5 Prinsip Penting saat Punya Penghasilan Sendiri, Kelola dengan Bijak!

3. Akan selalu ada penghasilan yang lebih tinggi atau rendah

ilustrasi mengobrol (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada rasa capek setiap membahas penghasilan dengan orang lain. Menurutnya, ini jenis obrolan yang sampai kapan pun gak akan ada kesimpulannya. Setinggi apa pun pendapatan seseorang di antara mereka, pasti di luar itu masih banyak yang menandinginya.

Begitu juga penghasilan yang dianggap paling rendah dalam suatu percakapan, ternyata masih mending bila dibandingkan pendapatan orang lain di luar sana. Panjangnya rentang penghasilan ini bikin pembicaraan tentangnya terasa gak jelas arahnya.

4. Orang tidak memilih pekerjaan semata-mata karena penghasilannya

ilustrasi bekerja (pexels.com/Yan Krukov)

Ada orang yang fokus mencari pekerjaan berdasarkan pendapatan yang diinginkannya. Ia tidak mau melamar pekerjaan lain yang menawarkan upah lebih rendah. 

Namun, ada pula yang menomorduakan penghasilan yang dijanjikan. Dia lebih menitikberatkan pada jenis pekerjaannya dan apakah ia menyukainya atau tidak. Kalau sampai di sini saja urusan pendapatan tak menjadi prioritasnya, buat apa membahasnya?

5. Tak mau terjebak dalam pemikiran tentang pekerjaan dengan penghasilan terbesar dan terkecil

ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Wendy Wei)

Dia paling malas apabila di akhir percakapan bakal ada kesimpulan tentang jenis pekerjaan dengan penghasilan tertinggi sampai terendah. Ia berpandangan kesimpulan begini berbahaya. Sebab, dengan jenis pekerjaan yang sama, penghasilan yang didapatkan bisa berbeda.

Misalnya, di samping pekerjaan utama, seseorang masih punya pekerjaan lain dan berinvestasi. Dapat pula ia tidak punya pekerjaan lain, tetapi karya atau jasanya lebih diminati orang. Dia tak suka adanya generalisasi seputar jenis pekerjaan dengan penghasilan yang dikantongi. Bisa menyesatkan!

6. Khawatir pendapatan kecil membuatnya diremehkan dan pendapatan besar bikin dia dimanfaatkan

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Buatnya, tak ada untungnya berpanjang lebar membahas penghasilan. Barangkali posisi yang paling aman hanyalah jika pendapatannya di tengah-tengah penghasilan teman-teman. Akan tetapi kalau sampai pendapatannya paling rendah, habislah dia.

Teman-temannya boleh jadi bakal merendahkannya. Sebaliknya, punya penghasilan tertinggi pun gak bikin lega. Orang-orang malah jadi tahu ke mana harus menuju setiap mereka butuh bantuan atau traktiran. Beban banget, kan?

Baca Juga: 5 Ketakutan Cowok Single ketika Mempunyai Penghasilan yang Kecil

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya