TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Orang Menolak Sumbangan dan Hadiah saat Menikah, Sombong?

Sebagai tamu undangan, seharusnya kamu senang

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Sultan Basmallah)

Pernahkah kamu menerima undangan pernikahan dengan tulisan bahwa keluarga tidak menerima sumbangan dalam bentuk uang maupun hadiah? Apa yang kamu pikirkan saat itu? Semoga kamu tidak menilainya secara negatif, ya.

Jangan berpikir keluarga kedua mempelai sok kaya dan meremehkan kemampuan keuangan orang-orang yang diundang. Justru seharusnya dirimu senang karena tak perlu membawa apa-apa. Untuk menjawab rasa penasaranmu tentang alasan pengantin dan keluarganya menolak sumbangan maupun hadiah, berikut penjelasannya.

1. Mencegah gratifikasi

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Spora Weddings)

Secara umum, gratifikasi berarti pemberian terkait layanan atau manfaat yang diterima seseorang. Gratifikasi sering pula disebut sebagai suap terselubung dan menjadi awal dari tindak korupsi. Pejabat yang dilarang menerima gratifikasi harus sangat berhati-hati ketika mendapatkan pemberian apa pun.

Untuk menghindari tuduhan telah menerima gratifikasi, sejumlah orang lebih suka cari aman dengan gak menerima sumbangan atau kado saat menggelar pernikahan. Ini bukan cuma tentang jabatan pengantinnya, tetapi mungkin pula kedua orangtuanya. Sebab bila sampai mereka dicurigai menerima gratifikasi, pemeriksaannya panjang dan sanksinya berat.

Karena larangan memberikan sumbangan serta hadiah telah tercantum dalam undangan, ikuti saja. Bila kamu nekat membawa uang dalam amplop, di tempat acara gak akan disediakan kotak sumbangan. Sedang jika dirimu membawa kado, penerima tamu bisa menolaknya dan bikin kamu malu.

Baca Juga: 7 Alasan yang Bisa Kamu Gunakan untuk Menolak Ajakan Teman saat Mager 

2. Tidak mau memberatkan orang yang diundang

ilustrasi pernikahan (pexels.com/giuseppe messina)

Pengantin dan keluarganya tentu juga sering mendapatkan undangan pernikahan. Di bulan-bulan tertentu yang dianggap baik biasanya banyak sekali orang yang menikah. Kalau dalam sebulan saja ada empat sampai lima undangan pernikahan, orang dapat mengeluarkan uang ratusan ribu cuma buat menyumbang.

Jumlah di atas bila dibandingkan dengan rata-rata pendapatan orang barangkali amat besar. Padahal, kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi juga banyak. Saking memberatkannya bila harus menyumbang berkali-kali dalam sebulan, sebagian orang memilih tidak memenuhi undangan. 

Penyelanggara acara yang mengerti betul tentang hal ini memutuskan buat tegas tak menerima sumbangan dan hadiah. Ini bikin semua orang yang diundang gak usah repot-repot memikirkan sedang ada uang atau tidak. Tamu undangan yang lagi bokek pun dapat hadir tanpa merasa malu karena gak membawa apa-apa.

3. Terpenting doa dan kehadirannya

ilustrasi pernikahan (pexels.com/KEREM KSLR)

Apa sih, yang sebenarnya paling dibutuhkan oleh dua orang yang baru memulai perjalanan berumah tangga? Tentu sebanyak mungkin doa agar pernikahannya berjalan penuh kebahagiaan, dijauhkan dari segala keburukan, dan langgeng. Doa tidak bisa digantikan dengan sumbangan sebesar apa pun atau kado mahal.

Nomor dua setelah doa adalah kehadiran orang yang diundang. Pengantin serta keluarganya pasti sedih dan malu bila tamu undangan banyak yang gak datang. Kursi yang disiapkan sebagian besarnya kosong.

Makanan pun tersisa banyak dan gedung pernikahan tampak sepi. Ini akan mengesankan mereka kurang disukai di lingkungan pergaulan. Sedang mengenai sumbangan, secara logika orang tak akan menyelenggarakan pesta apabila tidak siap secara keuangan.

4. Tujuannya berbagi kebahagiaan

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Jonathan Nenemann)

Di hari itu, pihak yang paling berbahagia ialah pasangan pengantin dan keluarganya. Sementara itu, orang-orang yang diundang mungkin malah sedang punya masalah dan bersedih. Wajar apabila penganti beserta keluarga menerapkan konsep berbagi kebahagiaan.

Mereka ingin menularkan kebahagiaan itu pada seluruh tamu undangan. Acara resepsi tak ubahnya syukuran. Sebagai tanda syukur, mereka mengundang banyak orang untuk makan-makan dan memberikan cendera mata.

Jadi, bukan tamu undangan yang diharapkan memberi mereka kebahagiaan dengan sumbangan serta hadiah. Kamu cukup ikut menikmati kebahagiaan mereka dengan tak perlu membawa apa-apa ketika datang. Kalau kamu memaksakan pemberian, mereka justru merasa gak enak lantaran merasa merepotkanmu.

Baca Juga: 3 Cara Menolak Meminjamkan Uang, Sampaikan dengan Jujur

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya