TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Mengapa Seseorang Merasa Tidak Perlu Personal Branding

Menurutmu personal branding penting gak, sih?

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro)

Personal branding kerap disarankan untuk membuat orang-orang lebih mengenal kemampuan dirinya. Dengan personal branding yang baik, mereka diharapkan lebih memercayai kita khususnya dalam kaitannya dengan profesionalitas kita di suatu bidang.

Media sosial kerap digunakan untuk membangun personal branding karena jangkauannya yang amat luas. Dengan personal branding, karier kita dapat meningkat. Namun, ternyata tidak semua orang merasa perlu melakukan strategi personal branding, lho. Berikut enam alasan yang melatarbelakanginya.

1. Tidak sempat saking sibuknya

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dengan kesibukan yang amat tinggi dan ketiadaan asisten untuk mengelola media sosial, seseorang sudah tidak punya waktu lagi buat membangun personal branding. Sekadar membuka dan melihar kabar di beranda medsos saja jarang sekali sempat, apalagi membuat unggahan khusus untuk personal branding.

Belum lagi menjawab berbagai komentar atas unggahan-unggahannya. Padahal, tidak merespons komentar pada unggahan yang dibuat dalam rangka personal branding juga bisa berakibat buruk. Ia dapat dicap sombong atau tidak serius mengenai isi unggahannya.

Baca Juga: 5 Manfaat Personal Branding di Dunia Kerja, Dinilai Ahli!

2. Sangat nyaman bekerja di balik layar

ilustrasi melukis (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Strategi personal branding sedikit banyak akan mengangkat seseorang untuk tampil di muka publik. Faktanya, tidak semua orang nyaman menampilkan dirinya di depan orang banyak dalam posisi mereka mengenalnya, tapi ia tak mengenal mereka satu per satu. 

Hal ini biasanya dirasakan oleh orang yang amat nyaman bekerja di balik layar. Memaksakan diri buat tampil melalui personal branding malah dapat mengganggu konsentrasinya dalam bekerja serta menghasilkan karya.

3. Personal branding langsung melalui karya

ilustrasi pelukis (pexels.com/Kampus Production)

Bagi mereka yang telah secara konsisten berkarya, upaya khusus untuk personal branding boleh dibilang kurang diperlukan. Sebab, kemampuan serta gagasan-gagasannya telah tertuang di dalam karya-karya tersebut. 

Publikasi atau penyebarluasan karya tersebut dengan sendirinya sudah menjelaskan siapa pembuatnya. Lain halnya apabila seseorang baru mulai berkarya. Personal branding biasanya diperlukan untuk mempercepat masyarakat mengenal karyanya.

4. Kiprahnya di suatu bidang telah panjang dan diketahui banyak orang

ilustrasi berkarya (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Orang yang sudah lama berkiprah di suatu bidang tidak memerlukan lagi pengakuan dari orang lain. Ia telah memiliki rekam jejak yang panjang dan bisa dilihat kembali oleh siapa pun yang merasa perlu mengenalnya.

Berbeda dengan orang yang baru mulai menekuni sesuatu. Selain kebutuhan untuk diakui dan dikenal, kepercayaan dirinya juga biasanya masih kurang. Personal branding bisa membuatnya lebih percaya diri tampil sebagai kreator, pebisnis, musisi, atau profesi apa pun yang ditekuninya.

5. Tak mau terlalu sibuk melakukan personal branding sampai lupa dengan kehidupan nyata 

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dalam melakukan personal branding seharusnya memang berdasarkan kenyataan. Bukan mengada-ada atau membuat citra palsu. Seperti mem-branding diri sebagai pebisnis, tapi kenyataannya tak menjalankan bisnis apa pun.

Masalahnya, orang yang sungguh-sungguh menggeluti suatu bidang pun bisa terlena kalau sudah keasyikan membangun personal branding. Banyaknya respons positif atas branding yang ditampilkan dapat membuat seseorang mulai kendor dalam menjalani kehidupannya di dunia nyata. 

Produktivitasnya di dunia nyata bakal terus mengalami penurunan, selagi usahanya buat membangun personal branding di dunia maya meningkat. Padahal meski personal branding penting, kenyataanlah yang akan membuktikan branding tersebut benar atau tidak.

Baca Juga: 5 Kesalahan dalam Menampilkan Personal Branding, Harus Dihindari, nih!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya