TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Orang Tak Terang-terangan Menunjukkan Kepeduliannya

Bukan berarti gak mau membantu, cuma hati-hati

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Sam Lion)

Kepedulian tentu sikap yang baik. Rasa peduli dapat diwujudkan dengan kemampuan berempati pada orang lain, kesediaan untuk mendengarkan cerita mereka, dan menolong. Lantas, mengapa ada beberapa orang yang sengaja menahan kepeduliannya?

Orang lain sampai bisa mengira dia benar-benar gak mau membantu dan tak punya rasa setia kawan. Ia terkesan lamban bertindak bahkan terkadang mendorong teman atau saudara buat mengatasi sendiri persoalannya. Daripada berburuk sangka, lebih baik memahami kemungkinan enam alasan di balik sikapnya yang tidak terbuka dalam menunjukkan kepedulian berikut ini.

1. Kurang etis jika dilihat orang lain

ilustrasi pria dan perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Secara umum kepedulian memang hal utama yang perlu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari dan pada siapa pun. Akan tetapi, kurangnya kehati-hatian bisa membuat kepedulian itu tampak salah atau setidaknya melanggar norma kepatutan. Contohnya, kamu melihat mantanmu bersedih.

Sebenarnya kamu tahu bahwa ia sedang ada masalah dengan pasangannya. Dalam hati, dirimu sangat peduli padanya serta ingin menghibur. Namun, apa jadinya kalau tindakan itu dilihat dan disalahartikan oleh orang lain?

Jangan-jangan kamu malah dikira hendak memperkeruh hubungan mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman seperti ini, dirimu memilih menahan diri. Kamu tak akan mendekati dan menanyakan masalahnya meski berharap ia segera membaik.

2. Ada profesionalitas yang harus dijaga

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dalam beberapa hal, kepedulian yang berlebihan memang dapat mengganggu profesionalitas di tempat kerja. Sebagai contoh, kawan kantor mencurahkan isi hatinya terkait permasalahan pribadi. Karena kamu temannya, tentu saja dirimu peduli.

Akan tetapi, waktu dan suasananya gak tepat untukmu terus mendengarkan apalagi memberikan banyak tanggapan atas ceritanya. Kamu cuma bisa merespons secara singkat dan kembali bekerja. Semoga kawanmu dapat memahami sikapmu ini.

Nanti ketika jam istirahat atau sepulang kerja, baru dirimu mendekatinya untuk menjelaskan situasinya. Atau, kirimkan pesan agar kalian bicara di luar waktu kerja supaya lebih leluasa. Kepedulian penting, tetapi aturan serta tugas di kantor juga tidak dapat diabaikan.

Baca Juga: 5 Bentuk Kepedulian pada Diri Sendiri yang Sering Dilupakan, Olahraga?

3. Ingin memahami duduk perkaranya dulu

ilustrasi pria dan perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Walau baik, kepedulian yang asal-asalan berpotensi menjadi tidak tepat. Kamu bisa keliru membela atau menolong orang karena tidak benar-benar memahami persoalannya. Maka dari itu, tak ada salahnya kepedulianmu disamarkan dulu.

Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Meski reaksimu atas persoalan orang lain menjadi lambat, tetapi bentuk kepedulianmu lebih tepat. Kamu dapat menolong orang sesuai dengan kebutuhannya.

Sementara itu, kepedulian yang keliru malah bisa menimbulkan permasalahan baru. Untuk problem yang melibatkan lebih dari satu orang misalnya, kamu gak bisa cuma mendengarkan salah satu dari mereka. Sikap sok tahumu bakal memicu keributan yang lebih besar di antara mereka dengan dirimu di tengah-tengah.

4. Kurang mengenal orang yang memiliki masalah

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Kindel Media)

Dalam banyak hal, kamu mungkin secara otomatis menunjukkan kepedulian. Ini dapat didorong oleh perasaanmu yang gampang iba atau situasi yang darurat. Akan tetapi jika tak terjadi kedaruratan, sikapmu pasti amat dipengaruhi oleh seberapa jauh dirimu mengenal seseorang.

Pada orang yang asing atau tidak terlalu dekat, tentu ada perasaan gak enak buat menunjukkkan kepedulian. Takutnya apa yang menurutmu bentuk dari kepedulian justru dinilai orang sebagai sikap ikut campur dan membuatnya tak nyaman. Sebaliknya jika kamu sudah sangat mengenal seseorang, gak perlu berpikir ulang untuk segera menunjukkan kepedulianmu.

Kamu tahu bahwa individu yang sedang pusing oleh masalah akan lebih sensitif dengan kehadiran orang lain. Kecurigaannya menjadi lebih tinggi dibandingkan ketika ia baik-baik saja. Apalagi terhadap dirimu yang gak dekat dengannya.

5. Gak mau terlalu diandalkan

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Membatasi kepedulian sesungguhnya juga cara agar kamu tidak terlalu direpotkan di kemudian hari. Ini sikap yang praktis dan gak salah juga asalkan tak membuatmu terlampau egois. Seperti yang kamu tahu, kepedulianmu dapar dimanfaatkan oleh orang lain.

Awalnya dirimu yang menawarkan bantuan, lama-kelamaan ia tanpa sungkan selalu meminta ini itu darimu. Bahkan, dalam perkara-perkara yang sejatinya bisa dikerjakannya sendiri. Apabila itu sampai terjadi tentu kamu repot sekali.

Tidak selamanya menjadi andalan orang lain membuatmu merasa bangga. Kadang justru kesal kalau itu bikin kamu kecapekan. Dirimu tetap memiliki kepedulian pada sesama, tetapi tidak terlalu jelas dalam memperlihatkannya.

Baca Juga: 5 Sikap Cuek yang Bisa Ditiru, Batasi Kepedulian daripada Ribet

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya