TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Jadi Anak Kos Gak Selalu Menyedihkan

Sebagian orang mencita-citakannya sejak lama 

ilustrasi bahagia (pexels.com/Marc Majam)

Kehidupan anak kos kerap digambarkan memprihatinkan baik dari segi finansial maupun kesejahteraan psikisnya. Anak kos sering dikira kesepian dan selalu ingin pulang ke rumah. Bukannya gak kangen keluarga, tetapi gambaran seperti di atas tak selalu tepat sebab anak kos gak selalu menyedihkan.

Tidak sedikit, kok, anak kos yang menikmati hari-harinya. Bukan berarti tak ada sisi duka selama tinggal di rumah orang. Hanya saja mereka bisa tetap enjoy bertahun-tahun indekos karena enam alasan ini.

1. Pilihan pribadi

ilustrasi anak kos (pexels.com/Yan Krukau)

Semua hal yang dipaksakan tidak akan menyenangkan. Sebaliknya, keputusan pribadi membuat seseorang mantap dan merasa punya tanggung jawab atas pilihannya. Kalaupun selama ngekos terjadi beberapa masalah, ia lebih siap secara mental dalam menghadapinya.

Jadi anak kos bahkan cita-cita sebagian orang sejak mereka masih bersekolah. Terbayang kan, betapa semangatnya mereka kala cita-cita ini terwujud? Mereka sengaja memilih kampus atau tempat kerja dengan penempatan luar kota.

2. Uang saku atau penghasilannya cukup

ilustrasi anak kos (pexels.com/cottonbro studio)

Tidak dimungkiri bahwa faktor keuangan amat memengaruhi kebahagiaan anak kos. Uang saku yang terlalu sedikit atau gak lancar bisa bikin anak kos stres. Bahkan kesehatannya terganggu karena harus berhemat dalam hal makan.

Bila itu tak terjadi, kehidupan anak kos relatif aman dan menyenangkan, kok. Apalagi bila ia sudah bekerja dan pendapatannya cukup memuaskan. Cuma soal waktu untuknya kelak pindah dari kos-kosan ke hunian pribadi.

3. Pemilik dan teman kos baik

ilustrasi anak kos (pexels.com/PNW Production)

Orang-orang yang ditemui di perantauan  juga menentukan kebahagiaan anak kos. Pemilik kos yang galak memang ada. Akan tetapi, pemilik kos yang baiknya minta ampun juga ada.

Anak kos sampai dianggapnya anak sendiri. Ia kerap memberikan makanan buat penghuni kos. Sempurna sudah kalau teman-teman satu atap juga baik. Gak ada yang memberikan pengaruh buruk atau suka menciptakan masalah.

Baca Juga: 5 Tips Buat Anak Kos yang Tinggal Berdua agar Hidup Rukun

4. Makin mengenali diri dan membentuk karakternya

ilustrasi anak kos (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Tinggal terpisah dari orangtua serta saudara punya banyak manfaat. Salah satunya, memudahkan seseorang dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar dirinya. Pengenalan diri ini penting supaya ia memahami sifatnya dan mampu mengarahkan hidupnya dengan lebih baik.

Karakter yang masih samar juga dapat diperjelas melalui merantau. Contohnya, karakternya yang suka menolong belum kuat karena di rumah orangtua yang selalu melakukan kegiatan sosial. Ia hanya melihat dan membantu sedikit. Setelah menjadi anak kos, karakter penolongnya kian tampak sebab ia langsung mempraktikkan ajaran orangtuanya.

5. Bebas dari bayang-bayang orangtua

ilustrasi anak kos (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Selalu berada di bawah bayang-bayang orangtua menimbulkan rasa tidak nyaman. Sering kali juga memengaruhi kepercayaan diri, keberanian bertindak, dan perasaan hanya dihargai oleh orang lain karena faktor orangtuanya.

Dengan menjadi anak kos, bayang-bayang orangtua tak lagi menjangkau kehidupannya. Orang-orang di perantauan gak tahu bahkan tidak peduli tentang nama besar orangtuanya. Orangtua juga tak bisa lagi selalu mengatur dan memaksakan kehendaknya. Beberapa anak akhirnya terbebas dari sikap toksik orangtua.

Baca Juga: 5 Hal Ini Hanya Dirasakan Anak Kos Setiap Kali Buka Puasa, Relate?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya